Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Minggu, 27 November 2011

MENJADI SALURAN BERKAT

YOHANES 6:1-14

Salah satu tujuan Allah menyelamatkan kita adalah agar kita menjadi berkat bagi orang lain. Sejak awal penciptaan, Allah memberkati Adam dan Hawa serta segala isinya (Kejadian 2:1-2). Allah juga memberkati Abraham agar ia menjadi berkat bagi bangsa lainnya (Kejadian 12:2). Jadi hidup yang berarti adalah hidup yang menjadi berkat bagi orang lain. Demikian juga dengan pembacaan kita tentang kisah lima ribu orang yang dikenyangkan oleh lima roti dan dua ikan yang diberikan oleh seorang anak. Dari kisah anak ini maka kita dapat mengambil pelajaran dari anak kecil ini;

Pertama, Anak Kecil ini Bersedia Menjadi Alat Tuhan.
Ada banyak orang yang mendengar khotbah Yesus bahkan menyaksikan mujizat-mujizat yang dilakukan oleh Yesus (ayat 2), tetapi mereka hanya menjadi pendengar dan penikmat saja, sedangkan yang menjadi pelaku sangat sedikit. Ketiika Yesus hendak memberi makan orang banyak, hanya satu anak yang mengerti hatinya Tuhan, dan bersedia memberi diri menjadi alat Tuhan. Sedangkan yang lain hanya memikirkan kepentingan sendiri. Dalam hal ini menurut beberapa penafsir mungkin masih ada yang mempunyai sisa dari bekal mereka, tetapi mereka enggan untuk memberi. Karena anak kecil itu mendahulukan kepentingan orang lain, maka ia bisa menjadi alat Tuhan. Mereka yang hanya memikirkan diri sendiri atau egois, tidak akan bisa menjadi alat Tuhan.

Kedua, Anak Kecil ini Memakai Kesempatan dengan Tepat.
Pada saat itu, hari menjelang malam (band. Markus 6:35), banyak orang sudah lelah dan lapar. Yesus sudah memberi kesempatan kepada para murid-Nya (ayat 6-8), tetapi mereka mengabaikan kesempatan tersebut dengan berbagai alasan. Berbeda dengan anak kecil ini, dia memanfaatkan kesempatan yang Tuhan berikan sehingga Tuhan Yesus memberkati pemberiannya yang dapat mengenyangkan banyak orang. Sering kali kita diberi kesempatan oleh Tuhan untuk menjadi saluran berkat bagi orang lain, tetapi sering juga kita mengabaikan kesempatan dengan berbagai alasan untuk menolaknya sehingga membuat kita merasa menyesal dan tidak diberkati Tuhan. Marilah kita seperti anak kecil ini yang mau mempergunakan kesempatan yang diberikan oleh Tuhan sehingga kita bisa menjadi berkat buat orang lain.

Ketiga, Anak ini memberi apa yang ada padanya (band. 1 Raja-raja 17:7-24, kisah seorang janda sarfat).
Lima roti jelai dan dua ikan yang kecil dalam terjemahan NIV hanya cukup untuk keperluannya, tidak untuk orang lain. tetapi anak ini memiliki hati yang mengasihi, ia tidak mementingkan untung dan rugi dia tidak memikirkan apakah yang akan saya makan nanti apabila saya memberikan semuanya ini pada Yesus; tetapi ia menyerahkan lima roti dan dua ikan pada Yesus, lalu Tuhan memberkatinya menjadi berkat bagi 5000 orang dan masih sisa 12 bakul. Mari kita memberikan apa yang ada pada kita kepada Yesus supaya bisa menjadi berkat bagi orang lain. Apakah kita hari ini mau menjadi saluran berkat?

Dwi Bagus A.S

Minggu, 20 November 2011

RAHASIA KEHIDUPAN YANG BERBUAH

YOHANES 15:1-8

Jadilah murid Tuhan Yesus yang berbuah! Mengapa? Ayat 8 menjawab pertanyaan ini. Pertama, “Berbuah” adalah Kerinduan Tuhan Yesus (ayat 8), supaya dengan hidup kita berbuah, Bapa dipermuliakan. Ya, dengan ‘berbuah’, kita memuliakan Bapa kita di Sorga. Kedua, “berbuah”, menurut Yesus, adalah ciri khas dari murid-muridNya! Jadi, kalau kita tidak berbuah, dunia tidak mengenali identitas kita sebagai murid Tuhan Yesus. Apa sih maksudnya “berbuah”? Sederhana, mengamati dua alasan mengapa kita harus berbuah di atas sudah dapat dipastikan bahwa kita harus berbuah (baca:’menghasilkan’) karakter-karakter rohani, karakter seperti Kristus, pokok anggur kita! Hanya oleh karakter yang seperti Tuhan Yesus-lah Bapa kita dipermuliakan. Bukankah ciri khas murid-murid yang dapat dilihat adalah perkataan dan tindakannya yang menunjukkan jati dirinya sebagai murid Kristus? Tuhan Yesus menyebut ‘buah’ ini sebagai ‘buah pertobatan’, sedangkan rasul Paulus menyebutnya sebagai ‘buah Roh’ (Galatia 5:22-23). Mari kita berbuah! Berbuah karakter yang diubahkan Kristus; mengasihi, mengampuni, murah hati, hidup dalam kebenaran, suka berdamai, lemah lembut, setia, sabar dan dapat menguasai diri. Pendeknya, mari kita berbuah karakter seperti karakter Tuhan Yesus sehingga Bapa dipermuliakan dan orang mengenal kita sebagai murid-murid Kristus.
MAU BERBUAH?
Saya percaya saudara, bukan hanya Saudara, tetapi saya juga, mau berbuah. Hidup yang berbuah hidup yang memuliakan Bapa dan memberkati banyak orang. Itu sebabnya mari kita renungkan rahasia kehidupan yang berbuah, yang Tuhan Yesus ajarkan!

1. Melekat pada pohon anggur yang benar: Tuhan Yesus (1,4).
Tuhan Yesus memberikan ‘alegori’ yang tepat! Ranting yang melekat pada pokok anggur pasti akan berbuah sebab ranting itulah yang akan menerima sari-sari makanan dari pokok anggur. Tidak ada ranting dapat berbuah tanpa pokok anggur. Apabila tidak melekat pada pokok anggur, ranting itu pasti akan kering, mati dan satu saat akan dibakar (ayat 6). Jadi, hanya dengan melekat pada pokok anggur yang benar ranting akan berbuah. Melekat pada Tuhan Yesus Kristus, bagaimana itu? Pertama, melekat pada pokok anggur yang benar adalah percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi (ayat 1). Penyataan Tuhan Yesus bahwa Dia-lah pokok yang benar memberi ketegasan bahwa hanya Yesus-lah pokok anggur yang benar, tidak ada yang lain! Ingatlah, hanya dalam Tuhan Yesus ada keselamatan yang kekal. Percaya dan terima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat Saudara, maka saat ini juga Saudara diselamatkan! Dan Saudara dimungkinkan untuk berbuah, berbuah dan berbuah bagi kemuliaanNya. Kedua, melekat pada Tuhan Yesus berarti memiliki persekutuan pribadi yang ‘hidup’ dengan Tuhan Yesus. Milikilah persekutuan dengan Tuhan Yesus secara terus-menerus; bangunlah kehidupan doa , pujian dan penyembahan. Setialah beribadah, jangan malas! Mari kita mulai saat ini juga, bangunlah mezbah doa di rumah-rumah kita. Ayo, kita berdoa dan menyembah Tuhan Yesus dan berbuah-buah bagi Dia. Terakhir, melekat pada Tuhan Yesus dijelaskan oleh Tuhan Yesus sendiri bahwa melekat itu adalah “tinggal dalam firman Tuhan Yesus” (ayat 7). Itu sebabnya mari kita membaca Alkitab setiap hari. Merenungkan, kalau bisa kita hafalkan ayat-ayat firman Tuhan dan yang tidak boleh diabaikan adalah MELAKUKAN Firman Tuhan setiap hari. Saat Saudara dan Saya melekat pada Tuhan Yesus, jangan terkejut karena tiba-tiba Saudara mendapati diri Saudara berubah! Tiba-tiba kita sadari Tuhan Yesus mengubahkan karakter kita dan orang-orang di sekitar juga turut terkejut dan bersaksi bahwa karakter kita diubahkan dan apa yang terjadi selanjutnya? Bapa kita di dalam Tuhan Yesus dipermuliakan!

2. Mau disucikan oleh firman Tuhan Yesus (ayat 2-3).
Bagaimana bisa berbuah? Ini langkah yang tidak boleh dihindari jika ingin berbuah: Mau dibersihkan oleh firman Tuhan! Benar, hanya ranting yang mau dibersihkan, yang akan berbuah. Bahkan ranting yang berbuah akan lebih berbuah. Memang, kita sudah sekali disucikan oleh firman Tuhan Yesus, yaitu Injil, saat kita percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Nah, secara status, kita adalah orang kudus, orang suci, yang disucikan oleh firmanNya! Namun, ini baru permulaan, jika kita rindu berbuah bagi Tuhan, kita harus mau disucikan terus-menerus oleh Firman Tuhan. Ada banyak karakter yang jahat, yang tidak menyukakan hati Tuhan , yang harus dikikis dan dibersihkan oleh firman Tuhan Yesus. Itu sebabnya, mari kita sukai firman Tuhan, membaca dan mendengarkan firman Tuhan dengan sungguh-sungguh. Buka hati kita dan jangan mudah tersingung jika firman Tuhan menegur dosa dan kesalahan kita. Berikan hati dan hidup Saudara untuk dikoreksi dan dikuduskan oleh firman Allah sampai kita serupa dengan Kristus.

Akhirnya, marilah kita memiliki kehidupan yang berbuah bagi kemuliaan Bapa kita di Sorga. Bagaimana caranya? Melekat pada Tuhan Yesus dan berikan hidup Saudara untuk terus menerus disucikan oleh firman Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat berbuah!

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Minggu, 13 November 2011

JANGAN MAU DIKALAHKAN OLEH PENCOBAAN!

1 Korintus 10:11-13

Rasul Paulus rindu dan mengajar jemaat Korintus agar mereka jangan mau kalah oleh pencobaan! Apakah pencobaan itu? Pencobaan dalam konteks 1 Korintus 10 ini adalah segala sesuatu yang menggodai jemaat (orang Kristen) untuk berbuat dosa atau jatuh dalam dosa. Perhatikan bahwa ayat 1-10 adalah peringatan rasul Paulus agar jemaat tidak meniru berbuat dosa seperti bangsa Israel! Jadi, pencobaan yang disebutkan di ayat 13 adalah segala godaan untuk berbuat dosa. Ingatlah hal ini, pencobaan adalah semua hal yang menggodai Saudara untuk berbuat dosa! Godaan itu dapat datang melalui kondisi yang sulit, masalah-masalah yang kita hadapi, sakit penyakit atau pergumulan hidup. Seperti umat Israel yang terhimpit dan digodai untuk bersungut-sungut! (ayat 10). Tetapi pencobaan dapat datang melalui kondisi keberkatan, seperti umat Israel saat diberkati justru berbuat dosa; mereka menyembah berhala, melakukan percabulan dan kejahatan lainnya! (ayat 6-9).

MENANG ATAS PENCOBAAN, BAGIAMANA?
Sekarang kita akan merenungkan bagaimana nasehat Paulus supaya kita berkemenangan atas pencobaan.
1. Sadarilah bahwa kita hidup di bawah ‘bayang-bayang’ pencobaan (ayat 11).
Sama seperti umat Israel, orang Kristen tidak terbebas dari pencobaan (ayat 1-5). Sadar atau tidak dan mau atau tidak, kita akan berhadapan dengan pencobaan. Tetapi Tuhan berfirman: “Jangan mau dikalahkan oleh pencobaan!” Apalagi kita berada di zaman yang akhir (ayat 11). Kita berada di zaman yang semakin jahat! Banyak godaaan di sekitar kita yang menggodai kita untuk jatuh dalam dosa. Sadarlah dan berjaga-jagalah! Itu sebabnya tidak salah Tuhan Yesus mengajar kita berdoa setiap hari agar kita ‘jangan di bawa dalam pencobaan’ (Matius 6:13).
2. Perhatikan contoh dan peringatan dari TUHAN! (ayat 11).
Tuhan memberikan kita peringatan dan contoh. Sebagian umat Israel telah dicobai dan jatuh dalam dosa (ayat 1-10) dan mereka menerima hukuman Tuhan. Contoh ini dituliskan bagi kita dalam firmanNya: Alkitab! Kita seharusnya memperhatikan peringatan Tuhan ini, yaitu Alkitab! Bacalah Alkitab setiap hari dan renungkan. Itulah peringatan Tuhan yang akan menjagai kita supaya tidak berbuat dosa (Mazmur 119:11). Bukan hanya dibaca dan diingat, tetapi dilakukan dan Saudara akan berkemenangan atas pencobaan!
3. Waspadalah, jangan merasa diri kuat! (ayat 12).
Tanpa kekuatan Tuhan kita, Yesus Kristus, kita tidak akan mampu menang atas pencobaan. Jangan takabur, mari bergantung pada Tuhan Yesus! Siapa menyangka dirinya kuat dan mampu mengalahkan pencobaan sendirian justru akan jatuh. Mari kita semakin dekat dan lekat dengan Tuhan Yesus setiap hari. Jangan menjauh dari Dia. Hanya dengan kuat kuasa Tuhan yesus-lah kita akan berkemangan atas pencobaan.
4. Mempercayai bahwa Allah ‘turut bekerja’ saat kita mengalami pencobaan (ayat 13).
Ayat ini ayat yang indah, namun seringkali hanya sebagai ayat hafalan tanpa diyakini, diimani! Allah kita dalam Tuhan Yesus selalu turut bekerja ketika kita menghadapi pencobaan. Dia tidak pernah membiarkan kita sendiri menghadapi pencobaan yang menggodai kita untuk berbuat dosa! Apa campur tangan Allah saat kita dicobai? Pertama, Alkitab mengatakan bahwa Dia setia. Artinya, Tuhan Yesus selalu hadir dan ada saat kita menghadapi pencobaan! Kuatkan hati Saudara, jangan mau dibujuk untuk berbuat dosa, entah itu penyembahan berhala, percabulan, mencobai Tuhan atau bersungut-sungut sebab Tuhan ada bersama Saudara. Bukankah jika Tuhan Yesus dipihak kita siapa lawan kita? Kedua, Allah memastikan bahwa pencobaan yang kita alami tidak melebihi kekuatan kita. Jika demikian, tidak ada pencobaan yang terlalu berat atau besar untuk kita hadapi. Allah telah menentukan (mengatur) pencobaan yang kita tanggung sebagai pencobaan ‘biasa’, yang tidak melebihi kekuatan kita. Apakah Saudara mempercayai janji Tuhan ini? Jika ya, mengapa kita kalah oleh pencobaan dan tetap berbuat dosa? Jangan! Lawan dan kalahkan pencobaan, karena pencobaan itu tidak melebihi kekuatan kita, Allah yang memastikannya! Ketiga, Allah akan memberikan jalan keluar bagi kita. Ketika pencobaan datang menghadang kita, ingatlah Allah akan memberikan jalan keluar bagi kita. Ayat ini jangan sekedar dihafalkan, tetapi mari kita percayai sepenuhnya. Sehingga ketika kita menghadapi pencobaan, kita tidak mau dikalahkan sebab kita tahu bahwa Allah kita, dalam Kristus, akan memberikan jalan keluar!

Apakah Saudara sedang mengalami pencobaan? Atau justru Saudara tidak menyadari bahwa pencobaan sedang berusaha menjatuhkan Saudara? Sadar dan berjagalah, dekatkan diri dengan Tuhan yesus baik melalui doa, membaca, merenungkan dan melakukan firmanNya. Dan jangan pernah lupa bahwa Allah yang setia tidak akan memberikan pencobaan yang melebihi kekuatan kita, melainkan Dia akan memberi kekuatan dan jalan keluar bagi kita. Sebab itu jangan mau dikalahkan oleh pencobaan! Selamat berkemenangan dalam Kristus!

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Minggu, 06 November 2011

KESELAMATAN

Titus 2:11-13

Keselamatan dihadiahkan kepada orang-orang yang percaya (ayat 11). Di dalam terjemahan Bahasa sehari-hari, dikatakan bahwa keselamatan ditawarkan sebagai hadiah cuma-cuma kepada setiap orang. Tetapi keselamatan yang kita peroleh dengan percaya kepada Tuhan Yesus kristus. Apabila kita mau menerima keselamatan yang indah itu kita harus:

Pertama, meninggalkan kefasikan. Kefasikan adalah tidak peduli dengan perintah Tuhan, sudah diperingatkan, namun masih berbuat dosa. Orang percaya tetapi tidak melakukan perintah Tuhan (2 Petrus 2:6; Yudas 14-15). Contohnya Firaun (Keluaran 8:19; 9:7-12), walaupun sudah diberitahu, tetapi dia tidak mau taat perintah Tuhan, dan pada akhirnya dihukum oleh Allah dengan sepuluh tulah. Apakah kita sudah tahu kebenaran, tetapi seringkali kita melanggarnya? Marilah kita mau berubah ketika kita diperingatkan oleh firman Tuhan, sehingga kita tidak disebut sebagai orang yang munafik.

Kedua, meninggalkan keinginan duniawi (1 Korintus 3:3; Filipi 3:18-19; 1 Yohanes 2:15-17). Keinginan duniawi menunjukkan bahwa kita adalah manusia duniawi. Tetapi orang-orang yang yang sudah menerima Yesus sebagai Juruselamat dia adalah milik Allah, sehingga hal-hal yang bersifat rohani yang akan selalu dilakukannya.
Ketiga, hidup bijaksana, hati-hati, cermat, selalu menggunakan akal budi (Matius 7:24), yaitu menjadi pelaku firman Tuhan.Bijaksana disini ada dua pengertian, pertama orang yang taat pada firman Tuhan (Matius 7:24) dan yang kedua adalah selalu menjadi terang (Matius 25:4). Apakah kita hari ini sudah bijaksana? ketika ada suatu permasalah yang mengharuskan kita untuk menyangkali iman kita, tetapi kita tetap mempertahankan iman kita? Seperti Daniel yang tetap beribadah kepada Tuhan walaupun ia harus mendapat hukuman (Daniel 12:3).

Keempat, Adil. Yaitu tidak memihak atau sama dengan memihak yang benar (1 Yohanes 2:1) Yesus Kristus yang adil (1 Tesalonika 2:10; Filipi 4:8).

Kelima, beribah. Beribadah dalam dunia ini (1 Timotius 4:8-10; 1 Timotius 6:6-11). Beribadah ini merupakan hal yang bersifat kekal, karena dalam kekekalan nantipun kita tetap beribadah (Wahyu 22:3). Ibadah mengandung janji yang luar biasa, baik untuk hidup saat ini maupun yang akan datang (1 Timotius 4:8-10; 1 Timotius 6:6-11). Jadi jangan pandang remeh ibadah, mari setialah beribadah kepada Tuhan.

Keselamatan yang kita terima saat ini belum genap, kita menantikan penggenapannya ketika Tuhan datang yang keduakalinya dengan penuh pengharapan. Tuhan Yesus memberkati.

Pdt. Gersom Sunarto

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN