Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Minggu, 31 Juli 2011

MERAJAKAN YESUS

MATIUS 21:1-11

Orang banyak sudah salah mengenali Yesus yang masuk ke Yerusalem dengan mengendarai seekor keledai! (ayat 10-11). Mereka hanya mengenali Dia sebagai nabi dari nazaret. Tidak salah, namun disayangkan, mereka gagal menangkap kehadiran Yesus sebagai Raja di atas segala raja, bahkan Raja Sorga! Ini yang ingin disampaikan Matius kepada kita: Yesus adalah Raja di atas segala raja! YESUS, Raja segala raja!
secara jelas matius, menunjukkan bahwa Yesus bukan sekedar nabi dari Nazaret. Dia Raja di atas segala raja.

1. Yesus adalah Raja yang dinubuatkan (ayat 4-5).
Matius menegaskan bahwa masuknya Tuhan Yesus ke Yerusalem adalah penggenapan dari nubuat nabi Zakharia dalam kitab Zakharia 9:9. Nubuat ini menyatakan bahwa akan datang dan masuk Yerusalem seorang Raja yang dinantikan, Raja yang dil, berjaya dan lemah lembut dan satu tanda lagi, Dia menaiki seekor keledai! dan hari itu nubuat ini tergenapi.

2. Otoritas Yesus menunjukan bahwa Dia adalah Raja di atas segala raja (ayat 1-3, 6).
Tuhan Yesus memerintahkan murid-muridNya untuk melepaskan dan meminjam keledai dan mereka taat (ayat 1-3). Lebih lagi, pemilik keledai-pun menuruti kehendak Yesus, karena Dia berotoritas! (ayat 6) Bayangkan hanya dengan kalimat “Tuhan memerlukannya” maka pemiliknya melepaskan keledai itu (ayat 6). Tuhan Yesus memiliki otoritas, bahkan hati manusia ada dalam gengaman tanganNya! Perlu ditambahkan bahwa keledaipun , meski belum pernah ditunggangi dapat ‘tunduk’ pada otoritasNya (band. Markus 11:2).

3. Kemahatahuan Yesus menegaskan bahwa Dia adalah Raja (ayat 1-3).
Tuhan yesus bukan hanya Raja di atas segala raja, tetapi Dialah raja sorga, Allah yang menjadi manusia! Dia mahatahu. Perhatikan saja bagaimana Dia tahu ada keledai yang tertambat dengan anaknya (ayat 1-6 band. Lukas 19:32). hanya Allah yang mahatahu bukan? Tidak diragukan, Yesus adalah Raja Sorga yang turun ke duni.

4.Pengagungan orang banyak pada Yesus mengonfirmasi-kan bahwa Dia-lah Raja di atas segala raja (ayat 9).
Pengangungan orang banyak berisi penyembahan kepada Raja yang mereka nantikan! Perhatikan seruan orang banyak yang menyebutNya “Anak Daud” yang menunjuk pada Mesias yang dinantikan (Band. Matius 22:24). Sekaligus Raja karena keturunan Daud akan menjadi raja selamanya (band. 2 Samuel 10). Injil lain jelas menunjukkan bahwa pengagungan orang banyak berhubungan dengan kerajaan, ya kerajaan Allah (Markus 11:9-10. Bahkan Injil Yohanes menyebutkan bahwa Yesus diagungkan sebagai Raja! (Lukas 19:38 band. Yohanes 12:13).

MERAJAKAN YESUS!
Hanya satu jawaban bagi pertanyaan “Siapakah Yesus” dari kisah ini, yaitu: Dialah Raja di atas segala raja! nah, tinggal kita seharusnya merajakan Dia, menempatkan Dia sebagai Raja di atas segala raja! bagaimana itu?

1. Percaya dan terimalah Tuhan Yesus sebagai Raja, yaitu Tuhan dan Juruselamat Saudara secara pribadi! Dialah Raja Sorga, hanya melalui Dia kita dapat menerima keselamatan kekal dan kerajaan kekal.

2. Sembah dan layanilah Yesus, Raja di atas segala raja. Seperti orang banyak yang melayani dan menyembah Tuhan Yesus sudah selayaknya kita menyembah dan memuliakan Dia lewat hidup, waktu dan harta kita (ayat 8-9). Awas, jangan seperti orang Farisi yang tidak mau menyembah, justru melarang orang lain menyembah dan melayani Tuhan Yesus (Band. Lukas 19:39).

3. Jangan takut lagi menghadai hidup ini. Jika kita percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Raja, apa yang harus kita takutkan? Dia Raja-nya! Kekuatiran dan ketakutan hari depan? Tantangan? Pergumulan? Ingat, Dia Raja-nya, Dia yang mahamulia, mahakaya dan terpenting berdaulat! Semua ada ditanganNya bukan? Jika demikian singkirkan ketakutan, mari berjalan dengan Sang Raja yang menuntun dari kemenangan kepada kemenangan!

4. Tunduk dan taat kepada Tuhan Yesus, Raja di atas segala raja! Tidak ada sikap yang lebih tepat untuk merajakan Yesus dalam hidup kita selain MENTAATI Dia! Lihat saja, bagaimana murid-murid taat pada perintah Tuhan Yesus. mengherankan, pemilik keledai juga tunduk dan taat. Lebih mengherankan keledai yang belum pernah ditunggangi itu juga tunduk dan taat pada Yesus! (Mark 11:2). Lalu bagaimana dengan kita? Apakah kita tunduk dan taat pada sabdaNya? Jadikan Yesus Raja di atas segala Raja dalam hidup saudara! Tuhan Yesus memberkati!

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Minggu, 24 Juli 2011

HIDUPLAH DALAM KEHENDAK TUHAN


YAKOBUS 4:13-16

Pembacaan kita dalam surat Yakobus 4:13 ini, kita dapat menemukan bahwa manusia seringkali mempunyai rencana menurut kemauannya sendiri. Kemauan manusia sendiri dalam 3 hal.

Pertama, kemauan diri sendiri dalam hal waktu. Perhatikan kata “hari ini”, “besok” dan “setahun” dalam ayat 13 ini. Kita berpikir bahwa waktu ada dalam genggaman tangan kita, padahal tidak! Waktu ada dalam tangan Tuhan sendiri. Waktu Tuhan tidaklah sama dengan waktu ‘maunya’ manusia. Seringkali kita menganggap bahwa kita bisa semaunya sendiri dengan waktu, padahal saat Tuhan memanggil kita, maka kita tidak akan bisa berbuat apa-apa (Pengkhotbah 9:12). Oleh sebab itu jangan mengandalkan diri sendiri dalam hal waktu, tetapi berserahlah kepada Tuhan sebab waktu ini milik Tuhan. Kita ada hanya karena anugerah Tuhan.

Kedua, Kemauan sendiri dalam hal tempat atau tujuan. Lihat ayat 13 dimana orang tersebut berpikir akan ke “kota anu”. Janganlah kita pergi ke suatu tempat tanpa persetujuan Tuhan. Ada contoh di Alkitab yang karena pergi tanpa persetujuan Tuhan, keluarga tersebut mengalami banyak kesusahan. Itu adalah keluarga dari Elimelekh (Rut 1:1-5). Naomi mengalami kepahitan setelah mereka meninggalkan Betlehem ke Moab karena bala kelaparan di Israel. Mari kita berserah kepada Tuhan dalam hal tujuan.

Ketiga, kemauan sendiri dalam dalam hal keuntungan atau nasib. Di ayat 13, orang tersebut mau berdagang dan dia berpikir setahun akan beruntung. Ini pikiran yang salah jika tanpa melibatkan Tuhan. Keberuntungan ada di dalam tangan Tuhan! Ketika kita tidak melibatkan Tuhan saat bekerja untuk mencari keuntungan sebenarnya kita sudah menganggap diri mampu melakukan segala sesuatu tanpa Tuhan. Kita menganggap dengan bekerja dengan keras tanpa henti akan membuat cepat kaya dan mendapat keuntungan yang banyak, padahal keberuntungan ada di tangan Tuhan jadi masalah kesuksesan ditentukan oleh Tuhan (Yesaya 45:5-7). Oleh sebab itu berserah dan andalkan Tuhan dalam hal keberuntungan supaya Tuhan memberkati kita.
Mengapa kita harus mengandalkan Tuhan dalam ketiga perencanaan di atas? Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada kehidupan kita, sebab kehidupan kita ini sangat singkat seperti penggambaran dari penulis kitab ini yaitu seperti uap (Yak. 4:14).

Dalam Yakobus 4:15 firman Tuhan ini menasihatkan agar kita seturut dengan kehendak Tuhan, jangan melangkah tanpa kehendak Tuhan. Karena hidup kita atas kehendak Tuhan. Kalau Tuhan tidak menghendaki kita hidup, pasti kita mati dan kita tidak dapat menolak hal tersebut (Kejadian 38:7). Apabila hidup kita karena kehendak Tuhan , maka kita harus hidup seturut kehendak Tuhan (Efesus 5:17; 1 Tesalonika 2:12; Kolose 1:9-13). Kita harus belajar mengerti kehendak Tuhan dan melakukannya dalam kehidupan kita. Apa kehendak Tuhan? Tentunya segala kebenaran dari firman Tuhan! Bekerja dengan cara yang jahat pasti bukan kehendak Tuhan. Demikianlah kehendak Tuhan adalah kebenaran dan kekudusanNya. Kalau kita mau hidup berserah dan mengenadalkan Tuhan dalam perencanaan kita, kita pasti diberkati karena waktu, tujuan (termasuk masa depan) dan keberuntungan kita ada dalam genggaman tangan Tuhan. Mari kita hidup seturut kehendak Tuhan. Hiduplah dalam kehendak Tuhan!

Pdt. Gersom Sunarto

Minggu, 17 Juli 2011

PENGUNDANG SEJATI

LUKAS 7:36-50

Setiap kali kita beribadah kepada Tuhan, tentu kita ingin mendapat sesuatu yang baik, yaitu berkat-berkat dari Tuhan. Namun hal ini tidak diperoleh Simon ,seorang Farisi yang mengundang Yesus datang makan di rumahnya. Tentu ada penyebabnya. Melalui kisah ini, kita melihat sikap Simon dalam mengundang Yesus. Boleh dikata, bahwa Simon ini seorang pengundang yang aneh (ay. 36), mengapa?

Yang pertama, Simon tidak menyediakan air untuk membasuh kaki Yesus (ay. 44), karena dalam budaya orang Yahudi, seseorang akan menyediakan air untuk membasuh kaki tamu di depan rumah sebelum ia masuk ke rumahnya.

Yang kedua, Simon tidak memberi salam kepada Yesus yaitu ciuman (ay. 45). Salam dalam Budaya Yahudi adalah ciuman, di Indonesia biasanya berjabat tangan.

Yang ketiga, tidak meminyaki kepala Yesus dengan minyak (ay. 46). Dalam tradisi Yahudi ada tanda khusus yang diberikan kepada tamu khusus, yaitu memberi minyak pada kepala tamu. Sehingga secara tidak langsung dia meragukan kenabian dari Yesus. (dalam ay. 39 Simon menganggap Yesus nabi, tetapi meragukan kuasanya).

Terkadang kita sebagai orang Kristen juga sama seperti Simon, mengundang Yesus tetapi tidak menganggap-Nya, saat Yesus berfirman kita menolaknya. Simon mengundang Yesus tanpa tujuan. Sebab itu tidak ada kata-kata berkat untuk Simon. Sebaliknya Yesus menyampaikan kecaman-kecaman terhadap orang-orang Farisi, termasuk Simon. Bahkan hal ini berlanjut dalam bentuk pertentangan-pertentangan antara Yesus dengan orang-orang Farisi.
Sekarang kita beralih kepada seorang pribadi yang lain., yaitu perempuan berdosa yang datang juga pada waktu itu. Perempuan tersebut meminyaki kaki Yesus dengan minyak serta menyekanya dengan rambutnya. sangat berbeda dengan Simon. perempuan ini tidak mempunyai ‘jalur’ untuk mengundang Yesus, tapi dia punya kesempatan untuk bertemu Yesus. Perempuan ini menangis karena dosa-dosanya, ia menyadari kekurangannya. Bukankah Tuhan mengampuni orang yang mengaku dosa, karena Ia setia dan adil (Yoh 1:9). Orang yang tidak menyadari kekurangannya adalah orang yang terhilang. Perempuan ini menyeka kaki Yesus dengan rambutnya. Hal ini memberi makna rohani yang penting bagi kita. Artinya segala pelayanan kita lakukan, layak kita letakkan di bawah kaki Yesus. Bukankah, para tua-tua melemparkan mahkotanya dihadapan Anak Domba. Kebanggan yang kita miliki layak diletakkan di bawah kaki Yesus.
Seringkali kita menyebut diri sebagai orang yang rohani, tapi sebenarnya tidak rohani. Kita sama seperti orang Farisi yang bangga dengan dirinya. Tetapi kita lihat perempuan yang dilihat orang karena terkenal berdosa tetapi Yesus menganggapnya lebih rohani.
Karena ketika ia bertemu dengan Yesus dia datang tidak dengan tangan yang hampa,tetapi dia membawa minyak wangi dalam buli-buli (membawa persembahan yang terbaik dari kepunyaannya). kemudian menuangnya di kaki Yesus. Perempuan ini menaruh hal yang paling berharga di kaki Yesus. Pertanyaan bagi kita orang-orang yang percaya kepada-Nya saat ini, Apa yang paling berharga dalam kehidupan kita? Apakah itu harta kita, kedudukan kita? Kita taruh di mana kebanggaan kita tersebut, di atas kepala kita atau di bawah kaki Tuhan?
Bagi orang Indonesia, hal yang paling berharga adalah “harga diri”. Dan harga diri ini yang sering membuat seseorang tidak tidak berkenan kepada Tuhan. Sebagai contoh, karena harga diri seseorang sulit untuk mengampuni. Hal ini disebabkan oleh harga dirinya tidak ditaruh di kaki Yesus, saat kita menaruh harga diri kita di kaki Yesus maka kita tidak akan sulit untuk mengampuni karena Yesus yang memampukan kita untuk mengampuni orang lain.

Pertanyaan bagi kita saat ini, siapakah kita, perempuan yang menjamu Yesus dengan baik atau simon orang Farisi yang mengundang Yesus tetapi tidak melakukan apa-apa buat Tuhan?. Adakah kita mau seperti perempuan yang dianggap berdosa yang walaupun tidak bisa mengudang Yesus, tetapi mau menjamu dan berbuat yang terbaik untuk Yesus. Tuhan Memberkati.

Pdt. Japikir Lumban Raja, S.Th

Minggu, 10 Juli 2011

MENGENAL KASIH KRISTUS

Efesus 3:18-19
Rasul Paulus berdoa agar jemaat Efesus bersama orang-orang kudus, termasuk kita dapat memahami dan mengenal kasih Kristus. Kata “memahami” dan “mengenal” digunakan sekaligus dalam dua ayat ini menunjukkan betapa penting dan serius pemahaman dan pengenalan kasih Kristus ini bagi Paulus. Berikutnya, rasul Paulus menghendaki jemaat Efesus bukan sekedar mengerti secara pengertahuan saja, namun lebih dari itu dapat mengenal dalam arti pengenalan karena mengalami kasih Kristus. Apakah kita memahami dan mengenal kasih Kristus, Tuhan kita?

SEPERTI APAKAH KASIH KRISTUS ITU?
Sejak gereja awal, bapa-bapa Gereja menghubungkan kasih Kristus ini dengan kayu salib. Pemahaman yang sederhana dan tidak ada salahnya, karena salib Kristus memang menunjukkan kasih dari Tuhan kita, Yesus Kristus bagi kita. Namun bukan hanya itu yang dimaksudkan oleh rasul Paulus. Ada 2 hal yang seharusnya kita pahami apa yang dipahami Paulus mengenai kasih Kristus dalam surat Efesus ini, yaitu:

a. Kasih Kristus, pertama-tama adalah kasih yang menyelamatkan
Paulus memahami bahwa kasih Kristus adalah juga kasih Allah dan kasih itu adalah kasih yang menyelamatkan kita (Efesus 2:1-4 band. 1:5-7). Kasih Allah nyata dalam karya Tuhan Yesus yang mati di kayu salib. Oleh darahNya kita beroleh selamat, pendamaian dengan Allah dan sesama! (band. Galatia 2:20; Roma 8:27). Kasih Kristus, kasih yang menyelamatkan kita yang seharusnya dimurkai Allah sehingga kita beroleh selamat. Luar biasa bukan?

b. Kasih Kristus, kasih yang tidak terbatas (Efesus 3:18-19).
Paulus ingin menjelaskan bahwa kasih Kristus iti kasih yang TIDAK TERBATAS! Paulus menggambarkannya dengan istilah “betapa panjang, lebar, tinggi dan dalamnya kasih Kristus” sehingga kita tidak akan pernah dapat mengukurnya. Selanjutnya kasih Kristus itu “melampaui apa yang kita pikirkan”, meskipun demikian, kita didoakan agar memahami dan mengenali kasih Kristus itu! Kasih yang melampaui pikiran kita. Berikutnya, kasih Kristus tidak terbatas berarti kasih itu akan terus kita temukan setiap saat dalam hidup kita. Tidak ada saat dan tempat di mana kita tidak dapat menemukan kasih Kristus itu. Bahkan jika mungkin kita tidak temukan kasihNya, pastilah kita yang akan ditemukan oleh kasih Kristus itu!

BETAPA PENTING MENGENAL KASIH KRISTUS!
Betapa seriusnya Paulus berdoa agar jemaat memahami dan mengenal kasih Kristus. mengapa? Karena mengenal kasih Kristus sangat penting bagi kita!

1. Menjadikan kita kuat menjalani hidup ini.
Dengan mengetahui bahwa Kristus SUDAH mengasihi kita dengan kasih yang menyelamatkan dan tidak terbatas, seharusnya menjadikan kita kuat menjalani hidup ini. Hidup penuh tantangan dan kesulitan, benar! Namun jika Saudara tahu -lebih tepat kenal- kasih Kristus, apa yang harus ditakutkan dan menjadikan kita lemah? Kita sudah diselamatkan, penderitaan hanya ‘batu kecil’ untuk berpijak melangkah masuk dalam kebahagiaan kekal. Bahkan semakin besar pergumulan kita, semakin besar pula kasih Kristus dicurahkan bagi kita! Ingat, kasihNya tidak terbatas bukan? Jadi tidak ada alasan untuk tidak bersyukur, menjadi lemah dan takut karena kasih Kristus kasih yang sudah menyelamatkan kita dan kasih yang TIDAK TERBATAS! Kenallah kasih Kristus dan adilah kuat!

2. Menjadikan kita semakin mengasihi Tuhan dan sesama.
Kasih akan menumbuhkan kasih! Saya kira ini ‘pepatah’ yang sangat tepat. Ketika kita mengenal kasih Kristus, maka kasih itu akan mendorong kita belajar mengasihi Tuhan dan sesama. Paulus menjelaskan bahwa kasih Kristus seharusnya mendorong kita untuk semakin rindu untuk membalas kasihNya dengan hidup bagi Tuhan Yesus Kristus (Efesus 5:1-2). Hidup menjadi penurut Allah yang mengasihi kita. Mari kita hidup dalam terang, taat kepada Tuhan Yesus dan FirmanNya, bukan dalam dalam kegelapan dosa. Biarlah ibadah, kebenaran dan kekudusan hidup yang kita persembahkan adalah dorongan kasih Kristus. Kasih Kristus juga akan mendorong kita mengasihi sesama (Efesus 5:1-2, 4:32). semakin kita dikasihi seharusnya kita juga semakin mengasihi. Orang yang mengenal kasih Kristus akan terdorong untuk mengasihi sesama. Memberkati, berbagi, menolong, mengampuni, memaafkan dan menjadi pendamai adalah ciri khas dari orang-orang yang mengenal kasih Kristus. akhirnya, saya ingin memberi ilustrasi. Ada seorang anak gadis SMU yang sangat cantik, namun sayang ibunya buruk rupa. Kulit tangan kanannya, lengan dan sebagain wajah sebelah kanannya keriput seperti luka habis terbakar. suatu hari anaknya mengadakan acara dengan teman-temannya di rumahnya. Ibu itu senang dan membuatkan anak gadisnya bersama teman-temannya minuman. Saat mengeluarkan minuman teman-temannya terdiam dan kaget melihat ibu yang buruk rupa itu. Setelah ibu itu menyuguhkan minuman segera masuk sambil berbasa-basi. Teman-teman gadis itu bertanya “Siapa itu tadi yang bawa minuman ya?” Gadis itu dengan sedikit berbisik dan wajah ogah-ogahan menjawab: “Pembantuku kok...udah jangan dianggap...” Gadis itu tidak tahu ternyata ibunya belum masuk ke dalam dan dibalik tirai pintu ibu itu mengusap air matanya. suatu sore, ibu itu memanggil anak gadisnya duduk di beranda rumah dan berkata: “Tahukah kamu mengapa ibu buruk rupa? Suatu hari rumah ibu terbakar, semua menyelamatkan diri, tapi anak ibu satu-satunya masih ada di kamar tidurnya. Ibu berlari meski banyak orang melarang bahkan menghalangi. Ibu terjang kobaran api dan ibu berhasil menyelamatkan bayi ibu...Tapi tangan, lengan dan sebagaian wajah ibu terbakar seperti ini.Tahukah kamu siapa bayi itu? Itu kamu anakku.” Tahukah Saudara bahwa Tuhan Yesus sangat mengasihi kita bukan saja menyelamatkan kita dari kebakaran, tapi dari neraka yang kekal. bukan saja berkorban tangan, lengan dan wajah, tetapi nyawaNya! Itulah kasih Kristus bagi kita. Tidakkah kita semakin mengasihi Dia dan sesama?

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Minggu, 03 Juli 2011

TETAPLAH PENUH ROH KUDUS


Efesus 5:18

Banyak orang Kristen hanya memohon dipenuhi Roh Kudus hanya pada saat memperingati hari Pentakosta. Setelahnya tidak lagi menganggapnya penting! Padahal tanpa Roh Kudus, kita tidak mungkin hidup berkemenangan dan melayani dengan efektif! Satu lagi yang memprihatinkan adalah banyak orang Kristen yang berapi-api saat ibadah KKR (Kebangunan Rohani) dan kepenuhan Roh Kudus, namun hari-hari atau bulan-bulan selanjutnya tidak lagi bersemangat. Seperti kerupuk yang ‘melempem’ kena air. Ini bukanlah kehendak Tuhan! Tuhan, melalui Perjanjian Baru mengajarkan supaya setiap orang Kristen tetap penuh Roh Kudus! Kita akan memeriksa 3 ayat yang penting, yang ditulis rasul Paulus sehubungan dengan tetap penuh dengan Roh Kudus. Perhatikan ayat-ayat tersebut di bawah ini
“Jangan kamu mabuk dengan anggur, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh! (Efesus 5:18).
Rasul Paulus menegaskan bahwa orang Kristen tidak boleh bermabuk-mabukan, tetapi harus penuh dengan Roh Kudus. Di sini dijelaskan dua hal yang penting; Pertama, kita diperintahkan penuh Roh Kudus dan kedua, kita diperintahkan untuk penuh Roh Kudus secara terus menerus! (dalam bahasa Yunani kata ‘penuh’ berbentuk present yang menunjukkan bahwa ‘penuh’ ini sebuah tindakan yang harus dilakukan terus menerus) Artinya, setiap hari orang Kristen harus memberikan dirinya dikuasai oleh Roh Kudus, bukan hanya saat ibadah kepenuhan Roh Kudus atau Pentakosta.
“Janganlah padamkan Roh!” (1 Tesalonika 5:19). Dalam ayat ini Paulus menegaskan agar jemaat Tesalonika tidak memadamkan ‘api’ Roh Kudus. Ya, karya Roh Kudus tidak boleh dipadamkan. Artinya setiap orang Kristen harus mengijinkan karya Roh Kudus tetap atau terus menerus menyala dalam kehidupan mereka.
“Janganlah kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan!” (Roma 12:11).
Rasul Paulus kepada jemaat Roma, mengingatkan supaya mereka berapi-api untuk melayani. Beberapa terjemahan menyatakan bahwa Paulus memerintahkan jemaat untuk bernyala-nyala oleh Roh Allah. Bukankah memang tanpa Roh Allah, kita tidak dapat terus bernyala dengan kekuatan diri sendiri?
Jadi, kita diperintahkan Tuhan untuk tetap atau terus menerus penuh dengan Roh Kudus! Bagaimana kita dapat tetap penuh dengan Roh Kudus?

1. Miliki dan bangunlah persekutuan yang intim dengan Roh Kudus.
Jika kita rindu memiliki kehidupan rohani yang hidup, tetap penuh dengan Roh, maka kita harus memiliki persekutuan dengan Roh Kudus (Galatia 5:25). Kita menemukan prinsip ini dijelaskan Tuhan Yesus dalam Yohanes 15:1-9. Jangan hanya dipenuhi Roh Kudus saat ini, tetapi bangunlah hubungan yang karib dengan Roh Allah! Berdoalah dan baca firman Tuhan setiap hari dan rajinlah beribadah ini semua membangun keintiman dengan Roh Kudus, Roh Allah.

2. Hendaklah selalu ‘haus’ dan rindu untuk dipenuhi Roh Kudus.
Hanya yang haus, dipuaskan Tuhan. Hanya ‘yang lapar’ dikenyangkanNya (Band. Matius 5:6 dan Yohanes 7:37-39). ‘Kehausan’ rohani adalah ‘kondisi kerohanian alami’ kita yang paling sering kita abaikan! Jangan abaikan, mari kita terus rindu dan haus untuk dipenuhi oleh Roh Kudus. Datanglah setiap waktu dengan kerinduan kepada Tuhan!

3. Janganlah mendukakan Roh Kudus (Efesus 4:30).
Mendukakan Roh Kudus menyebabkan kita tidak lagi dipenuhi oleh Roh Kudus. Kuasa dan karyaNya tidak efektif dalam hidup kita. Jangan dukakan Roh Kudus. Jika kita hidup tetap melakukan perbuatan ‘manusia lama’ yaitu hidup dalam dosa, kita sedang mendukakan Roh Kudus! (lihat konteks dan ayat 17-29). Mari hidup dalam kebenaran sebagai manusia baru dalam Kristus dan senangkan hati Roh Kudus!

4. Terbukalah terhadap karya Roh Kudus (1 Tesalonika 5:19).
Jangan takut untuk terbuka terhadap karya Roh Kudus. Ijinkah Roh Kudus menjamah, memenuhi hidup Saudara! Tentu saja kita juga harus selalu belajar peka terhadap karya dan suara Roh Kudus serta menguji setiap roh dengan Alkitab! Disini penting sekali untuk belajar kebenaran Firman Tuhan. Mari kita terus dipenuhi Roh Kudus dan sekaligus mendalami firman Tuhan dengan benar dan sehat!

5. Giatlah dalam perkara-perkara yang rohani.
Kemalasan adalah musuh utama dari kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus! (Roma 12:11) Jadi lawan dan buanglah kemalasan, mari giat dalam beribadah.

6. Giatlah melayani Tuhan (Roma 12:11).
Jangan lupa bahwa Roh Kudus dicurahkan untuk memberi kuasa dan memperlengkapi kita dalam melayani Tuhan, termasuk memberitakan Injil-Nya! (Baca Yesaya 61:1-3 band. Kisah para Rasul 1:8). Roh Kudus memenuhi orang Kristen bukan untuk ‘gagah-gagahan’ atau menjadi ‘sombong rohani’, tetapi untuk melayani Tuhan! Sebab itu jangan abaikan pelayanan. Layanilah dengan giat. Jadilah pendoa, vokal group, songleader, singer, tim pemuji, tim perkunjungan gereja, memberitakan Injil dan sebagainya. Terlibatlah dalam pelayanan!

Jangan hari Pentakosta berlalu, berlalu pula kepenuhan roh Kudus dalam hidup kita. Mari kita tetap terus menerus dipenuhi oleh Roh Kudus dan nikmati kehidupan yang berkemenangan dan yang memuliakan Tuhan Yesus baik dalam keluarga, jemaat dan masyarakat! Amin

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN