Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Minggu, 27 Mei 2012

ROH KUDUS mencarikan GEREJANYA untuk dijadikan MEMPELAI PEREMPUAN TUHAN YESUS

2 Kor. 11:2; Why. 19:7-9; Kol. 3:4; 1 Yoh. 3:4; Why. 3:21; Yoh. 14:3

      Dari pembacaan kita hari ini, kita tahu bahwa kita adalah mempelai perempuan dari Tuhan Yesus. Tetapi ada beberapa syarat yang harus dimiliki jika seseorang tersebut ingin menjadi mempelai perempuan Tuhan Yesus. Kriteria tersebut digambarkan seperti Ribka yang diambil oleh Abraham bagi Ishak anaknya.
 
I. Mengalami Penebusan Oleh Darah Yesus (Kejadian 24:3-4).
     Hamba Abraham tidak boleh mengambil perempuan Kanaan, tetapi harus mengambil wanita dari keluarga  Abraham yang di Aram Mesopotamia, artinya wanita yang diambil oleh hamba Abraham harus ada pertalian darah dengan Abraham.
Kita dahulu adalah orang lain dihadapan Allah, tetapi karena kita percaya kepada Tuhan Yesus, maka kita ada ikatan darah oleh penebusan darah Kristus (Yohanes 1:12-14; Efesus 1:7, 14). Kita sebagai gerejaNya sudah ditebus oleh darah Yesus, oleh sebab itu kita layak menjadi mempelaiNya (1 Petrus 1:18-19).
II. Tidak Berorientasi pada Perkara-Perkara Duniawi.
   Abraham berpesan kepada hambanya: “Awas jangan kaubawa anakku itu kembali ke sana.” (Kejadian 24:6) Abraham tidak mau apabila anaknya dibawa ke tempatnya berasal maka anaknya akan ikut kepada perkara-perkara duniawi yang dilakukan oleh keluarganya. Mempelai perempuan Tuhan tidak boleh berorientasi atau terikat kepada kesenangan-kesenangan duniawi (1 Yohanes 2:15-17; Filipi 3:18-19). Kita hidup di dunia ini pasti membutuhkan barang-barang duniawi, walaupun kita masih membutuhkan barang-barang yang bersifat duniawi, tapi jangan sampai kita terjerat dengan keduniawian. Oleh karena itu kalau kita mau menjadi mempelai Kristus kita harus mau meninggalkan perkara keduniawian yang menyenangkan daging.
III. Harus Ada Hati yang Giat dan Mengasihi Melayani Tuhan (Kejadian 24:17-20).
     Ribka adalah pekerja yang giat dan hidup dalam kasih. Hal ini bisa kita lihat bagaimana dia mau memberi minum kepada hamba Abraham (ayat 17), bukan hanya hamba Abraham saja, tetapi seluruh untanya diberi minum sampai puas. Kalau dia tidak memiliki kasih, mungkin dia tidak akan mau melakukannya, karena kasih ia rela berkorban dengan beberapa kali ke sumur untuk menimbakan unta hamba Abraham sampai puas (Roma 12:9-11). Demikian juga dengan kita hendaknya kita rajin dan memuaskan jiwa-jiwa yang belum mengenal Tuhan dengan cara membagikan berita sukacita kepada mereka yang belum percaya kepada Tuhan.
IV. Ada Kesucian Hidup (Kejadian 24:15-16).
     Ribka ditandai dengan hidup suci, ia gadis yang belum pernah bersetubuh dengan laki-laki. Apabila kita rindu menjadi mempelai perempuan Kristus, maka kita harus rindu kehidupan kita ditandai dengan kekudusan dan kesucian (Ibrani 12:14; Matius 5:8; 1 Petrus 1:14-16). Tanpa kekudusan, seorangpun tidak dapat melihat Allah.
 
     Marilah kita mau meneladani Ribka yang mau dipersiapkan menjadi mempelai perempuan bagi Ishak, demikian juga dengan kita yang mau mempersiapkan diri menyambut mempelai Pria kita Yaitu Yesus Kristus, agar saat tiba saatnya pesta perkawinan Anak Domba kita sudah siap dengan pakaian kekudusan kita. Tuhan Yesus memberkati!

Pdt. Gersom Sunarto

Minggu, 20 Mei 2012

KEBAHAGIAAN SEJATI

Yeremia 9:23-24

    Dari pembacaan kita hari ini dapat kita lihat bahwa diluar Tuhan tidak ada kebahagiaan. Apabila kita membaca ayat 23, seringkali manusia bangga untuk bermegah karena kebajikan, kekuatan dan kekayaan, karena memang hal tersebut merupakan kebutuhan manusia. Akan tetapi hal-hal tersebut apabila kita hubungkan dengan hal-hal yang bersifat kekal, maka itu tidak ada apa-apanya. Salah satu contohnya adalah Paulus  (Filipi 3:4-6), apabila dilihat dari pengakuannya, maka bisa kita lihat bagaimana kesempurnaan ibadahnya. Dari segi ketaatan, kepandaian dan bahkan ia dapat dikatakan melakukan hukum Taurat secara sempurna. Tetapi Paulus merasa bahwa segala sesuatu dianggap rugi karena  Yesus adalah segala-galanya (ayat 7-8). janganlah kita bermegah pada kekayaan dan hal-hal yang bersifat lahiriah, karena hal-hal tersebut hanya terbatas di dunia saja. Tanpa pengenalan akan Kristus, semuanya sia-sia.
    
    Pengenalan akan Kristus adalah mulia dari segalanya Sebelum bertobat, Paulus merasa bahwa dirinya sempurna, tetapi setelah ia mengenal Kristus, dia merasa hina dan celaka. Setelah pribadi Yesus ada dalam hidupnya dia berbahagia karena dia diselamatkan. (Roma 7:22-26).  Saudara yang dikasihi Tuhan, tanpa Kristus menyelamatkan kita, kita adalah manusia celaka. Melalui kehadiran Nya di bumi, Yesus membawa dampak yang sangat luar biasa, yaitu kita dilepaskan dari hukuman maut.
    
    Dalam Efesus 3:16-19, keinginan Paulus jemaat bukan hanya mengenal Yesus, tetapi percaya bahwa Yesus adalah Juruselamat dan berakar di dalam Dia supaya dapat memahami betapa besarnya Kasih Allah dalam kehidupan kita. Paulus dengan jelas mengatakan dalam 1 Korintus 1:30-31 bahwa jangan ada seorangpun yang bermegah selain daripada di dalam Tuhan karena hanya oleh Yesus kita telah dibenarkan, dikuduskan dan ditebus olehNya.
    
    Yeremia 9:24 mengatakan bahwa barangsiapa yang mau bermegah, baiklah ia bermegah karena memahami dan mengenal Allah, karena yang menjadi kesukaan Tuhan adalah kita memahami dan mengenalNya. Kalau kita bisa menikmati bisa memahami dan mengenal Allah, itu semua adalah anugerah Tuhan, jadi jangan ada yang memegahkan diri karena Tuhanlah yang segala-galanya dalam kehidupan kita.  Tuhan Yesus memberkati!

Pdt. Yakub Bonimin

Minggu, 13 Mei 2012

MENDERITA BAGI KITA

Mazmur 22:1-32

Nubuat tentang Penderitaan Kristus!      
    Tahukah Saudara bahwa Mazmur 22 adalah Mazmur Mesianis, yang menubuatkan penderitaan Tuhan Yesus? Memang, mazmur ini adalah ungkapan hati dan doanya ketika pemazmur yang sedang menderita dan merasa ditinggalkan Allah-nya. Tetapi dibalik penulisan mazmur ini, Allah sedang menubuatkan  penderitaan Tuhan kita, Yesus Kristus.  Sebuah nubuat yang akan digenapi. Dan penggenapannya sudah terjadi saat Tuhan Yesus menderita di kayu salib! Mari kita perhatikan nubuat tentang penderitaan Kristus dalam Mazmur 22 digenapi dalam penderitaan Yesus. Pertama, seruan pemazmur yang merasa ditinggalkan Allah (ayat 2). Seruan ini digenapi saat Tuhan Yesus berseru dengan seruan yang ‘sama’ karena ditinggalkan  BapaNya (Matius 27:45-46; Markus 15:34). Kedua, pemazmur mengungkapkan bahwa dirinya diolok-olok (ayat 8) dan persis sama terjadi pada Tuhan Yesus di kayu salib (Matius 27:39; Markus 15:29). Ketiga, hinaan orang kepada pemazmur (ayat 9), hinaan yang sama ditujukan kepada Tuhan Yesus (Matius 27:43). Keempat, kiasan “ditusuk tangan dan kakinya” (ayat 17), Tuhan Yesus juga dipakukan pada salib, tangan dan kakiNya ditusuk! (Yohanes 20:25), Terakhir, pakaian pemazmur dibagi-bagi dan diundi (ayat 19) mungkin ini kiasan untuk menunjukkan bahwa pemazmur ‘dijarah’ atau mungkin ‘dihina. Nubuat ini juga tergenapi, dimana jubah Tuhan Yesus dibagi-bagi dan diundi oleh prajurit Roma (Matius 27:35; Markus 15:24; Yohanes 19:24).  

Penderitaan Orang yang Ditinggalkan Allah, Penderitaan Bagi Kita!
    Mazmur 22:1 menegaskan bahwa penderitaan Tuhan Yesus adalah penderitaan orang yang ditinggalkan oleh Allah-Nya (ayat 2). Benar, penderitaan Tuhan Yesus adalah penderitaan karena ditinggalkan Allah BapaNya (Matius 27:45-46). Itu sebabnya Dia berseru “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku”. Memang, ada hubungan yang unik antara Yesus, Anak Allah dengan Bapa-Nya. Tetapi jelas saat Dia tergantung di kayu salib merupakan kondisi di mana Yesus ditinggalkan Bapa, terpisah dengan Bapa-Nya!  Menarik sekali bahwa, Mazmur 22, sekalipun berisi seruan akan penderitaan ditinggalkan oleh Allah, namun diakhiri dengan madah atau pujian yang penuh sorak-sorai (Mazmur 22:20-25). Bahkan pemazmur meyakini bahwa pujian akan juga dinaikkan oleh jemaah yang besar bahkan dunia ini, mengapa? Karena pertolongan Tuhan. Benar! Demikian juga dengan penderitaan Tuhan Yesus sebagai Orang yang ditinggalkan Bapa-Nya. PenderitaanNya mendatangkan pujian dan madah sukacita serta sorak sorai. Mengapa?
  
1. Karena Kristus ditinggalkan BapaNya membuat kita tidak akan pernah ditinggalkan Allah!
     Tuhan Yesus menderita sebagai Orang yang ditinggalkan BapaNya untuk menggantikan posisi pemazmur dan kita. Manusia yang berdosa terpisah dengan Allah. Dan pasti terpisah selama-lamanya dalam kematian kedua, neraka yang kekal (Roma 6:23). Ini hukuman yang seharusnya diterima oleh manusia berdosa seperti, pemazmur dan kita! Tetapi Tuhan Yesus menderita di kayu salib menggantikan kita. Dia menanggung hukuman atas dosa kita: Keterpisahan dengan Allah! Dan sekarang kita memiliki persekutuan yang kekal dengan Allah Tritunggal: Bapa, Tuhan Yesus dan Roh Kudus. Kita tidak akan pernah ditinggalkan Bapa dan Tuhan kita, Yesus Kristus. Itu sebabnya patutlah kita menaikkan madah, puji-pujian kepada Tuhan, seperti halnya pemazmur di Mazmur 22. Naikkan pujian syukur kita! Selain itu kita harusnya semakin dekat dengan Allah Bapa dan Tuhan kita, Yesus Kristus, karena oleh penderitaan dan kematianNya di kayu saliblah kita beroleh persekutuan kekal dengan Bapa! Apakah kita sedang undur dari persekutuan dengan Allah di dalam Tuhan Yesus? Jangan! Ingatlah, persekutuan kita dengan Allah yang benar karena Kristus telah menanggung keterpisahan kita dengan Allah!  Mari lebih setia kepada Tuhan Yesus, lebih rajin bersekutu dalam doa dan dengan  FirmanNya, lebih setia beribadah dan lebih setia melayani!
2. Karena Kemenangan Kristus atas Penderitaan, menyatakan kesanggupanNya menolong kita.
  Tuhan Yesus menderita sebagai Orang Benar yang ditinggalkan Allah karena menanggung hukuman dosa kita: Terpisah dengan Allah Bapa! Hal ini bukan saja menyelesaikan ‘pembayaran’ atas dosa sehingga kita tidak lagi terpisah dengan Bapa, tetapi juga menunjukkan KEMENANGAN-Nya atas penderitaan, pencobaan di kayu salib! Dia sudah menang dalam penderitaanNya sebagai “yang ditinggalkan Allah”. Dan kini kemenangan Tuhan Yesus menyatakan kepada kita bahwa Dia sanggup untuk menolong kita yang dicobai, yang seringkali merasa bahwa “Allah meninggalkan” kita, yang sebenarnya tidak demikian! (Ibrani 2:11-12, 14-18). Itu sebabnya pemazmur dengan yakin menyanyikan pengakuanya di tengah pergumuluan yang demikian berat, bahwa TUHAN-lah sumber kekuatan, penghiburan dan pertolongannya (Mazmur 22:20-21). Demikianlah kita sekarang, kita memiliki Tuhan Yesus yang sanggup menolong kita dalam pencobaan yang kita hadapi (Ibrani 12:18). Kita bukan saja mempercayai, menyanyikan tetapi dapat dengan yakin berharap akan kekuatan, penghiburan dan pertolongan Tuhan kita, Yesus Kristus yang sudah menang! 

                                                                        Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Senin, 07 Mei 2012

JANGAN LAGI BERPUTUS ASA !

Lukas 24:13-35

    Siapa saja dapat berputus asa! Lihat saja di jalan menuju Emaus, dua orang murid Yesus, salah satunya bernama Kleopas, berjalan dengan penuh keputus-asaan. Sekalipun murid Yesus, mereka berputus asa. Bagaimana dengan Saudara? Apakah kita sedang berputus asa? Bagaimana ciri-ciri seseorang yang berputus asa? Pertama, biasanya seorang yang putus asa menjadi murung. Seperti dua murid itu, mereka berjalan dengan wajah murung (ayat 17). Kedua, putus asa menyebabkan kehilangan semangat dan harapan (ayat 19-21). Terakhir, orang yang berputus asa seringkali tidak dapat melihat Tuhan Yesus! Kleopas dan temannya tidak dapat mengenali kehadiran Tuhan Yesus yang sudah bangkit dari antara  orang mati (ayat 15-16). Keputus-asaan membutakan sehingga tidak mampu melihat sekeliling dengan baik apalagi memandang Tuhan. Apakah saat ini Saudara berputus asa?  
PENYEBAB KEPUTUS-ASAAN
    Kisah ini bukan saja menunjukkan bahwa siapa saja dapat berputus asa, tetapi juga tentang penyebab keputus-asaan. Paling tidak ada dua hal yang menyebabkan seseorang berputus asa. Pertama, karena harapannya tidak terpenuhi. Kleopas dan mungkin murid-murid yang lain memiliki harapan bahwa Tuhan Yesus akan membebaskan mereka dan Israel dari penjajahan Roma, tetapi ternyata Dia justru mati disalibkan (ayat 19-21). Siapa yang tidak berputus asa menghadapi hal ini? Tetapi ini sebenarnya bukanlah penyebab utama! Penyebab kedua inilah yang merupakan penyebab utama, yaitu karena tidak mengenal Tuhan Yesus dan kehendakNya dengan benar. Kleopas seperti halnya para murid lainnya ‘kurang’ mengenal Tuhan Yesus secara benar. Bagi mereka, Yesus adalah Nabi dan Mesias yang seharusnya menang dan mengalahkan penjajahan Romawi, bukannya mati di kayu salib! (baca ayat 19-24). Mereka tidak mengerti kehendak Bapa dan Tuhan Yesus bahwa Tuhan Yesus harus mati untuk menyelamatkan umat manusia yang berdosa. Itu sebabnya Tuhan Yesus, yang bangkit, memperkenalkan siapa diriNya dan mengajarkan kehendak Bapa-Nya (ayat 25-27). Seringkali kurangnya pengenalan kita pada Tuhan Yesus dan kehendakNya membuat kita berputus asa. Kita tidak mengerti siapa Dia dan apa kehendaknya dalam kegagalan, tantangan dan pergumulan kita, bahkan dalam harapan-harapan kita yang tidak terpenuhi.  
TERLEPAS DARI KEPUTUS-ASAAN!
    Puji Tuhan, kisah ini menunjukkan bahwa TUHAN YESUS tidak mengijinkan keputus-asaan menguasai dan mengalahkan murid-muridNya! Bahkan sampai saat ini! Bagaimana mengalakan keputus-asaan?
1. Percayalah Bahwa TUHAN YESUS Yang Sudah Bangkit Selalu
    Peduli Kepada Murid-murid Yang Berputus Asa (ayat 15-16).
    Lihat, Tuhan Yesus yang sudah bangkit, menghampiri Kleopas dan temannya yang berputus asa (ayat 15-16). Dia tidak membiarkan murid-muridNya terpuruk dalam keputus-asaan! Ya, pertolongan selalu datang “dari atas” terlebih dahulu! Bila kita berputus asa, kita tidak dapat menolong diri kita sendiri. Kita selalu memerlukan tangan Tuhan Yesus yang sudah bangkit! Kita seperti “bejana tanah liat” yang rentan dan lemah. Itu sebabnya kita selalu membutuhkan Tuhan Yesus. Dan yang terpenting lagi, Dia bersedia, Dia mempedulikan kita yang berputus asa. Dia selalu mencari kita! Percayailah dan jangan berputus asa lagi!   
2. Belajar dan Percayai Firman Tuhan (ayat 25-27).
    Tuhan Yesus yang sudah bangkit, tidak hanya mencari Kleopas dan temannya yang putus asa, tetapi mengajar firmanNya! Tuhan Yesus menegur dan mengajarkan Kitab Suci tentang pribadiNya dan kehendakNya! Melalui Alkitab, kita akan bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan Yesus dan segala kehendakNya. Bukankah sudah kita bahas bahwa salah satu penyebab keputus-asaan adalah tidak mengenal Kristus dan kehendakNya atas pergumulan hidup kita? Firman Tuhan bukan saja akan menumbuhkan pengenalan kita akan pribadi Tuhan Yesus dan kehendakNya, tetapi juga akan menguatkan dan mengobarkan semangat kita kembali. Hati Kleopas dan temannya berkobar-kobar ketika mendengarkan pengajaran Alkitab yang disampaikan Tuhan Yesus! (ayat 32). Bukankah dengan merenungkan Firman Tuhan setiap hari, hati kita dikuatkan, semangat dikobarkan dan sukacita kita rasakan? Mari kita merenungkan firmanNya setiap hari dan kalahkan keputus-asaan!
3. Berjalanlah Bersama Tuhan Yesus Yang Sudah Bangkit!
    Kita harus mengerti hati Tuhan Yesus yang mau menyertai murid-murid! Dalam ayat 28-29,Tuhan Yesus “seolah-olah” akan pergi. Artinya, Tuhan Yesus tidak benar-benar akan pergi meninggalkan Kleopas dan temannya! Dengan tepat Kleopas dan temannya memohon, lebih tepat mendesak, agar Tuhan Yesus tinggal serta mereka. Mereka mengambil langkah yang tepat. Mari kita membangun persekutuan yang erat dengan Tuhan Yesus. Dia sudah bangkit dan hidup! Dia menyertai orang yang percaya kepadaNya. Itu sebabnya biarlah kita “mengundang” Tuhan Yesus menyertai kita dengan kehidupan yang setia beribadah, membangun saat teduh dalam doa dan perenungan akan firmanNya setiap hari. Dengan berjalan bersama Tuhan Yesus kita akan berkemenangan atas keputus-asaan.
    
    Tuhan Yesus sudah bangkit, Dia hidup! Dia peduli kepada siapa yang berputus asa. Jangan lagi berputus asa, mari kita bangun persekutuan yang erat dengan Tuhan kita, Yesus Kristus yang sudah bangkit dan undang Dia:
      Tinggal sertaku, Kawan-ku Kudus,
       hampir malam jangan jalan t’rus,
       tiada penolong, hanya Tuhan-ku
       silahkan Tuhan tinggal sertaku

                                                                             Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN