Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Minggu, 30 Mei 2010

RAHASIA MENGALAMI MUJIZAT TUHAN

Matius 14:22-32

Sangatlah mengejutkan bahwa dalam perahu terdapat dua belas murid Tuhan Yesus, tapi hanya satu orang yang mengalami mujizat berjalan di atas air, yaitu Petrus. Sebelas murid yang lain hanya tinggal dalam perahu dan “disibukkan” dengan gelombang karena angin sakal. Demikian pula dalam sebuah gereja banyak terdapat jemaat, tetapi tidak semua jemaat mengalami mujizat Tuhan. Mengapa? Dari mujizat yang dialami Petrus, kita belajar 3 rahasia penting, bagaimana mengalami mujizat Tuhan:

I. Petrus Mempunyai Mimpi (kerinduan)

Ya, Petrus mempunyai mimpi. Mimpi untuk bisa berjalan di atas air seperti Yesus (ayat 28). Mimpi ini yang tidak dipunyai oleh sebelas murid lainnya. Untuk dapat mengalami mujizat Tuhan, kita perlu memiliki mimpi. Ingin berhasil dalam usaha, studi, masa depan? Milikilah mimpi! Terkadang orang merasa pasrah dengan kondisi hidupnya. Orang seperti ini tidak mempunyai mimpi dan tidak akan mengalami mujizat Tuhan. Milikilah mimpi dan serahkan mimpi kita kepada Tuhan. Bagi Tuhan tidak ada sesuatu yang mustahil! Ia sanggup melakukan sesuatu yang mustahil sekalipun (Yeremia 32:17)

II. Petrus Mengambil Keputusan Untuk Melangkah

Mimpi akan tinggal mimpi, bila tidak ada keputusan untuk melangkah. Petrus mengambil keputusan untuk melangkah, keluar dari perahu dan mencoba berjalan di atas air dan ia pun dapat berjalan di atas air seperti Yesus. Petrus mengalami mujizat! Ketika kita berani melangkah untuk menggapai mimpi, kita akan mengalami mujizat Tuhan. Sekalipun dalam peristiwa tersebut Petrus menjadi takut karena tiupan angin. Namun inilah resiko yang harus kita hadapi, ketika kita mengambil keputusan untuk melangkah. Seringkali dalam menggapai mimpi, kita mengalami kegagalan. Tetapi dari kegagalan itu pun, kita mendapat suatu pelajaran berharga untuk kita melangkah lebih baik. Kalau hari ini, kita memiliki mimpi usaha kita diberkati, mulailah mengambil langkah menemukan strategi-strategi usaha yang baik. Kalau kita memiliki mimpi menjadi orang yang berhasil dalam studi, mulalilah mengambil langkah dengan belajar sungguh-sungguh (tidak malas). Kalau kita memiliki mimpi menjadi seorang pelayan Tuhan yang diurapi, mulalilah melangkah dengan memohon urapan Tuhan dan melayani dengan sungguh-sungguh dan setia.

III. Dalam Kesulitan, Petrus Berseru kepada Yesus

Ketika Petrus menjadi takut dan kemudian mulai tenggelam, Petrus berseru kepada Yesus (ayat 30). Dalam kesulitan dan kegagalan, mari kita berseru kepada Yesus dan memohon pertolonganNya. Dan Yesus pun segera mengulurkan tanganNya untuk menolong Petrus. Tuhan selalu siap untuk menolong kita, sebab itu berserulah kepadaNya.

Jika kita rindu mengalami mujizat Tuhan dalam hidup kita; dalam rumah tangga, usaha/pekerjaan, studi, masa depan, milikilah mimpi (kerinduan), serahkan mimpi kita kepada Tuhan, karena bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Melangkahlah! Sekalipun ada resiko yang kita hadapi. Berserulah kepada Dia dalam kesulitan kita. Tuhan selalu ada untuk menolong kita. Tuhan Yesus memberkati.


Pdt. Henokh Wilianto, MA
(Gembala GBI Maranatha-Surabaya)

Minggu, 23 Mei 2010

MENGENAL ROH KUDUS

Kisah Para Rasul 19:1-2

Rasul Paulus melayani hingga suatu saat sampai di Efesus. Di sana ada murid-murid Tuhan, artinya, mereka adalah pengikut Tuhan Yesus melalui penginjilan Apolos. Namun mereka belum mengenal Roh Kudus, bahkan mendengar tentang ada Roh Kudus saja belum! Bagaimana dengan Saudara? Sudahkah mengenal Roh Kudus? Mengenal bukan sekedar tahu, namun memiliki relasi yang akrab dengan Roh Kudus.

SIAPAKAH ROH KUDUS?
Roh Kudus adalah Allah, Pribadi (oknum) ketiga dalam trinitas Allah. Pertama, Roh Kudus adalah Allah, bukan sekedar kuasa. Alkitab dengan tegas menjelaskan bahwa Roh Kudus pada hakekatnya adalah Allah. Dalam perintah agung-Nya, Tuhan Yesus memposisikan Roh Kudus berasama-sama dan setara dengan Allah Bapa dan Anak (yaitu diriNya sendiri - Matius 28:19-20). Sejalan dengan ini, rasul Paulus juga menempatkan Roh Kudus sebagai Allah, setara dengan Bapa dan Tuhan Yesus Kristus dalam ‘doa berkat’ yang ditujukan kepada jemaat Korintus (2 Korintus 13:13). Jadi, Roh Kudus adalah Allah. Kedua, Roh Kudus adalah Allah yang berpribadi bukan sekedar kuasa atau tenaga aktif! Perhatikan bahwa Alkitab senantiasa menyatakan bahwa Roh Kudus adalah seorang pribadi! Tuhan Yesus menyebut Roh Kudus dengan kata ganti untuk manusia ketika menjelaskan pekerjaan Roh Kudus, Penghibur yang akan diutusNya (Yohanes 14:25-26). Dan lagi Alkitab menunjukkan karya atau pekerjaan Roh Kudus adalah tindakan-tindakan yang hanya dapat dilakukan oleh seorang pribadi bukan sekedar tenaga! Pribadi berarti memiliki akal (intelektual), perasaan dan kehendak. Dan Roh Kudus memilikinya! Misalnya dalam Yohanes 14:25-26, tindakan Roh Kudus menunjukkan Dia adalah Pribadi Allah. Roh Kudus diutus, mengajar dan mengingatkan. Rasul Petrus menyebutkan bahwa Roh Kudus dapat didustai dan sekaligus menghakimi yang berdusta padaNya (Kisah Para Rasul 5:1-6). Rasul Paulus dalam Efesus 4:30 mengingatkan agar jemaat Efesus tidak mendukakan hati Roh Kudus. Roh Kudus dapat didukacitakan menunjukkan bahwa Dia adalah Pribadi. Ya, Roh Kudus adalah pribadi Allah!

BAGAIMANA SIKAP YANG SEHARUSNYA TERHADAP ROH KUDUS?

Setelah mengetahui bahwa Roh Kudus adalah pribadi Allah, bagaimana sikap yang seharusnya kita tunjukkan kepada Allah Roh Kudus? Paling tidak ada tiga sikap yang sudah seharusnya ada pada kita sebagai orang yang mengenal Roh Kudus.

1. Menghormati Roh Kudus!
Jika kita sudah mengenal Roh Kudus adalah pribadi Allah, maka sikap yang pertama adalah menghormati Roh Kudus. Pertama, nyatakan rasa hormat kita pada Roh Kudus dalam ibadah! Memuji dan menyembah dengan kesungguhan, tidak bermain-main dengan ibadah, mendengar firman dengan sungguh-sungguh adalah sikap-sikap menghormati kehadiranNya. Kedua, menghormati Roh Kudus harusnya di mana saja. Ingat bahwa Dia adalah Allah, maka Dia Mahahadir! Bahkan Dia tinggal di dalam orang percaya selama-lamanya (Yohanes 14:16-17 band. 1 Korintus 6:19). Mari menghormati Roh Kudus dengan tidak mendukacitakan hatiNya dan hidup dalam kekudusan di mana saja dan kapan saja.


2. Menaati dan Dipenuhi Oleh Roh Kudus.
Jika Roh Kudus adalah pribadi Allah, maka kita harus menaatiNya, seperti kita menaati apa yang diajarkan Kristus! Dan memang Roh Kudusmengajarkan apa yang dikatakan Tuhan Yesus (Yohanes 1414:25-26 band. 16:12-15). Rasul Paulus memerintahkan agar kita memberikan diri untuk dipenuhi Roh Kudus terus-menerus (Efesus 5:18). Injinkan Roh Kudus menguasai hidup kita untuk melakukan firman Tuhan!


3. Membangun Relasi Yang Karib Dengan Roh Kudus.
“Mengenal bukan sekedar tahu” itu sebabnya bangunlah persekutuan yang erat dengan Roh Kudus. Dia Allah yang berpribadi. Perhatikan bahwa jemaat mula-mula memiliki relasi yang begitu erat dengan Roh Kudus. Mereka mengalami Roh Kudus (Kisah Para Rasul 19:6). Bahkan Roh Kudus ‘membisiki’ jemaat untuk menasehati Paulus agar tidak ke Yerusalem dahulu (Kisah para Rasul 21:4). Tentu saja, hubungan yang akrab dengan Roh Kudus bukan usaha untuk ‘dengar-dengar’ suara Roh Kudus. Perhatikan bahwa Roh Kudus yang membisiki jemaat bukan jemaat yang ‘minta-minta’ dibisiki! Membangun persekutuan yang erat dengan Roh Kudus adalah membangun persekutuan dengan Dia dalam pujian, penyembahan dan doa, membaca dan merenungkan firman Tuhan (Alkitab) setiap hari. Mulailah dari sekarang dan jangan terkejut apabila kuasa Roh Kudus nyata dalam hidup Saudara!

Mau mengenal Roh Kudus lebih dalam? Hormati, taati, rindukan kepenuhan Roh Kudus terus menerus dan bangun persekutuan dengan Dia setiap hari. Dia menantikan Saudara!

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Selasa, 18 Mei 2010

DUA KALI “DAMAI SEJAHTERA BAGI KAMU”


Yohanes 20:19-23

Setelah kebangkitanNya, Tuhan Yesus menempakkan diri kepada murid-muridNya. dan dalam satu kesempatan. Tuhan Yesus menempakkan diri dengan menyapa: “Damai sejahtera bagi kamu!” sebanyak dua kali.
I. “Damai Sejahtera bagi Kamu” Yang Pertama. A. Damai Sejahtera Tuhan Yesus melenyapkan rasa takut murid-muridNya dan diganti dengan damai sejahtera (Yohanes 20:19). Kondisi murid-murid pada waktu itu dalam ketakutan terhadap orang-orang Yahudi dan tentara Romawi, sehingga mereka berkumpul dalam ruangan yang terkunci. Tetapi ruangan yang terkunci tidak menghalangi kehadiran Tuhan Yesus untuk memberikan damai sejahtera ganti rasa takut. Apakah kita mengalami ketakutan dalam hidup ini? Takut dengan pergumulan hidup (pekerjaan, ekonomi, rumah tangga, masa depan)? Tuhan Yesus sanggup melenyapkan rasa takut kita dengan damai sejahteraNya. Dalam beberapa kesempatan, Tuhan Yesus mengajar murid-muridNya untuk tidak takut. Ketakutan sendiri adalah tanda bahwa kita kurang percaya kepada Tuhan (Matius 8:23-27). Belajar tenang karena Tuhan ada untuk menolong (Matius 14:22-23). Bahkan dalam menyampaikan amanat agungNya, Tuhan Yesus meneguhkan mereka supaya tidak takut dalam memberitakan InjilNya. Dalam Kitab Wahyu kita juga diteguhkan supaya tidak takut, karena Tuhan Yesus adalah Yang Awal dan Yang Akhir” (Wahyu 1:17-18). Jangan takut! Damai sejahtera Tuhan melenyapkan segala ketakutan kita. Damai sejahtera Tuhan seperti sungai yang tidak pernah kering (Yesaya 48:16-19). B. Damai Sejahtera Tuhan Yesus memberikan sukacita (Yohanes 20:20). Ketika murid-murid melihat Tuhan, mereka bersukacita. Damai sejahteraNya mengubah dukacita menjadi sukacita. Rasul Paulus mensihati kita untuk bersukacita dalam pengharapan (Roma 12:12), karena pengharapan akan hidup yang kekal adalah dasar untuk orang percaya bersukacita. Dan bukan itu saja, kita bersukacita karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba dan pengantinNya telah siap sedia (Wahyu 19:7).
II. “Damai Sejahtera Bagi Kamu!” Yang Kedua. Damai sejahtera yang kedua ini dikaitkan dengan pengutusan untuk memberitakan Injil. Melalui damai sejahteraNya, Tuhan mengutus murid-muridNya untuk memberitakan Injil, supaya setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat serta dibaptis akan diselamatkan (Markus 16:16).Tuhan Yesus menghembusi murid-muridNya; “Terimalah Roh Kudus.” Tuhan memperlengkapi murid-muridNya dengan kuasa Roh Kudus supaya mampu bersaksi (Yohanes 20:23). Ketika kita manjadi saksi Tuhan, maka Roh Kudus menyertai kita. Rasul Petrus berkata bahwa ia dan Roh Kudus menjadi saksi Tuhan untuk memberitakan Kristus yang mati disalib dan bangkit menjadi pemimpin dan Juruselamat (Kisah Para Rasul 5:20-23). Sudahkan kita menjadi saksi Tuhan? Memberitakan InjilNya di keluarga dan lingkungan kita? Ingatlah, Roh Kudus menyertai kita dalam memberitakan Injil sehingga banyak orang percaya kepada Tuhan Yesus dan diselamatkan. Kiranya damai sejahtera dari Tuhan Yesus Kristus membuat kita tidak takut lagi, membuat kita bersukacita dan mari kita memberitakan InjilNya Tuhan Yesus memberkati.

Pdt. Gersom Sunarto (Kupang - NTT)

Minggu, 09 Mei 2010

BERMEGAH DALAM SALIB KRISTUS

GALATIA 6:14

Rasul Paulus menyatakan bahwa ia bermegah hanya dalam salib Tuhan Yesus! Saat itu ada orang-orang Yahudi yang mengaku Kristen, yang menekankan bahwa orang Kristen HARUS bersunat. Mereka memegahkan diri mereka sebagai ‘orang yang bersunat’. Bahkan nampaknya, bagi yang tidak sunat akan mengalami aniaya dari kelompok ini! (ayat 12). Tetapi Rasul Paulus tidak mau bermegah kecuali dalam salib Kristus! Bagi Paulus sunat tidak menyelamatkan, tetapi percaya dan menerima Kristus - yang tersalib- sebagai Tuhan dan Juruselamat-lah setiap orang memperoleh keselamatan kekal. Sebenarnya Paulus memiliki banyak hal untuk dimegahkan. Namun Paulus memilih untuk bermegah hanya dalam salib Tuhan Yesus. Untuk ke-Yahudi-an, Paulus adalah orang Yahudi ‘tulen’, disunat, farisi dalam hal hukum Taurat (1:13-14 band. Filipi 3:4-7). Tetapi ia tidak bermegah atas semuanya itu, ia bermegah hanya dalam salib Kristus. Selain itu, Paulus adalah hamba Tuhan yang memiliki kedudukan tinggi (ia adalah seorang rasul), pandai, berpengalaman dalam pelayanan dan melayani dengan kuasa Tuhan! Namun Paulus tetap bermegah hanya dalam salib Kristus. Apa yang Saudara megahkan dalam hidup ini?

Mengapa Paulus Dapat Bermegah Dalam salib KRISTUS?
Mengapa Paulus dapat bermegah hanya dalam salib Kristus? Apa yang membuatnya begitu bangga, bahkan siap teraniaya karena salib Tuhan Yesus?

1. Karena Paulus Mengenal ORANG Yang Tergantung Pada Salib Itu.
Paulus benar-benar mengenal siapa yang tegantung di kayu salib itu! Dengan tegas Paulus menekankan bahwa bukan sembarang salib, tetapi “salib Tuhan kita, Yesus Kristus” (ayat 14). Paulus mengenal Tuhan Yesus. Bagi Paulus Yesus adalah Anak Allah, Allah yang mahasegalanya (1:1-5 band. 2:20). Dialah Allah yang menjadi manusia dan mati bagi dosa-dosanya. Kedua, Paulus mengenal Yesus sebagai Tuhan yang mengasihi dirinya (2:20). Kata ‘mengasihi’ di sini bukan menunjuk pada mujizat atau berkat-berkat ataupun kesembuhan yang dialaminya, tetapi dihubungkan dengan penyerahan diriNya bagi Paulus di kayu salib! Kenalkah Saudara dengan Yesus? Kenalkah Saudara bahwa yang tergantung di kayu salib adalah Allah sejati yang mau ‘turun’ ke dunia dan mati bagi kita? Kenalkah Saudara pada Dia yang mengasihi dengan menyerahkan nyawaNya untuk menebus hidup Saudara? Tidak heran Paulus begitu bermegah pada salib Kristus karena dia mengenal Pribadi yang tergantung pada salib itu: Yesus, Tuhan, Anak Allah, Juruselamat yang mengasihi dirinya. Jika kita mengenal Dia, maka tidak dapat tidak, kita akan bermegah dalam salib Kristus.

2. Karena Paulus Mengenal KUASA Salib
KRISTUS.
Kuasa salib Kristus amat luar biasa, dan itu yang dialami oleh Paulus. Bagi Paulus salib Kristus mematahkan kutuk hukum Taurat yaitu dosa (3:13-14). Kita yang terkutuk dibawah hukum Taurat sudah seharusnya menerima hukuman mati, kebinasaan kekal. Tetapi oleh Kristus yang tersalib, Dia patahkan kutuk itu dengan tergantung di kayu salib sehingga kita beroleh hidup kekal. Bahkan berkat Abraham, keselamatan dan bagian dari Roh Kudus kita terima. Betapa ajaib kuasa salib Kristus!
Kedua, bagi Paulus salib Kristus mematahkan kuasa dosa dan dunia (6:13-14). Dunia telah tersalib bagi kita, yang percaya Tuhan Yesus, dan kita tersalib bagi dunia! Artinya, dunia dalam pengertian sistemnya yang dikuasai dosa dan si jahat telah ‘mati’ bagi kita. Kejahatan tidak lagi berkuasa atas kita! Di sisi lain kita tersalib bagi dunia, artinya kita, manusia lama telah tersalib,sehingga dunia yang jahat tidak dapat lagi menjatuhkan kita karena kita telah mati bagi dunia itu. Bagaimana mayat masih menginginkan dunia yang dikuasai si jahat dan dosa? Ini semua dikerjakan oleh salib Kristus! Luar biasa bukan? Itu sebabnya Paulus bermegah hanya dalam salib Kristus. Ya, karena kuasa yang dikaerjakan Kristus melalui salibNya!

3. Karena Paulus Mengenal TUJUAN Dari Salib
Kristus.
Paulus mengenal tujuan Allah melalui karya salib Kristus, yaitu menjadikan orang yang percaya kepada Kristus, CIPTAAN BARU! (ayat 15). Kristus tersalib supaya setiap orang yang percaya kepadaNya menjadi ciptaan baru di dalam Dia. Paulus berkata: “Hidupku bukannya aku lagi tetapi Kristus dalamku!” (2:20). Manusia telah rusak oleh dosa dan kehilangan kemuliaan Allah, tetapi Allah mengasihi dan tidak membiarkannya. Maka pada saat yang ditentukanNya, Allah memberikan Kristus untuk menjadikan kita ciptaan baru dengan jalan Dia harus mati di atas kayu salib menanggung hukuman atas dosa! Melalui salib, Tuhan menjadikan kita ciptaan baru. Bukankah seharusnya kita hidup sebagai ciptaan baru? Dengan tingkah laku baru, yaitu dalam kebenaran dan kekudusan? Betapa mulia tujuan salib Kristus. Itu sebabnya Paulus bermegah hanya dalam salib Kristus.

Akhirnya, Jika kita mengenal Yesus Kristus yang tergantung di kayu salib itu, mengenal kuasa salib Kristus yang melepaskan kita dari dunia yang jahat ini dan mengerti bahwa tujuan salib Kristus yang menjadikan kita ciptaan baru, tidakkah kita bermegah juga dalam salib Tuhan kita, Yesus Kristus? Mari kita bermegah dan bernyanyi selalu:
SalibNya, salibNya selama mulia...
Dosaku di sucikan...
Oleh darah Yesus...

Pdt. Lukas Widiyanto S.Th.

Minggu, 02 Mei 2010

KEMENANGAN YANG MEMBERI KEMENANGAN


I Petrus 3:18-20
Kebangkitan Kristus menang atas maut, maka kita yang percaya kepada Tuhan Yesus juga menang. Ayat 19-20, haruslah ditafsirkan sebagai proklamasi kemenangan Kristus atas kebangkitanNya. Inilah pokok pemberitaan Injil yang pertama. Sebagaimana Paulus dalam pelayanannya di Atena, sebuah kota yang penuh dengan penyembahan kepada dewa-dewa, kebangkitan Kristus diberitakan (Kisah Para Rasul 17:16-34). Sekalipun pemberitaan tersebut tidak lepas dari banyaknya penolakkan atau penyangkalan akan kebangkitan Kristus itu sendiri. Tetapi tetap saja fakta-fakta tentang kebangkitan Kristus begitu nyata, diantaranya:
a. kain kafan Yesus masih berada di tempatnya (Yohanes 20:6-7)
b. Murid- murid Yesus tidak mungkin rela mati syahid demi suatu kebohongan (jika Kristus ternyata tidak dibangkitkan)
c. Pertumbuhan dan eksistensi jemaat Kristen di seluruh dunia
d. Penampakkan Yesus kepada banyak orang
Jika Kristus tidak dibangkitkan maka sia-sia kepercayaan kita (Ibrani 15:17). Kebangkitan Kristus adalah keunikan kekeristenan dan kemenangan Kristus membawa kita kepada kemenangan, yaitu:

I. Kemenangan Atas Maut
Ketika mati, Kristus ada di dalam maut. Bukan berarti Kristus kalah dengan maut, tapi karena Kristus adalah Allah penguasa. Dan maut dikalahkan oleh kebangkitanNya. Setiap manusia akan mengalami maut atau kematian (kecuali diijinkan hidup pada kedatanagan Tuhan yang kedua). Bagi orang percaya, kematian merupakan pintu gerbang menuju hidup kekal di Surga. Dan ini merupakan suatu kepastian

II. Kemenangan Atas Iblis
Kita diberi kuasa untuk mengusir Setan/Iblis dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Mau tidak mau, setiap anak Tuhan menjadi musuh Iblis. Dan dunia ini adalah medan peperangan kita dengan Iblis. seharusnya kita menang atas Iblis karena kebangkitan Kristus memberi kita kemenangan atas Iblis. Apakah kita menyadari hal ini? Jangan pernah takut dengan Iblis. Ingatlah, kita sudah menang atas Iblis.

III. Kemenangan Atas Dosa
Sebelum kita percaya kepada Tuhan Yesus, kita ada dibawah kutuk dosa, dan kita adalah orang-orang yang akan binasa. Namun Karya Kristus di atas kayu Salib membayar lunas dosa kita. Kristus membenarkan kita. Seharusnya hidup kita memuliakan Allah dengan mengusahakan hidup yang berkualitas dan bermakna. Kristus hidup di dunia hanya 33,5 tahun, tetapi hidupnya memiliki makna, yaitu pelayanan yang luar biasa dan memberkati manusia di seluruh dunia. Apakah hidup kita bermakna dan berkualitas? Atau kita telah menyia-nyiakan hidup kita? Marilah kita setia beribadah dan melayani Tuhan dan sesama dengan sungguh-sungguh.

IV. Kemenangan Atas Segala Tantangan Dan Kesulitan
Kebangkitan Kristus memberi kita kemenangan atas segala tantangan dan kesulitan hidup. Sebagaimana Rasul Paulus diberi “duri dalam daging” (I Korintus 12:7-10). Tetapi melalui “duri dalam daging” itu Allah menyempurnakan kuasaNya. Bukankah setiap kita masing-masing juga memiliki tantangan dan kesulitan hidup? Ya, tetapi kita dapat menang atas segala tantangan oleh karena kebangkitan Kristus. marilah kita hidup bergantung pada Tuhan dengan sungguh-sungguh.

Kemenangan Kristus membawa kita berkemenangan atas maut, Iblis, Dosa dan tantangan hidup. Biarlah kita menjadi orang-orang yang berkemenangan, bahkan lebih dari pemenang. Tuhan Yesus Memberkati.


Pdm. Dr. Abigail Susana, M.Th

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN