Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Minggu, 18 Desember 2011

Persembahan Yang Sejati....

LUKAS 19:8-10; 2:6-7

Zakheus berdiri dan berjanji akan memberikan setengah hartanya bagi orang miskin dan mengembalikan uang orang yang diperasnya empat kali lipat! (ayat 8). Wow, luar biasa bukan! Ini pasti mengejutkan kita saat membaca nats ini. Persembahan yang luar biasa bukan? Sebelum kita lanjutkan perenungan ini, ijinkan Saya mengajak Saudara merenungkan bersama mengenai apa yang sering dilakukan banyak orang Kristen kalau memberikan persembahannya. Pertama, banyak yang jadi sok atau sombong karena merasa memberi yang ‘paling...’. Lihat Zakheus, meski mempersembahkan setengah hartanya, tapi nggak sombong itu. Berikutnya, ada yang minder karena hanya mampu memberi sedikit bahkan ujung-ujungnya tidak jadi mempersembahkan apa-apa bagi Tuhan. Kanga, Tuhan tidak menuntut apa yang tidak kita punyai, tetapi persembahan yang tulus dengan hati yang sukarela dan sukacita! Terakhir, bagi yang kikir (pelit) dan tidak tergerak mempersembahkan sesuatu pada Tuhan seharusnya belajar pada Zakheus!

Sekali lagi kita perhatikan ayat 8 “Tetapi Zakheus, berdiri dan berkata kepada Tuhan: ‘ Tuhan, setengah dari milikku akan ku berikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang ku peras, akan ku kembalikan empat kali lipat.” Sekali lagi kita akan terkejut atas apa yang dilakukan Zakheus! Saya yakin kalau Saudara akan seperti Saya pada saat pertama membaca ayat ini akan menyimpulkan bahwa persembahan Zakheus pastilah persembahan yang sejati! Namun tahukah Saudara, sebenarnya apa yang Zakheus buat adalah apa yang dilihatnya pada Tuhan Yesus! Bagi Zakheus, TUHAN YESUS LEBIH DAHULU MEMBERI PERSEMBAHAN bagi dirinya! Apa yang dikerjakan, persembahkan Tuhan Yesus bagi Zakheus dan kita dijelaskan pada ayat 10. “Anak manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang terhilang”! Bukan kita yang memberikan persembahan sejati, tetapi Tuhan Yesus-lah yang lebih dahulu memberikan persembahan bagi kita, persembahan sejati! Inilah persembahanNya, persembahan yang sejati!

1. Tuhan Yesus datang (ayat 10).
Sejak awal Tuhan Yesus tidak perlu mampir ke Yerikho, tetapi Dia tetap melewati dan singgah di Yerikho (Lukas 19:1). Untuk siapa? Jawabnya pasti saudara sudah tahu, untuk Zakheus! Ya, Tuhan Yesus datang ke Yerikho. Tahukah Saudara bahwa Tuhan Yesus bukan saja datang ke Yerikho tetapi beberapa tahun lalu, dari tempatNya Yang Mahatinggi, Dia datang ke dunia ini? Lukas 2:6-7 menceritakan pada kita bahwa Tuhan Yesus yang adalah Allah Yang Mahatinggi datang menjadi manusia dan lahir di sebuah kandang! Rasul Paulus secara tepat menggambarkan kedatangan Yesus sebagai Allah yang mengosongkan diriNya dan mengambil rupa manusia, menempatkan dirinya sebagai hamba! (Filipi 2:5-8). Inilah persembahan yang sejati!

2. Dia mencari yang tidak pantas dicari!
Persembahan selanjutnya adalah MENCARI yang terhilang, mencari yang tidak pantas di cari! Yesus bukan hanya datang sebagai manusia dan terhina, namun keseluruhan hidup dan pelayananNya adalah mencari yang tidak pantas di cari! (baca ayat 6-7 bandingkan Lukas 15) Untuk apa ke Yerikho? Mencari Zakheus! Diambilnya rupa sebagai manusia, lahir di kandang dan meninggalkan segala kemuliaanNya bukankah itu pengurbanan, persembahan yang luar biasa? Namun Dia masih mencari yang terhilang. Bila Saudara membeli barang, tentu Saudara akan mencari yang baik bukan? Tetapi yang Tuhan Yesus cari justru yang tidak pantas dicari. Siapa Zakheus, dia hanya seorang pemeras, dibenci masyarakat! Tetapi Tuhan mencarinya. Tahukah Saudara, hari ini Tuhan terus mencari kita, mencari yang tidak pantas dicari untuk dibersihkan dan dipakaiNya untuk kemuliaanNya. Di hari Natal ini Tuhan Yesus mencari Saudara!

3. Dia menyelamatkan!
Tuhan Yesus bukan hanya datang dan mencari, tetapi Dia menyelamatkan! Apa maksudnya? Ketika kita merenungkan kata “menyelamatkan” maka ini bukan seperti tim SAR (tim penyelamat bencana) menolong orang naik ke kapal penyelamatan! Tetapi apa yang Tuhan Yesus kerjakan lebih dari itu, Dia memberikan nyawaNya untuk menggantikan posisi orang berdosa. Dia tanggung hukuman kita dan kita diselamatkan. Dia bayar hutang kita atas dosa dengan mati di kayu salib! Saat Tuhan Yesus berkata pada Zakheus, hari ini kamu diselamatkan, bukan berarti tidak dibayar dosa Zakheus! (ayat 9). Dosa itu harus dibayar dengan diriNya, dengan kematianNya di atas kayu salib! Bukankah ini persembahan sejati?

Sesungguhnya bukan kita yang memberikan persembahan sejati, tetapi Tuhan Yesus-lah yang lebih dahulu memberikan persembahan yang sejati bagi kita. Nah, jika demikian apakah ada persembahan yang terlalu besar bagi Tuhan kita, Yesus Kristus? Mari berikan yang terbaik dari hidup, waktu dan harta kita bagi Tuhan Yesus yang sudah memberikan persembahan yang sejati bagi kita.
Selamat Natal. Tuhan Yesus memberkati.

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Minggu, 11 Desember 2011

Ketika seseorang menemukan ALLAH

MATIUS 2:1-11

Para majus menemukan bayi Tuhan Yesus! Mereka menemukan Allah. Benarkah? Saya harus memberi tahu Saudara bahwa yang sebenarnya adalah mereka DITEMUKAN oleh Allah! Lihat saja, sejak awal Allah-lah yang memberikan ‘tanda’ bahwa bayi raja di atas segala raja sedang dilahirkan! Kemudian bintang timur itu memimpin mereka ke Palestina. Kemudian Allah-lah yang memberikan ‘hati’ kepada raja Herodes untuk menerima dan membantu mereka. Lalu Allah juga yang mengutus para imam kepala dan ahli Taurat untuk membantu sesuai perintah Herodes. Masih ada satu lagi, Taurat yang sudah tertulis lebih dari 500 tahun lalu menegaskan di mana Sang Raja dilahirkan. Baca semua ini di ayat 1-7. Semua ini adalah karya Allah, bukan? Yang terakhir dan paling penting, Allah-lah yang menganugerahkan hati yang mau mencari bayi Yesus, yang mungkin sekali berada jauh dari tempat tinggal mereka. Jadi, siapa menemukan siapa ini? Ya, mengenal Allah di dalam Tuhan Yesus adalah anugerah Allah semata (Efesus 2:8-9). Mencari Tuhan Yesus dengan sungguh-sungguh juga adalah anugerah. Kalau Saudara dan Saya mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh dan setia, itu bukan hasil usaha kita, tetapi karena Allah yang menemukan kita! Jika mencari dan menemukan Allah adalah anugerahNya, tidakkah kita harus mencari Dia? Setiap kali Saudara setia kepada Tuhan, mencari Tuhan, itu karena anugerahNya. kalau kita malas dan undur sebenarnya kita sudah melewatkan anugerahNya.
Nah, bagaimana dengan menyambut Natal? Apa yang kita cari di hari Natal? Kado, makanan, souvenir, pengkhotbah yang hebat, acara yang heboh dan menyenangkan, “penampilan” atau yang kita cari Tuhan Yesus? Seharusnya kita meneladani para majus, mereka mencari Tuhan Yesus! Mari menyambut hari Natal tahun ini, kita mencari Tuhan Yesus saja, cari hadiratNya, cari FirmanNya. Dan pasti kita menerima berkat yang indah seperti halnya para majus. Apa yang mereka terima ketika menemukan, atau lebih tepat lagi DITEMUKAN oleh Allah dalam Tuhan Yesus? (Baca ayat 10-12).

1. KESELAMATAN!
Para majus memang menemukan bayi Yesus, calon Raja orang Yahudi (ayat 2). Tetapi Yesus datang bukan hanya untuk menjadi seorang Raja bagi orang Yahudi. Dia untuk menyelamatkan umatNya dari dosa! (Matius 1:21). Penulis Injil Matius menempatkan makna nama YESUS ini di pasal 1 supaya kita tidak salah mengerti misi atau tujuan Tuhan Yesus datang dan dilahirkan sebagai bayi di Betlehem. Dengan demikian, yang mencari dan menemukan Tuhan Yesus menerima keselamatan dari dosa! Tuhan bersabda barangsiapa yang percaya kepada Tuhan Yesus tidak akan binasa melainkan memperoleh hidup kekal, memperoleh keselamatan (Yohanes 3:16; Kisah Para Rasul 4:12). Jadi percayalah kepada Tuhan Yesus, terimalah Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi Saudara sekarang juga dan Saudara diselamatkan! Bagi yang sudah percaya, wartakan bahwa di dalam Tuhan Yesus ada keselamatan!

2. Sukacita dari keselamatan (ayat 10).
Ketika para majus menemukan (lebih tepat ditemukan) Tuhan Yesus, mereka bersukacita! Ini sukacita dari keselamatan. Pada hari Natal ini, jika kita mencari Tuhan Yesus saja, kita akan menerima sukacita sorgawi! Betapa banyak anak-anak Tuhan justru bertengkar dan kecewa di hari Natal karena bukan Tuhan Yesus yang mereka cari. Itu sebabnya jangan ijinkan Iblis dan banyak perkara lainnya mencuri sukacita Natal Saudara! Mari kita mencari Tuhan yesus dengan sungguh-sungguh di hari Natal ini dan temukan sukacitaNya!

3. Pertumbuhan rohani (ayat 11-12).
Ketika bertemu dengan bayi Yesus, para majus bertumbuh secara rohani. Lihat saja, cinta mereka kepada Tuhan bertumbuh! Mereka memberikan persembahan (ayat 11). Kepekaan rohani mereka juga bertumbuh. Pertama mereka dipimpin oleh bintang timur, saat kembali mereka menangkap pimpinan Tuhan melalui mimpi (ayat 12) dan terakhir ketaatan mereka juga semakin bertumbuh. Berapa kali kita merayakan Natal? Apakah saat kita merayakan Natal selama ini menumbuhkan kerohanian kita? Atau hanya sekedar perayaan, hura-hura tanpa makna dan tidak mengubahkan kehidupan kita? Dimana salahnya? Seringkali kita tidak mencari Tuhan Yesus saat Natal! Mari kita mencari Tuhan Yesus saat Natal. Kita hanya sibuk persiapan koor, drama, hadiah, konsumsi dan sebagainya. Bukan berarti semua itu tidak penting, tetapi apakah semua itu membuat kita lupa bahwa fokus utama Natal adalah mencari Tuhan Yesus? Carilah Tuhan Yesus dan kita ditumbuhkanNya oleh firman dan kehadiranNya.

4. Mujizat setiap hari!
Ketika para majus mencari dan menemukan bayi Yesus, mereka mengalami mujizat setiap hari. Saya kira, Saya tidak perlu mengulangi bagaimana mujizat tuntunan Allah bagi mereka bukan? Coba baca di awal khotbah ini. Tapi masih ada yang baru, maklum ketika mereka bertemu Tuhan Yesus mereka menerima mujizat setiap hari! Tuntunan Tuhan tidak berhenti, mereka mendapat mimpi (ayat 12) dan perlindungan Tuhan nyata dalam hidup mereka! Apakah saudara mau menikmati mujizat Tuhan Yesus setiap hari? Carilah Tuhan Yesus setiap hari dan temukan mujizatNya!

Akhirnya, marilah kita merayakan Natal tahun ini dengan mencari Tuhan Yesus dan ketika seseorang mencari dan ditemukan olehNya, maka dia akan menerima anugerah keselamatan, sukacita, pertumbuhan rohani dan mujizatNya setiap hari! Mau?

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Minggu, 04 Desember 2011

YESUS YANG MEMUKAU

IBRANI 1:1-4

Apakah Tuhan Yesus memukau Saudara? Penulis surat Ibrani menuliskan betapa tinggi dan agungnya Tuhan Yesus kepada orang-orang Yahudi Kristen. Betapa memukaunya Tuhan Yesus yang adalah penyataan Allah. Kalau dahulu Allah berbicara kepada manusia melalui para nabiNya, pada zaman akhir ini Allah berbiacara melalui Tuhan Yesus Kristus. Siapa Dia? Siapa Tuhan Yesus itu? Jika kita merenungkan siapa Tuhan Yesus, kita akan terpukau! Dan Penulis surat Ibrani ini dengan jelas menunjukkan kepada jemaat Ibrani dan juga kepada kita betapa memukaunya, Tuhan kita, Yesus Kristus!

1. Tuhan Yesus adalah Anak Allah!
Kita mungkin agak bingung dengan istilah “Anak Allah”. Istilah ini dipahami oleh para penerima surat ini, yaitu orang Ibrani (Yahudi). Itu sebabnya kita jadi bingung jika memahami istilah ini dalam budaya Indonesia. “Anak Allah” menunjukkan bahwa Tuhan Yesus setara dengan Allah! Coba perhatikan betapa marahnya orang Yahudi dan mahkama agamanya ketika Tuhan Yesus menegaskan bahwa diriNya adalah Anak Allah (Lukas 22:). Dan jikalau Yesus adalah Anak, maka Dia yang berhak menerima segala sesuatu yang ada! Jadi, tidakkah luar biasa bagi kita jika Tuhan Yesus adalah Anak Allah, Anak Bapa di sorga?

2. Tuhan Yesus adalah Pencipta.
Tuhan Yesus adalah Pencipta! “Oleh Dia, Allah menjadikan segala yang ada” kata Penulis surat Ibrani (ayat 2 bagian akhir). Ini bukan hanya isapan jempol. Rasul Yohanes menjelaskan bahwa Tuhan Yesus adalah Firman Allah yang menciptakan segala yang ada (Yohanes 1-4 band. ayat 14, 18). Bukankah hanya Allah yang dapat menciptakan alam semesta ini? Jika demikian, apabila Tuhan Yesus menciptakan segala yang ada, maka Dia adalah Allah Yang Mahakuasa itu.

3. Tuhan Yesus adalah Cahaya kemuliaan Allah (ayat 3).
Hanya orang Ibrani (Yahudi) yang tahu apa itu “cahaya kemuliaan Allah”. Setiap orang Yahudi tahu bahwa cahaya kemuliaan Allah atau sekhinah glori ada di atas tutup peti perjanjian, di antara dua kerubnya (Keluaran 25:22). Disanalah Allah hadir dan menyapa umatNya pada zaman Musa. Kemudian hari cahaya kemuliaan ini terus dibicarakan para nabi, termasuk Yehezkiel. Jadi, jika Tuhan Yesus disebut “cahaya kemuliaan Allah” itu berarti Tuhan Yesus adalah kehadiran Allah sendiri!

4. Tuhan Yesus adalah Rupa wujud Allah (ayat 3).
Ya, Tuhan Yesus adalah rupa wujud dari Allah. Ketika kita memandang Yesus, kita sedang memandang Allah Bapa (Yohanes 14:8-9). Yesus adalah Sang Penyata dari Allah (Yohanes 1:18).

5. Tuhan Yesus adalah Penopang alam semesta (ayat 3).
Siapa yang menopang segala yang ada? Tuhan Yesus! Luar biasa bukan? Dia menopang segala yang ada. Hanya Allah yang sanggup menopang alam semesta dan termasuk kita! Seperti Allah mencipta dengan perkataanNya, maka Tuhan Yesus dengan firmanNya menopang segala yang ada. Bukankah ini menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah yang hidup?

6. Tuhan Yesus adalah Sang Penyuci dosa.
Penulis Ibrani menegaskan bahwa Tuhan Yesus begitu memukau karena karyaNya. Dia menyucikan kita dari dosa. Hanya Tuhan Yesus yang mau menyucikan karena Dia MAU menyucikan kita. Dia mengasihi kita. Sekaligus hanya Tuhan Yesus yang sanggup menyucikan kita karena hanya Yang Sempurna yang dapat menyucikan dosa. Oleh kematian Kristus, kita disucikan.

7. Tuhan Yesus adalah Sang Yang Mahatinggi!
Masih kurang memukau Saudara? Lihat tempat kedudukan Tuhan Yesus! Dia duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Bagi orang Yahudi, ini ungkapan untuk menunjukkan tempat satu-satunya hanya untuk Allah. Bahkan ungkapan “di tempat yang tinggi” pada ayat 3 sebenarnya dalam bahasa aslinya adalah tempat mahatinggi! Suatu tempat yang paling tinggi. Tempat siapakah itu kalau bukan tempat Allah? Karena Tuhan Yesus memang Allah! Dia jauh lebih tinggi dari malaikat dan namaNya lebih indah dari nama mereka!

Tidakkah Tuhan Yesus memukau Saudara? Dialah Allah, Pencipta, Pemilik, Kemuliaan Allah, Penopang yang sempurna dan Yang Mahatinggi! Pandanglah Tuhan Yesus! Lalu apakah hanya sekedar memukau kita? Tidak, ada 3 tindakan yang seharusnya muncul dari orang-orang yang percaya dan terpesona kepadaNya. Pertama, jika Tuhan Yesus memukau kita, kita pasti mengagungkan Dia. Tidak dapat tidak, hati dan bibir kita memuji, menyembah dan memuliakan Tuhan kita, Yesus Kristus yang memukau! Kedua, seharusnya kita semakin hormat dan taat kepada Dia. Heran, apabila kita tidak menghormati dan menaati Tuhan kita yang demikian mulia. Mari kita semakin taat dan hormat padaNya. Terakhir, Saya ingin sampaikan pertanyaan ini: Apakah yang menurut kita layak menukarkan posisi Tuhan Yesus dalam hidup kita jika Dia demikian memukau kita? Berkatkah? Kesenangan dunia dan dosakah? Atau penderitaan dan pergumulan hidup? Jika Kristus Yesus begitu memukau kita tidak ada yang dapat membuat kita meninggalkan Dia. Saya ingin akhiri sebuah syair lama:

Apabila kita memandang Yesus Tuhan
Wajah yang penuh kemuliaan tiada tara

Suramlah gemerlap dunia

Menjijikkan dosa di mata

Penderitaan ringan rasanya

Bila kita memandang Dia...


Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN