Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Minggu, 28 Februari 2010

GEREJA YANG SEHAT

KISAH PARA RASUL 2:41-47

Siapa tidak ingin sebuah gereja yang sehat? Apa maksud Saya dengan gereja yang sehat?
GEREJA YANG SEHAT, SEPERTI APA?

Gereja yang sehat seperti gereja mula-mula! Kisah Para Rasul menceritakan sebuah gereja yang sehat. Pertama, gereja yang sehat adalah gereja yang bertumbuh, baik kualitas maupun kuantitasnya. Kerohanian jemaat bertumbuh semakin serupa dengan Kristus. Bukan saja pertumbuhan rohani, tetapi juga bertambah jiwa-jiwa yang diselamatkan. Kedua, gereja yang sehat adalah gereja yang menyenangkan hati Tuhan Yesus. Kerinduan gereja tersebut semata-mata adalah menyenangkan hatiNya. Ketiga, gereja yang sehat adalah gereja yang memuliakan Tuhan Yesus. Bukan saja menyenangkan hati Tuhan, tetapi memuliakan Tuhan! Gereja yang bersaksi dan menjadi kesaksian bagi dunia yang terhilang.

SIAPA YANG MENGUSAHAKAN SEBUAH GEREJA YANG SEHAT?
Pertama, tama harus kita sadari bahwa gereja yang sehat bukan suatu usaha manusia, tetapi semata-mata karya Allah Tritunggal. Tetapi sebagai para pelayanNya, kita-pun diberikan kehormatan untuk turut mengembangkan sebuah gereja yang sehat. Lalu, siapa yang harus mengusahakannya? Gembala sidang? Para pelayan? Pasti bukan! Tetapi SEMUA anggota jemaat, para pelayan dan gembala sidang! Mari bersama-sama mengusahakan gereja kita, menjadi gereja yang sehat. Mari kita lihat ciri-ciri gereja yang sehat dalam kitab Kisah para Rasul pasal 2 dan bagaimana tugas kita mengusahakannya.

1. Gereja Yang Bertekun Dalam Pengajaran Alkitab (ayat 42).
Gereja yang sehat adalah gereja yang bertekun dalam pengajaran Alkitab seperti halnya gereja mula-mula. Mimbar gereja haruslah menyampaikan kebenaran Alkitab. Itu sebabnya kita semua harus membaca dan mencintai Alkitab! Gereja mengajarkan kebenaran Alkitab sedangkan jemaat mencintai firman Tuhan. Sebagai jemaat yang mengusahakan gerejanya menjadi gereja sehat, maka yang harus dilakukan adalah: Membaca dan merenungkan firman Tuhan dengan tekun, setia beribadah dan mengikuti pelajaran Alkitab di gereja! Selain itu setiap jemaat harus menjadi ‘penopang’ kebenaran, dimana firman Tuhan harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari! terakhir, waspada terhadap ajaran sesat.

2. Gereja Yang Memberitakan Injil (ayat 43, 47).
Gereja dapat disebut sehat, kalau gereja itu masih dan tetap memberitakan Injil. Gereja mula-mula giat memberitakan Injil. Gereja harus terlibat langsung dalam memberitakan Injil. Ingat, bahwa memberitakan Injil adalah amanat agung dari Tuhan Yesus (Matius 28:19-20). Gereja harus memberikan dorongan dan pelatihan bagi jemaat untuk memberitakan Injil. Di sisi lain jemaat harus giat memberitakan Injil dan menjadikannya sebagai ‘gaya hidup’. Masih ada hal lain lagi, yaitu mendoakan dan mempersembahkan dana untuk memberitakan Injil. Mau jadi gereja yang sehat? Beritakan InjilNya sampai Tuhan datang.

3. Gereja Yang Hangat Dalam Kasih Kristus (ayat 45-47).
Gereja mula-mula adalah gereja yang anggota jemaatnya saling mengasihi. Mereka berbagi, saling mendoakan dan memperhatikan. Apakah dalam gereja kita kehangatan kasih Kristus terasa? Tugas kita bersama adalah saling mengasihi satu dengan yang lain. Jangan ada kebencian, fitnah dan ketidakacuhan! Mari kita saling mengasihi. Tunjukkan kasih Kristus kepada semua jemaat bahkan jemaat yang baru sekalipun. Dengan kasih yangnyata satu dengan yang olain, dunia akan melihat bahwa Allah dalam Kristus hadir di tengah kita, sehingga merka dapat diselamatkan. Gereja yang hangat dalam kasih Allah menjadi kesaksian bagi dunia yang terhilang. Dan jangan lupa kita juga harus mengasihi dunia yang terhilang.

4. Gereja Yang Penuh Kuasa.
Gereja mula-mula adalah gereja yang menyatakan kuasa Allah. Mujizat terjadi dan kehadiran Allah nyata dalam ibadah, mujiat dan kesembuhan. Hampir diseluruh Kisah para Rasul menunjukkan gereja saat utu adalah gereja kharismatik, dalam arti kuasa dan karunia-karunia Roh Kudus nyata dalam gerejaNya. Bagaimana dengan gereja masa kini? Bagaimana dengan gereja kita? Mari kita bersatu dan berdoa supaya Tuhan mencurahkan belas kasihanNya. Mari kita berdoa dan menggumuli agar Tuhan mencurahkan Roh KudusNya memenuhi seluruh jemaat dan mengulurkan tanganNya mengadakan mujizat dan tanda heran sehingga namaNya dimuliakan.
Akhirnya, mari kita oleh anugerah Tuhan Yesus mengusahakan gereja kita menjadi gereja yang sehat. Sebuah gereja yang tekun dalam pengajaran firman Tuhan: Alkitab, gereja yang terus memberitakan Injil, hangat dalam saling mengasihi dan gereja yang menyatakan kuasa Tuhan. Bukan pekerjaan manusia, tetapi karya TUHAN kita, Yesus Kristus! Bukan usaha satu orang, tetapi usaha kita semua yang rindu gereja ini menjadi gereja yang bertumbuh, menyenangkan hati Tuhan Yesus dan memuliakan namaNya.

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Minggu, 21 Februari 2010

Masihkah kau mencintai-Ku?

Wahyu 2:4-5

Tuhan Yesus mencela jemaat Efesus karena jemaat telah meninggalkan kasih mereka yang semula. Cinta pertama mereka pada Kristus telah ditingglkan! Nah, sebenarnya Tuhan bertanya kepada mereka: “Masihkah kau mencintaiKU?” (ayat 4).


JEMAAT EFESUS, JEMAAT YANG BAIK???

Apabila kita memperhatikan ayat-ayat sebelum teguran ini, sebenarnya jemaat Efesus seolah-olah tidak cocok untuk ditegur demikian. Kita akan bertanya: “Benarkah jemaat telah menginggalkan kasihnya yang semula?” Tetapi Tuhan tetap mencela, Dia bertanya “Masihkah kau mencintaiKU?” Jemaat Efesus adalah jemaat yang baik, tetapi Tuhan melihat hati mereka.


1. Jemaat Yang Giat Berjerih Payah Bagi Tuhan (ayat 2-3).

Tuhan tahu pekerjaan mereka, jerih payah mereka! (ayat 2). Jemaat Efesus adalah jemaat yang giat beribadah dan pelayanan. Mereka tidak kenal lelah (ayat 3). Tetapi Tuhan tetap menanyakan “Masihkah kau mencintaiKU?”. Mengapa? Pasti mereka tidak melakukannya dengan cinta yang semula. Kegiatan tanpa cinta pada Kristus itu kebiasaan tanpa spirit! Rutinitas tanpa jiwa! Dan seringkali kehilangan makna yang terdalam. Bagaimana dengan kita? Apakah kita giat beribadah? Giat melayani Tuhan? Sebab yang giat dan berjerih paya buat Tuhan saja ditanyakan cintanya apalagi yang bermalas-malasan! Sudah pasti yang malas juga sekaligus karena tidak mengasihi.


2. Jemaat Yang Tekun dan Sabar Dalam Penderitaan (ayat 2-3)..

Kitab Wahyu ini ditulis diperkirakan pada masa pemerintahan Domitianus, seorang Kaisar yang kejam terhadap orang Kristen. Saat itu penyembahan kepada kaisar adalah keharusan bagi orang Romawi sehingga orang Kristen yang tidak mau menyembah berhala, mereka mengalami aniaya. Dirajam batu, diadu dengan banteng, singa dan harimau atau dibakar hidup-hidup adalah hal biasa. Tetapi jemaat Efesus disebut tekun dan sabar dalam penderitaan karena nama Tuhan Yesus. Luar biasa bukan? Namun demikian Tuhan mencela dan menanyaakan kepada mereka “Masihkah kau mencintai-KU?”(ayat 4). Nah bagaimana kita bisakah kita tekun dan sabar dalam penderitaan? Dan lagi apakah ketekunan kita karena dorongan kasih Allah dalam diri kita?


3. Jemaat Yang Teguh dan Menegakkan Doktrin (ayat 2, 6).

Jemaat Efesus adalah jemaat yang aktif belajar Alkitab, doktrin dan pengajaran. Mereka tidak gampang percaya kepada mereka yang mengaku rasl. Mereka uji dan mendapati yang palsu segera ditolak (ayat 2). Bahkan ajaran sesat, seperti ajaran Nikolaus mereka tolak dan benci! (ayat 6). namun demikian Tuhan tetap bertanya “Masihkah kau mencintai-KU?” (ayat 4). Kita boleh dan harus belajar firman Tuhan, teologi dan doktrin-doktrin. Pertanyaannya adalah apakah semua itu kita lakukan karena kasih?


DAHSYATNYA CINTA MULA-MULA

Teguran Tuhan Yesus menunjukkan betapa pentingnya cinta mula-mula sebagai motivaasi hidup yang memuliakan Tuhan. Cinta kepada Tuhan Yesus itu dahsyat dan menggerakkan, sekaligus menghidupkan! Marin kita perhatikan kedahsyatan cinta mula-mulaitu:


Pertama, Cinta Pada Tuhan Yesus Menjadikan Penyembahan Lebih Dalam.

Jemaat Efesus sangat rajin beribadah, namun tetap ditanya Tuhan “Masihkah kau mencintai-KU?”. Ya, cinta harus menjadi dasar kita menyembah Tuhan. Tanpa cinta kepada Tuhan, maka penyembahan dan ibadah hanya kebiasaan yang kering dan ujung-ujungnya membosankan. Tetapi apabila didorong rasa cinta, maka penyembahana dan ibadah menjadi aktivitas yang hidup dan selalu kita rindukan. Bukan perkara yang menjemukan, benar kan?


Kedua, Cinta Pada Tuhan Yesus Menjadikan Pelayanan Lebih Bermakna.

Cinta kepada Kristus memberikan makna untuk pelayanan kita. Bayangkan jika isteri melakukan segala sesuatu untuk suaminya karena cinta, pastilah itu sangat bermakna! Baik untuk dirinya sendiri, juga bagi suaminya. Pasti!


Ketiga, Cinta Pada Tuhan Yesus Menjadikan Ketaatan Lebih Tanggap.

Cinta mula-mula kepada Tuhan Yesus menjadikan ketaatan lebih tanggap dan peka terhadap hati Tuhan Yesus! Bukan karena hukum semata seperti jemaat Efesus. Cinta menempatkan diri kita untuk berusaha menyenangkan orang yang kita cintai. Dengan demikian, secara ‘terbalik’, kita juga tidak ingin menyakiti orang yang kita cintai bukan? Bayangkan betapa ajaib cinta mula-mula kepada Tuhan Yesus! Cinta itu seharusnya menjadikan kita peka dan tanggap pada hatiNya sehingga kita akan hidup kudus dan menaati perintahNya.


Keempat, Cinta Kepada Tuhan Menjadikan Kasih kepada Sesama Yang lebih Nyata.

Dalam surat kepada jemaat Efesus ini tidak nampak aktivitas mengasihi sesama. Sebuah gereja yang ‘kering’ dalam kasih terhadap sesama. Nah, jika cinta mula-mula kepada Tuhan Yesus ada di hati kita, tidak mungkin kita tidak mengasihi sesama! (Band. 1 Yohanes 4:20-21).

Tuhan Yesus bertanya pada kita semua: “Masihkah kau mencintai-KU? “ Mari kita jawab bukan hanya dengan ucapan bibir saja, tetapi dalam tindakan; penyembahan dan pelayanan yang lebih dalam, ketaatan dan mengasihi sesama. Jangan lengah, lakukan semuanya karena kita mengasihi Tuhan kita, Yesus Kristus yang lebih dahulu mengasihi kita.

Pdt. Lukas Widiyanto S.Th.

Selasa, 16 Februari 2010

GEMBALA YANG BAIK

YOHANES 10:11-18

Tuhan Yesus menyatakan diriNya sebagai gembala yang baik. Pernyataan ini ditujukan kepada orang banyak, termasuk para orang Farisi yang juga ada disekitar tempat itu (band. 9:40-41). Jadi pernyataan Tuhan Yesus bahwa Dia adalah gembala yang baik adalah kabar kesukaan bagi mereka. Tuhan Yesus adalah gembala yang baik, bagi yang mau ikut Dia akan menerima hidup kekal! (Band. 10:10-11). Namun pernyataan ini juga ditujukan kepada para murid-muridNya yang mengikuti Dia! (Baca konteks pada 9:1-4). Bagi para muridNya, termasuk kita, pernyataan Tuhan Yesus adalah firmanNya yang menguatkan! Bayangkan, Dia adalah gembala yang baik, pastilah hidup kita terpelihara sempurna!


TANGGAPAN DALAM KERAGUAN

Bagaimana tanggapan orang banyak dan para orang farisi dan orang banyak? Mereka meragukan bahkan tidak peraya! Aneh, padahal mereka melihat mujizat yang Tuhan Yesus buat (lihat 10:19-21). Bagaimana murid-muridNya? Alkitab tidak menceritakan dan itu sebabnya Saya tidak berhak memberi tafsiran. Yang terpenting bagaimana tanggapan kita, yang adalah murid-muridNya? Meragukan atau mempercayai bahwa Tuhan kita, Yesus Kristus, adalah Gembala yang baik? Beberapa dari kita, mungkin menanggapi dengan keraguan. Melihat kondisi dan apa yang kita alami. beberapa orang diantara kita, mungkin juga Saudara, akan berkata: “Bagaimana mungkin Tuhan adalah Gembala yang baik, kalau saya ada dalam masalah, menghadapi sakit-penyakit, tantangan dan pergumulan yang sangat berat seperti ini?” Ijinkan saya menyampaikan apa yang Tuhan ‘taruh’ di hati Saya, bahwa jangan ragukan bahwa Tuhan Yesus adalah Gembala yang baik! Nats yang kita baca memberikan bukti dan dasar yang kuat untuk mempercayai pernyataan Tuhan Yesus, Dia adalah Gembala yang baik bagi domba-dombaNya, termasuk Saudara!


1. Tuhan Yesus Sendiri yang menyatakannya!

Hal pertama yang meyakinkan kita adalah pernyataan ini adalah pernyataan Tuhan Yesus sendiri! Apa yang masih kita ragukan dari Tuhan Yesus, hai murid-murid Yesus? Sudah berapa lama kita mengenal Dia? Kebimbangan yang muncul di hati orang banyak, termasuk orang Farisi, justru membuat saya meyakini bahwa kita tidak seharusnya meragukan Yesus, Tuhan kita (baca 10:19-21). Karena jika mereka yang baru mendengar pernyataanNya saja menjadi bimbang, dalam arti setengah percaya, maka kita yang sudah kenal dan percaya seharusnya semakin percaya bukan? Mereka hanya melihat satu mujizat kesembuhan orang buta! Tetapi kita sepanjang kepengikutan kita, kita melihat dan menikmati mujizatNya! Sepanjang kepengikutan kita, kita mengenal dan merasakan kasihNya. Lalu apa yang harus diragukan? Mari kita mempercayai bahwa Tuhan Yesus adalah Gembala yang baik! Percayakan hidup Saudara kepadaNya!


2. Tuhan Yesus memberikan nyawaNya bagi domba-dombaNya (ayat 11).

Tuhan Yesus SUDAH membuktikan kebaikanNya, kualitasNya sebagai Gembala kita yang baik! Dia berikan nyawaNya bagi kita, domba-dombaNya. Tuhan Yesus mati di kayu salib bagi kita. Ini penyerahan yang aktif dan disadari oleh Tuhan bukan paksaan. Tuhan Yesus berkata tentang nyawaNya, “Tidak seorangpun dapat mengambilnya dari padaKu, melainkan Aku memberikannya menurut kehendakKu sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya...” (ayat 18). Lalu apa motifasiNya? Pasti KASIH! Tuhan berikan nyawaNya karena mengasihi kita, domba-dombaNya (band. cara Tuhan membandingkan diriNya dengan gembala upahan ayat 11-13). Ada berkat yang ajaib dari kayu salib, kita beroleh hidup dan hidup yang penuh kelimpahan! (ayat 10). Nah, jika Tuhan Yesus sudah membuktikan bahwa Dia-lah Gembala yang baik, mau apalagi? Percayalah dan percayai senantiasa!


3. Tuhan Yesus mengenal domba-dombaNya (ayat 14).

Ini bukan lips service, Tuhan Yesus benar-benar mengenal domba-dombaNya (band. ayat 2-3). Lihat saja, Dia mengenal para muridNya. Ingat Maria dan Marta yang berduka? (Yoh 11). Dia kenal Marta yang membutuhkan pengajaran yang mendalam. tetapi kepada Maria, Dia ‘hanya’ turut menangis, mengapa? Karena Dia mengenal mereka! Masih perlu contoh? Lihat Petrus, Tuhan mengenalnya karakter, keberanian, ketakutan dan kebutuhanNya. Tuhan berdoa bagi Petrus saat dia membutuhkan doa. Tuhan memulihkan saat Petrus butuh pemulihan (Yoh 21:15-17). Karena Dia mengenal Petrus. Dia mengenal Saudara! Mengenal kejatuhan dan kegagalan Saudara, sebab itu bertobat dan kembalilah pada Tuhan Yesus. Dia mengenal kebutuhan Saudara, datang dan bersandarlah padaNya!

Tuhan Yesus adalah Gembala yang baik, Dia sendiri yang menyatakannya bagi kita, Dia buktikan dengan menyerahkan nyawaNya bagi kita dan Dia sangat mengenal siapa kita. Bukankah ini membuktikan bahwa Tuhan kita, Yesus Kristus adalah Gembala yang baik kemarin, hari ini dan seumur hidup kita? Apa lagi?

Pdt. Lukas Widiyanto S.Th.

Mari MenyembahTuhan

Mari MenyembahTuhan

Mazmur 95 : 6-7

Pemazmur mengajak umat Tuhan untuk masuk ke Bait Allah dan sujud menyembah kepadaNya! “Masuklah marilah kita sujud menyembah, berlutut dihadapan TUHAN yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita dan kitalah umat gembalanNya dan kawanan domba tuntunan tanganNya”. (ayat 6-7). Apakah Saudara ke gereja untuk menyembah Tuhan Yesus Kristus? Apakah kita sedang menyembah Tuhan dengan sungguh-sungguh dari hati yang terdalam? Mari kita renungkan apa yang dfrimankan TUHAN dalam Mazmur 95:6-7!

Menyembah TUHAN, Apa Itu?

Mari kita simak pengertian ini; menyembah Tuhan adalah mempersembahkan ucapan bibir yang keluar dari hati kita berupa pujian, pengagungan dan memuliakan TUHAN! Ada beberapa hal yang penting kita perhatikan. Pertama, menyembah Tuhan berarti memberikan sembah, menaikkan persembahanan kepada Tuhan. Penyembahan bukan doa permohonan, tetapi persembahan kepada Tuhan. Kedua, selalu berhubungan dengan ucapan bibir. Jadi jangan diam saja saat diajak menyembah Tuhan. Kita bisa mengucapakan “haleluya” (artinya terpujilah Yahweh), “Kami sembah Engkau Tuhan” atau “Kami meninggikan Engkau” dan masih banyak lagi ungkapan pengagungan kepada Tuhan. Atau kita juga dapat menyebut nama Tuhan, karyaNya dan sifat-sifatNya yang agung untuk memuliakan Dia. Ketiga, penyembahan harus keluar dari hati kita, bukan sekedar ucapan bibir saja. Mari, naikkan pujian dan penyembahan kepadaNya.

Sikap Dalam Menyembah TUHAN

Pemazmur mengajarkan beberapa sikap, yaitu: sujud dan berlutut (lihat ayat 6-7). Namun masih banyak lagi suikap-sikap menyembah Tuhan, misalnya berdiri dengan rasa hormat, mengangkat tangan kita, duduk dengan kepala tertunduk, menengadahkan tangan dan mungkin masih bisa ditambahkan lagi. Tetapi yang terpenting adalah sikap takut dan menghormati TUHAN kita, Yesus Kristus! Ingat, bahwa penyembahan harus keluar dari hati kita. Jika dari hati yang paling dalam kita menyembah TUHAN , maka sikap kita pasti adalah sikap takut dan hormat pada TUHAN.

Alasan Kita Menyembah TUHAN

Mengapa kita harus menyembah Tuhan? Pemazmur menunjukkan 3 alasan penting, yaitu:

1. Karena TUHAN adalah ALLAH!

Ya, TUHAN adalah ALLAH (ayat 7). Tuhan Yesus Kristus adalah ALLAH! Pertama, Dia-lah Penyebab Utama (Causa Prima) dari segala sesuatu dan Dia Mahasegalanya! Itu berarti bahwa hanya TUHAN saja yang layak menerima penyembahan kita. Tidak ada yang lain! Kita perlu hati-hati, sebab ternyata Iblis-pun minta disembah (Matius 4:8-11) dan dia ingin merampas penyembahan yang sejati bagi Allah untuk dirinya. Kedua, Ingatlah jika Dia Allah, maka sebelum kita menyembah Dia, Dia sudah Mahamulia. Sebab itu adalah anugerah TUHAN kalau kita diijinkan dan diajak untuk menyembah Tuhan Yesus bersama ribuan para malaikatNya!

2. Karena TUHAN adalah PENCIPTA Kita!

Kita menyembah TUHAN karena Dia-lah Sang Pencipta dan kita adalah ciptaanNya (ayat 6-7). Tuhan memang layak menerima penyembahan dari ciptaanNya, buatan tanganNya bukan? Kedua, ingatlah ketika TUHAN menciptakan kita, Dia mendesain kita untuk menjadi penyembah-penyembah! Lihat saja Dia memberikan kita roh untuk dapat berkomunikasi dengan Tuhan. Dan Tuhan juga memperbaiki hubungan kita dengan Dia melalui penebusan Tuhan Yesus dan karya Roh Kudus saat kita percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi kita. Bandingkan dengan ciptaan lain, hanya manusia yang dapat berpikir tentang Allah, memuji dan berdoa kepadaNya. Akal budi untuk menyembah Tuhan; tangan untuk diangkat, bertepuk tangan; kaki untuk berlutut, berdiri dan bersujud; mulut yang lengkap dengan alat-alatnya untuk mengeluarkan suara,untuk memuji dan menyembah Tuhan. Daftar ini maih dapat dilanjutkan. Luar biasa bukan? TUHAN mendesain kita untuk menjadi pemuji dan penyembah DIA! Jadi, sembahlah Tuhan Yesus, Pencipta kita!

3. Karena TUHAN Adalah Gembala Kita!

Tidak ada hubungan yang digambarkan begitu indah selain seorang gembala. Tuhan adalah Gembala yang baik bagi kita (band. Mazmur 23). Dia Pemimpin umat-Nya sebab itu layak menerima hormat, ketaaatan dan kemuliaan. Di sisi lain, “Gembala” menunjukkan pemelihara hidup umatNya sebab itu layaklah Dia menerima ungkapan syukur dan penyembahan kita. Jika kita ada hari ini semua karena pemeliharaan TUHAN, Gembala hidup kita. Jika demikian, tidakkah kita tergerak untuk menyembah TUHAN?

Nah, sekarang saatnya kita bersujud dan mempersembahkan penyembahan kita kepada Tuhan Yesus Kristus, ALLAH, Pencipta dan Gembala jiwa kita. Mari!

Pdt. Lukas Widiyanto S.Th.


Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN