Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Minggu, 16 Desember 2012

DATANG UNTUK MATI


YOHANES 12:20-27

   Datang untuk mati! Ah, setiap manusia juga akan mati!  Ya,benar bahwa setiap orang juga akan mati. Tetapi Tuhan Yesus berbeda! Dia sadar dan tahu persis bahwa kedatanganNya ke dunia adalah untuk mati di kayu salib! Itu adalah tugas dari BapaNya. Tuhan Yesus menyatakan dengan jelas sekali mengenai hal ini. Bukan hanya sekali Dia memberitahukan kematianNya, tetapi hingga tiga kali menurut ketiga Injil sinoptik: Matius, Markus dan Lukas. Bukan hanya itu, Alkitab menuliskan adanya “pertanda” bahwa bayi Kudus yang dilahirkan ini akan mati.  Pertama, saat kelahiran Yesus, mereka harus tinggal di sebuah kandang di Betlehem karena “tidak ada tempat bagi mereka”! (Lukas 2:6-7). Memang dapat dimaklumi bahwa saat itu sedang ada sensus penduduk sehingga Betlehem, kota yang kecil, penuh pengunjung dan penulah penginapan. Namun, kondisi “tidak ada tempat bagi mereka” menunjukkan sebuah ‘pertanda khusus’ bagaimana bangsa Yahudi menolak kedatangan Sang Mesias seperti yang dituliskan rasul Yohanes (Yohanes 1:9-11). Kedua, bayi Yesus dibaringkan dalam palungan (Lukas 2:7, 12 dan 16). Mengherankan bahwa Lukas hingga tiga kali menuliskan kata “palungan” dalam kisah kelahiran Yesus ini dan pastilah memiliki maksud tertentu. Palungan adalah tempat makanan hewan dan ini jelas ‘menempatkan’ Yesus sebagai ‘makanan’ bagi umat pilihanNya. Benar saja, saat Dia melayani, Tuhan Yesus menyatakan bahwa diriNya adalah Roti hidup! Yang dimaksudNya adalah tubuhNya yang dikurbankan (Yohanes 6:51). Bahkan saat perjamuan terakhir, Tuhan Yesus menyatakan bahwa tubuh dan darahNya adalah ‘makanan rohani’ yang akan dipecahkan bagi umatNya. Ketiga, persembahan para majus yang bagi orang Yahudi sangat kental dengan makna kematian, yaitu mur (Matius 2:11). Memang bagi orang Persia, persembahan emas, kemenyan dan mur menunjukkan bahwa penerima persembahan ini adalah seorang raja, tetapi ingat bahwa penerimanya adalah orang Yahudi. Bagi orang Yahudi mur adalah salah satu rempah-rempah yang digunakan untuk membalsam mayat (Yohanes 19:39 band. Lukas 23:56). Ya, sudah sejak kelahiranNya, nampak bahwa kedatangan Tuhan Yesus adalah kedatangan untuk mati! Terakhir, nama Tuhan kita memiliki makna yang penting karena nama itu dari Sorga, dari Bapa bukan dari Yusuf atau Maria. Dan nama itu adalah YESUS, yang artinya Dia yang menyelamatkan umatNya dari dosa! (Matius 1:21; Lukas 2:39).Tahukah Saudara bahwa Penyelamat atau Mesias itu menurut Kitab Suci Perjanjian lama dinubuatkan harus menderita dan mati? (Lukas 24:25-26).  
 
TUJUAN KEMATIAN TUHAN YESUS
    Mengapa “Dia datang untuk mati”? Berbeda kita, manusia, kematianNya memiliki tujuan yang jelas diberitakanNya, diberitakan oleh  Alkitab! Kita mati karena kita berdosa, tetapi Tuhan Yesus mati bukan karena Dia berdosa melainkan karena menanggung dosa kita! Ya, kematianNya supaya kita beroleh HIDUP KEKAL! (Yohanes 12:25). Hidup kekal adalah kita memiliki kembali persekutuan yang erat (mengenal) Allah yang benar dan (di dalam) Tuhan Yesus Kristus mulai dari saat kita percaya padaNya hingga kekekalan kelak! (Yohanes 17:3). Dulu kita berseteru dengan Allah karena dosa, tetapi Kristus datang dan mati bagi kita, supaya yang percaya beroleh hidup yang kekal, kembali memiliki persekutuan yang erat dengan Allah dalam Kristus (Yohanes 3:16). Apakah Saudara telah memiliki hidup kekal? Jika belum, sekarang juga percaya dan terimalah Tuhan Yesus Kristus sebagai TUHAN dan Juruselamat pribadi Saudara dan hidup kekal Saudara terima. 
 
LALU APA?
    Saya senang memberikan pertanyaan ini: “Lalu apa?” Kalau kita sudah tahu Yesus Kristus datang untuk mati bahkan untuk mati bagi kita, lalu apa? Rasul Yohanes, menuliskan apa yang Tuhan Yesus pesankan bagi kita, para muridNya di dalam Yohanes 12 ini, yaitu:
1. Tetaplah teguh dalam iman kepadaNya (ayat 25).
    Tuhan Yesus berpesan bahwa kita harus tetap teguh dalam iman. jangan sayangkan nyawa, jika memang membutuhkan untuk kehilangan nyawa karena iman! Pada saat itu dan pada saat gereja mula-mula, mengikut Tuhan Yesus adalah pilihan yang beresiko! Jadi untuk mengikut Tuhan Yesus seringkali haruslah kehilangan nyawa mereka. Semua iman akan mengalami ujian, sekalipun berbeda-beda, entah penderitaan atau godaan yang penuh kenikmatan. Karena Dia telah mati bagi kita, marilah kita menghargai kurbanNya dan itu berarti hidup tetap teguh dalam iman yang dianugerahkanNya! 
2. Melayani Dia dalam ketaatan (ayat 26). 
   Jika Tuhan Yesus sudah melayani kita hingga mati di kayu salib dan olehnya kita beroleh hidup kekal, apakah terlalu besar pengorbanan, jika kita melayai Dia? Tidak bukan? Mari kita melayani Tuhan Yesus dalam ketaatan kepadaNya setiap hari!  3. Beritakanlah InjilNya (ayat 24).
    
   Seperti Tuhan Yesus mewartakan kematianNya yang menyelamatkan, seperti itulah kita diutusNya untuk berbuah! Memang, ada harga yang harus dibayar untuk berbuah! Mari di hari Natal ini, kita hidup bagi Tuhan Yesus dan mewartakan bahwa di dalam Dia ada kehidupan kekal!
    
   Akhirnya, marilah kita merayakan Natal dengan mengingat bahwa kedatanganNya untuk mati bagi kita, supaya kita beroleh hidup kekal. Dan tugas kita adalah tetap teguh dalam iman, melayani dalam ketaatan kepadaNya dan mewartakan kasihNya bagi semua orang! Selamat Natal!

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Minggu, 09 Desember 2012

DATANG UNTUK MENYEMBAH


MATIUS 2:1-11

    Alkitab menyaksikan bahwa para majus, yang mungkin saja dari Persia, mencari bayi Yesus. mereka datang untuk menyembah bayi Yesus. Mereka menyampaikan tujuan mereka ini kepada Herodes di Yerusalem (ayat 2). Dan benar, ketika mereka betemu bayi Yesus, mereka sujud dan menyembahNya! Bagaimana dengan kita? Pada hari Natal ini untuk apakah kita datang mencari Tuhan Yesus? Untuk menyembah Dia atau untuk hal lain? Para majus memberikan kita teladan dan spirit bagi kita; ketika kita mencari Tuhan Yesus kerinduan kita yang terdalam adalah datang untuk menyembah Dia, bukan yang lain! Bukan hanya berkat, pertolongan apalagi hadiah-hadiah!
Penyembahan Sejati
    
    Mari kita datang untuk menyembah Tuhan Yesus di hari Natal ini. Nah, bagaimana kita dapat menyembah Tuhan Yesus dengan penyembahan yang sejati? Apakah penyembahan itu?
1. Mempersembahkan ucapan bibir yang memuliakan Tuhan Yesus (ayat 2, 11).
    Penyembahan adalah mempersembahkan ucapan bibir yang keluar dari hati untuk memuliakan dan mengagungkan karya dan pribadi Tuhan Yesus. Pertama, penyembahan haruslah dari hati! Perhatikan betapa antusiasnya para majus mencari Tuhan Yesus sedemikian antusiasnya mereka menyembah Tuhan Yesus! Marilah kita menaikkan puji-pujian dan penyembahan di hari Natal ini! Kedua, bila penyembahan kita dari hati, maka ucapan bibir pastilah dengan sungguh-sungguh (Ibrani 13:15). Naikkanlah ungkapan penyembahan bagi Tuhan kita, Yesus. Ketiga, sikap tubuh. Bila penyembahan merupakan apa yang keluar dari hati kita terdalam, maka sikap kitapun bersungguh-sungguh! Bersujud, mengangkat tangan atau berdiri dengan penuh hormat kepada Tuhan.
2. Mempersembahkan Sebagian Dari Milik Kita! (ayat 11).
    Seperti para majus, mereka segera membuka tempat perbekalan mereka dan memberikan sebagian milik mereka tatkala menyembah bayi Yesus, yaitu emas, kemenyan dan mur. Mereka mempersembahkan sebagian harta mereka kepada Kristus! Lihat saja Perjanjian Lama, setiap penyembahan selalu disertai dengan korban di atas mezbah! Sejak Kain dan habel, setiap orang yang menyembah Tuhan, selalu ada korban di atas mezbah. Lagi pula para majus menempatkan bayi Yesus sebagai bayi Raja! (ayat 2, 11). Bahkan emas, kemenyan dan mur adalah persembahan ‘khas’ bagi seorang raja dikebudayaan mereka saat itu. Nah, bagaimana dengan kita? Sudahkah kita memberikan sebagaian miliki kita bagi Kristus? Berikanlah apa yang ada seperti para majus. Tetapi juga berikan yang terbaik seperti mereka!                                      
 3. Mempersembahkan seluruh hidup kita (ayat 2, 11-12). 
    Ketika para majus berangkat mencari bayi Yesus, sebenarnya mereka telah memulai penyembahan yang sejati kepadaNya! Penyembahan sejati adalah ketaatan dan penundukan diri kita kepada Tuhan Yesus dengan menempatkan Dia sebagai Raja  atas hidup kita. Lihat para majus taat kepada ‘petunjuk’ Allah melalui Bintang di Timur, taat kepada Taurat tentang nubuat kelahiran Kristus dan taat pada Allah melalui mimpi mereka. Inilah penyembahan sejati. Sudahkah kita menyembah Tuhan Yesus? OPpenyembahan bukan hanya ucapan-ucapan bibir atau memberikan sebagaian milik kita, tetapi penundukan diri kita di bawah pemerintahan Yesus Kristus, Tuhan dan Raja kita. Di hari Natal ini mari kita taat kepadaNya, taat kepada FirmanNya dan memberikan diri sepenuhnya untuk menghamba!
Layak Disembah!
    
    Tuhan Yesus memang layak disembah! Sebab Dialah Allah dan Tuhan, Dialah Raja di atas segala raja! KelahiranNya mempengaruhi alam semesta (ayat 1-2). KelahiranNya diwartakan Allah kepada bangsa-bangsa (ayat 2). KelahiranNya dinubuatkan Alkitab (ayat 4-5). KelahiranNya ajaib (ayat 9-10). Itu sebabnya para majus menyembah Dia. Bagi kita, bukan hanya ini, sebab Matius, penulis Injil ini menjelaskan LEBIH bagi kita. Tuhan Yesus adalah Penguasa, Raja atas segalanya! Dia berkuasa atas sakit-penyakit, berkuasa atas alam semesta, berkuasa atas setan-setan, bahkan hidup dan mati! Dia-lah Raja yang bermahkota duri untuk menebus dosa kita dan satu kali akan datang kembali untuk menjemput penyembah-penyembahNya! Bukankah Dia layak disembah? Mari, di hari Natal ini, kita menyembah Dia dengan ucapan bibir yang memuliakan Dia, dengan sebagaian milik kita dan dengan ketaatan kepada firmanNya. Selamat Natal!

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Senin, 03 Desember 2012

DOA ORANG BENAR


YOHANES 1:5-80

    Minggu ini disebut minggu Advent di beberapa gereja. Minggu dimana menantikan hari Natal, hari kelahiran Tuhan Yesus. Kita juga sedang menantikan dan mempersiapkan bukan? Mari kita belajar menyambut Natal sesuai dengan Firman Tuhan. Kita membaca tentang Pemberitahuan Tentang Kelahiran Yohanes Pembaptis dalam Lukas 1:5-80. “Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya.” (ayat 14). Keluarga Yohanes Pembabtis bergembira karena doanya dijawab, karena kelahiran  Yohanes Pembaptis. Bukan hanya itu, nantinya Yohanes Pembaptis,  seperti yang telah ‘dinubuatkan’, akan membawa berkat bagi banyak orang!
 
A. Kehidupan Zakharia dan Elisabet (ayat 6-8).
        Doa Zakharia dan Elisabet di dengar Tuhan. Memang Alkitab menyatakan bahwa ada hubungan yang jelas antara kehidupan rohani dengan jawaban doa. Bagaimana kehidupan Zakharia dan Elisabet, orang  tua Yohanes Pembaptis?
a. Mereka hidup benar dihadapan Allah (ayat 6).
    Zakharia dan Elisabet hidup benar di hadapan Allah. Pertama, kita dibenarkan oleh Allah melalui iman bukan karena melakukan hukum Taurat (Galatia 2:16). Dan itu adalah kemurahan Allah saja. Tetapi kita juga harus hidup dalam kebenaran Firman Tuhan. 1 Yohanes 3:7 menyatakan: “Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu. Barangsiapa berbuat kebenaran, adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar.”  Menyambut Natal tahun ini, mari kita hidup benar. Boleh saja menghias rumah dan mempersiapkan segala sesuatu, tetapi yang terpenting mari kita ‘hias’ kehidupan kita dengan berbuat apa yang benar dihadapan Allah! Dan janji Tuhan adalah Allah mendengarkan orang-orang benar yang berseru kepadaNya (Mazmur 34:16-18).
b. Mereka hidup menurut segala perintah Tuhan (ayat 6).
    Zakharia dan Elisabet hidup taat, menurut segala perintah Tuhan dengan tidak bercacat. Kita harus senantiasa taat kepada Tuhan. Tuhan Yesus adalah teladan yang sempurna! Dia taat sampai mati di kayu salib. “Dalam hidupNya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkanNya dari maut, dan karena kesalehanNya, Ia telah didengarkan. Dan sekalipun Ia Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang dideritaNya, dan sesudah Ia mencapai kesempurnaanNya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepadaNya dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut Melkisedek.” (Ibrani 5:7-10). Ketaatan berhubungan dengan penderitaan, dengan kayu salib! Tetapi mari kita tetap taat kepada Tuhan Yesus. Biarlah Natal kali ini, kita sambut dengan kehidupan yang taat pada firman Tuhan, pada pemimpin rohani, pelayan yang melayani, pimpinan koor dan seterusnya. Sesuai dengan firman Tuhan, doa dan permohonan orang yang taat kepada Tuhan akan didengarNya.
c. Mereka setia melayani Tuhan (ayat 7-8). 
    Zakharia setia melakukan tugasnya sebagai imam dihadapan Tuhan. Zakharia memang seorang pelayan Tuhan yang setia dalam melaksanakan tugas keimamannya. Kita juga adalah pelayan-pelayan, imam-imam dihadapan Tuhan Yesus Kristus. “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib.” (1 Petrus 2:9). Mari kita sambut Natal tahun ini dengan setia melayani Tuhan, meskipun melayani pelayanan yang terlihat ‘kecil’. Tidak ada pelayanan yang kecil dihadapan Tuhan! Jangan undur atau tinggalkan pelayanan, tetapi setialah melayani Tuhan.
 
B. Doa Zakharia Didengar Oleh Tuhan (ayat 9-17).
    Doa Zakharai dan Elisabeth yang hidup benar, taat dan setia melayani Tuhan didengar dan dikabulkan oleh Tuhan! Tuhan mengutus malaikatNya berkata: “Jangan takut , hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan, dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu.” (ayat 13-14). Jika Zakharia dan Elisabet hidup benar, taat dan setia melayani Tuhan, meskipun Elisabet mandul, tidak mungkin mendapatkan anak, TUHAN mau memberkati buah nikah mereka. Tuhan mendengar dan mengabulkan doa mereka! Sehingga mereka bersukacita dan bergembira bahkan banyak orang menjadi bersukacita atas kelahiran Yohanes pembaptis. Mari kita hidup dalam kebenaran, taat kepada Tuhan dan setia melayani Dia, Tuhan pasti mendengar doa kita. “Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya.” (Mazmur 34:18).Tuhan Yesus memberkati.

Pdt. Gersom Sunarto

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN