Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Minggu, 26 Mei 2013

MENGAPA KITA HARUS PENUH DENGAN ROH KUDUS?


Efesus 5:18-21

    Hari ini kita memperingati hari Pentakosta, hari dimana Tuhan Yesus mencurahkan Roh Kudus sesuai dengan janjiNya kepada para murid! Roh Kudus dicurahkan dan itu berarti setiap orang Kristen, termasuk kita dapat dipenuhi oleh Roh Kudus. Itu sebabnya rasul Paulus mendesak jemaat Efesus dan kita untuk terus menerus dipenuhi oleh Roh Kudus. Mengapa kita harus penuh dengan Roh Kudus? Ada 3 jawaban yang kita temukan dalam surat Efesus ini, khususnya pada pasal 5:18.
 
1.Karena Roh Kudus SUDAH dicurahkan bagi kita (1:13-14).
     Perintah supaya kita dipenuhi oleh Roh Kudus mengindikasikan bahwa Roh Kudus sudah dicurahkan oleh Tuhan Yesus sehingga kita dimungkinkan untuk dipenuhi olehNya (Efesus 5:18). Dan di dalam Efesus 1:13-14 rasul Paulus menegaskan bahwa Roh Kudus yang dijanjikan Allah SUDAH memeteraikan kita menjadi milikNya. Artinya, Janji Allah, melalui Tuhan Yesus, tentang pencurahan Roh Kudus sudah digenapi. Bukankah Roh Kudus sudah dicurahkan pada hari Pentakosta? (KPR 2:1-11). Pada saat itu semua murid dipenuhi oleh Roh Kudus (ayat 4). Jika Roh Kudus sudah dicurahkan, sudah diberikan kepada kita, mengapa kita tidak rindu dipenuhi oleh Roh Kudus? Roh Kudus sudah dianugerahkan Allah bagi kita, mari kita rindu dan memberi diri dipenuhi, dikuasai dan dipimpin oleh Roh Kudus. Jangan sia-siakan anugerah Allah yang besar ini! 
2. Karena penuh Roh Kudus adalah kehendak Allah!
     Jelas bahwa Efesus 5:18 adalah kalimat perintah, bukan ajakan atau himbauan! Dalam bahasa Yunani, kata “penuh” menggunakan tense present imperatif aktif, artinya ini kalimat perintah yang harus terus menerus dilakukan. Bahkan istilah “hendaklah” menunjukkan bahwa penuh Roh Kudus adalah kehendak (perintah) Tuhan yang harus ditaati seperti perintah-perintah Tuhan yang lainnya (bandingkan 4:32 dan ayat 19-21). Ini perintah Tuhan bagi kita: Hendaklah kamu penuh dengan Roh Kudus! Tidak ada tawar menawar! Setiap orang Kristen harus terus menerus dipenuhi oleh Roh Kudus. Apakah Saudara penuh dengan Roh Kudus hari ini? Berikanlah diri Saudara untuk dipenuhi, dikontrol oleh Roh Kudus.
3. Karena penuh Roh Kudus menumbuhkan kerohanian!
     Secara tata bahasa Yunani ayat 19-21 dan seterusnya ditulis sebagai tindakan yang ‘digantungkan’ pada ayat 18. Tanpa ayat 18, tidak ada ayat 19 dan seterusnya. Dengan demikian ayat 19-21 merupakan dampak atau akibat seseorang dipenuhi oleh Roh Kudus. Artinya, seseorang yang dipenuhi Roh Kudus akan menghasilkan kehidupan rohani yang bertumbuh seperti yang digambarkan ayat 19-21 dan ayat-ayat selanjutnya. Kita tidak dapat bertumbuh tanpa campur tangan Allah! Kehidupan rohani hanya dapat bertumbuh karena karya Roh Kudus. Kepenuhan Roh Kudus yang terus menerus dialami orang Percaya akan mengubahkan karakter (menumbuhkan kerohanian hingga berbuah Roh).  Kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus akan menjadi kehidupan yang suka bersekutu dengan Tuhan dan sesama(Lihat frase ‘seorang kepada yang lain’ (ayat 19)serta bandingkan dengan kehidupan jemaat mula-mula). Penuh Roh Kudus menyebabkan seseorang dimampukan untuk saling melayani, Menerima sukacita surgawi yang nampak dari puji-pujian, selalu mengucap syukur kepada Tuhan Yesus dan rendah hati. Pendeknya,  kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus akan bertumbuh dan berbuah Roh, yaitu kasih Allah! (band. Galatia 5:22). Dalam keluarga, orang yang penuh Roh menjadi suami yang mengasihi isteri, isteri yang hormat dan cinta suami , orang tua yang mengasihi anak-anaknya dan anak-anak yang mengasihi orang tuannya (Efesus 5:22-6:4). Dalam pekerjaan, penuh dedikasi, semangat dan menjadi berkat! (Efesus 6:5-9). Dan akhirnya, orang yang penuh Roh Kudus menjadi orang Kristen yang kuat dan siap menghadapi kuasa kegelapan (6:10-20). Jadi, jika kepenuhan Roh Kudus menumbuhkan kerohanian kita, tunggu apa lagi, serahkan hidup kita untuk dipenuhi olehNya!
4. Karena kepenuhan Roh Kudus mendorong dan memperlengkapi dalam pelayanan.
     Tidak diragukan bahwa penuh Roh Kudus mendorong kita untuk giat melayani (Efesus 5:19). Bukankah kuasa Roh Kudus diberikan supaya kita menjadi saksi-saksi Tuhan Yesus? Untuk melayani dan memberitakan InjilNya. Bukan hanya dorongan yang diberikan, tetapi  hikmat, kekuatan dan kuasa serta karunia-karunia Roh Kudus. Itu sebabnya undang Roh Kudus memenuhi hidup kita sehingga pelayanan kita efektif bagi kemuliaan Tuhan kita, Yesus.
    
    Akhirnya, mari kita menyadari bahwa Roh kudus sudah dicurahkan dan Tuhan memerintahkan kita untuk dipenuhi oleh Roh-Nya. Bukan hanya itu, mari kita memperhatikan betapa luar biasa berkat dari kepenuhan Roh Kudus sehingga hati kita rindu untuk dipenuhi oleh Roh Kudus. Mari kita memohon: “Datang penuhiku, datang penuhiku, ya Roh Kudus!”

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Senin, 20 Mei 2013

TENANG DI DUNIA YANG MENGGELISAHKAN


YOHANES 14: 1-3, 15-17


    Setiap perpisahan pasti menumbuhkan rasa sedih dan gelisah. Apalagi berpisah dengan Tuhan dan Guru yang agung, Tuhan Yesus! Para murid menjadi gelisah! Tuhan Yesus telah berulang-ulang di Injil Yohanes pasal 13-14 ini mengungkapkan kepergianNya bukan hanya kepergian ke Golgota dan mati, tetapi kepergianNya kepada Bapa, naik ke Sorga! Itu sebabnya murid-murid dirundung kegelisahan berpisah denganNya. Apakah kita juga merasa gelisah bila “berpisah” dengan Tuhan dan Guru Agung kita? Mengherankan banyak orang Kristen justru senang ‘jauh’ dari Tuhan-nya. Sebab berikutnya kegelisahan datang kepada murid-murid saat itu adalah mereka “ditinggalkan” (sekalipun nanti kita akan tahu tidak benar-benar ditinggalkan) dalam dunia yang menggelisahkan! Dunia yang penuh dengan kejahatan, dosa, kejam, penuh kebencian (lihat pasal 13-16). Siapa tidak gelisah di dalam dunia yang kelam ini tanpa Tuhan Yesus? Tanpa Guru Agung dan Sang Juruselamat? Itu sebabnya Tuhan Yesus berfirman dan menenangkan hati mereka: “Jangan gelisah hatimu!” Mengapa kita tidak usah gelisah? 
 
1.Karena Tuhan Yesus ‘pergi” untuk menyediakan tempat bagi kita! (ayat 1-3)
      Tuhan Yesus menenangkan hati dengan menunjukkan tujuanNya pergi ke Sorga. Dia pergi ke Sorga untuk menyediakan tempat bagi kita! Jadi, mengapa gelisah hati kita? Jangan gelisah sebab kita memiliki tempat di Sorga! Pasti! Seperti apa tempat diSorga? Bukan rumah mewah atau penuh kegemerlapan yang Tuhan Yesus maksudkan dengan “banyak tempat di rumah Bapa”, tetapi yang dimaksudkanNya adalah suatu tempat YANG BERBEDA dengan dunia ini! Pertama, tempat yang disediakan Tuhan Yesus berada di Sorga, di rumah Bapa! Tidak ada yang seperti ini di bumi, di dunia kita! Suatu tempat penuh damai sejahtera, kekudusan dan sukacita besar yang tidak terkatakan! Coba bandingkan tulisan rasul Yohanes tentang Sorga di Wahyu 21-22! Tidak ada lagi kejahatan atau kebancian, tidak ada lagi air mata dan perkabungan dan semua serba mulia! Kedua, tempat kita ini disediakan Tuhan Yesus sendiri! Bukan buatan tangan manusia, tetapi buatan Allah! Ada yang bisa membayangkan? Ketiga, tempat bersama Tuhan Yesus selamanya. Sorga bukan sorga bila tidak ada Yesus di sana! Yang terpenting di Sorga bukan rumahnya mewah dan indah atau jalan-jalannya emas, tetapi ada Kristus Tuhan kita yang bersama-sama dengan kita selamanya. Tidak ada lagi ‘perpisahan’ dengan Dia! Memang hari ini kita masih berada di dunia yang menggelisahkan, tapi jangan gelisah karena kita memiliki tempat yang sangat berbeda di Sorga. Kita sedang menuju ke sana!
2. Karena Tuhan Yesus pasti datang kembali menjemput kita! (ayat 3 dan 18).
      “Jangan gelisah hatimu, Aku akan datang kembali menjemput engkau!” Ini yang dikatakan Tuhan Yesus di ayat 3 dan karena penting, diulanginya pada ayat 18. Kita tidak perlu gelisah, karena Tuhan Yesus berjanji untuk menjemput kita kelak! Apa yang membuat kita yakin janjiNya benar-benar akan ditepati? Sederhana, sebab janji-janjiNYa yang lain benar-benar ditepatiNya! Misalnya Tuhan Yesus akan memberikan Roh Kudus, Penolong bagi murid-murid dan kita, benar-benar ditepati. Ketika Dia naik ke Sorga kemudian Dia curahkan Roh Kudus-Nya kepada para murid persis seperti janjiNya (Kisah Para Rasul 2:1-11). Dia sudah membuktikan sebagai Tuhan yang setia pada janjiNya. Terus kita harus ingat SIAPA yang berjanji. Yesus adalah Tuhan dan  Allah, Dia pasti menepatinya! Dia pasti datang kembali menjemput kita, janganlah gelisah! 
3. Karena Tuhan Yesus mengutus Roh Kudus menyertai kita (ayat 15-17).
      Mengapa jangan gelisah? Karena Tuhan Yesus berjanji mengutus Roh Kudus untuk menyertai kita. Tuhan Yesus tidak membiarkan kita sendiri di dunia yang menggelisahkan ini! Janglah gelisah, karena setiap orang Percaya, setiap murid Kristus tidak pernah sendiri, Roh Kudus yang sudah dicurahkanNya menyertai sampai selama-lamanya. Siapakah Roh Kudus? Dia adalah “Penolong yang lain”. Dia diutus untuk menolong kita, menguatkan dan memimpin kita pada ketaatan pada firman Tuhan (ayat 15-16). Seperti Kristus saat bersama murid-muridNya, Dialah Penolong sekarang Roh Kudus adalah Penolong yang setara! Roh Kudus adalah Penyerta. Dia menyertai bukan sehari atau seminggu, melainkan selamanya! Dia diam dan tinggal dalam orang yang percaya kepada Tuhan Yesus! Saudara tidak pernah sedetikpun sendiri sebab Roh Kudus beserta kita. Terakhir, Dia Roh Kebenaran yang memastikan kita di jalan kebenaranNya sehingga kita dimampukan dan dituntunNya pada kebenaran. Itu sebabnya Tuhan berfirman: “Jangan gelisah hatimu!” 
    
    Nah, jika kita memiliki tempat di rumah Bapa, jika Tuhan Yesus akan datang kembali dan pasti menjemput kita, jika kita tidak sendiri di dunia yang menggelisahkan ini, untuk apa gelisah? Kita dapat tenang sekalipun masih berada di dunia yang menggelisahkan ini. Selamat merenungkan hari kenaikan Tuhan Yesus dan menyongsong Pentakosta!     

 Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Senin, 06 Mei 2013

AKAR DARI KETIDAKTAATAN


1 samuel 13: 1-15

    Raja Saul tidak taat kepada perintah Tuhan! Ya, Saul melanggar kekudusan Tuhan dengan mempersembahkan korban yang hanya boleh dilakukan oleh seorang imam, sesuai dengan firman Tuhan (ayat 8-14). Dua kali Samuel menegaskan ketidaktaatan Saul dengan tegurannya: “Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN ALLAH-mu, yang diperintahkan kepadamu...” (ayat 13-14). Sayang Saul tidak taat kepada Tuhan. Ketidaktaatan pasti merugikan! Pertama, Saul kehilangan berkat (baca: buah) dari ketaatan! Sedianya Tuhan akan mengokohkan kerajaannya, namun karena ketidaktaatannya, ia kehilangan berkat luar biasa ini! Ingat, ketidaktaatan kepada Tuhan selalu menyebabkan kita kehilangan berkat-berkat Tuhan. Jangan tidak taat. Kedua, ketidaktaatan mendatangkan hukuman. Tuhan menjatuhkan hukuman atas ketidaktaatan, Dia mempersiapkan pengganti Saul! Mengapa Saul tidak taat? Ketidaktaatan selalu memiliki “akar” masalah. Apa akar dari ketidaktaatan itu? 
1.Karena TIDAK SABAR! (ayat 5-10)
      Saul dan nabi Samuel sudah mengadakan perjanjian, dimana pada hari yang ditentukan Samuel akan datang untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan. Nampaknya ibadah ini untuk memohon penyertaan Tuhan dalam peperangan melawan Filistin. Tetapi Saul tidak sabar mananti Samuel sehingga dia mengambil tindakan sendiri dan melanggar firman Allah. Seringkali ketidaksabaran menuntun kita untuk bertindak sendiri dan mengarahkan langkah kita pada ketidaktaaatan kepada Tuhan! Ketika kita tidak sabar lagi menantikan Tuhan, menantikan pertolonganNya, pasti kita akan mengambil ‘jalan pintas’ yang melanggar firmanNya. Berapa banyak anak Tuhan yang tidak sabar menantikan pertolongan Tuhan dan ‘lari’ kepada Setan dan dunia ini? Mengapa kita menjadi tidak sabar? Pertama, pergumulan yang ‘nampak’ menjadi semakin parah. Bagi Saul saat itu, pergumulan nampak semakin parah dengan menyaksikan banyak orang Israel yantg mulai berserak-serak meninggalkannya (ayat 6-7). Bagaimana dengan kita? Kedua, memfokuskan diri pada waktu yang kita rasa ‘lama’. Saul menunggu tujuh hari, tetapi sebenarnya hari ibadah korban itu sudah ditentukan bersama Samuel, tetapi baginya sudah lama menanti. Apabila kita menunggu pastilah kita akan merasa lama bukan? Fokuskan diri pada janji Tuhan dan karya hari ini, sehingga kita dimampukan menantikan waktu Tuhan! Ketiga, masalah utamanya adalah manusia senang pada yang mudah, cepat dan instant! Kita tidak terlalu suka dengan proses. Ini membuat manusia menjadi tidak sabaran dan akhirnya tidak taat kepada Tuhan. Keinginan untuk serba mudah dan cepat seringkali membawa kita untuk melawan firman Allah dan tidak taat! Marilah kita nantikan Tuhan, nantikan pertolonganNya dan Tuhan pasti menolong tepat pada waktunya! 
2. Karena TIDAK PERCAYA kepada TUHAN!
      Ketidak sabaran Saul mencermin masalah yang lebih dalam dalam dirinya, yaitu TIDAK PERCAYA kepada Tuhan! Saul pernah mengalami bagaimana perkasaNya Tuhan, yaitu saat menghadapi Nahas, orang Amon dengan prajuritnya (1 Samuel 11:1-15). Bahkan Saul sendiri yang menyatakan kemenangan itu adalah tangan TUHAN (ayat 13). Namun Saul tetap tidak mempercayai TUHAN, Allah Israel yang penuh keperkasaan. Bukan korban bakaran yang mendatangkan kemenangan, tetapi TUHAN. Saul tidak perlu melanggar perintah Tuhan mengenai keimaman. Saul hanya perlu PERCAYA dan MEMPERCAYAKAN dirinya dan bangsanya kepada TUHAN yang perkasa, yang pernah memberikan kemenangan kepadanya. Seringkali kita tidak taat pada firman Tuhan karean sebenarnya kita tidak mempercayai TUHAN dan firmanNya. Satu contoh, banyak anak Tuhan tidak taat mengembalikan persepuluhan bukan karena tidak mengerti kebenaran firman, tetapi karena tidak percaya kalau TUHAN pasti memelihara dan menggenapi janjiNya. Nah, marilah kita percaya pada TUHAN dan firmanNya dan itu akan mendorong kita untuk TAAT kepadaNya! 
3. Karena TIDAK BERTUMBUH dalam pengenalan akan TUHAN.
      Ketidaktaatan Saul karena ketidaksabarannya yang sebenarnya dibalik itu ada ketidakpercayaan kepada Tuhan! Mari kita lebih dalam melihat akar sesungguhnya dari ketidaktaatan. Ketidaktaatan karena Saul tidak benar-benar bertumbuh dalam pengenalannya akan TUHAN! Saul adalah salah satu orang Perjanjian Lama yang menerima anugerah Perjanjian Baru! TUHAN oleh Roh-Nya mengubah hidup Saul. Bukan hanya itu, Saul juga menerima pengalaman rohani, kepenuhan Roh (1 Samuel 10:9-10). Tetapi sayang, Saul tidak bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan. Saul selalu menggunakan akalnya sendiri (1 Samuel 13:3-5). Bersembunyi dibelakang nama Samuel, bukan TUHAN! (1 Samuel 12:7). Berbeda dengan Daud yang senantiasa mempercayai Tuhan karena bertumbuh dalam pengenalannya akan Tuhan-nya. Satu lagi yang fatal, Saul bahkan tidak mudah untuk mengaku dosa dan bertobat saat ditegur oleh Tuhan melalui Samuel (1 Samuel 13:13-15). Akar dari ketidaktaaatan adalah pengenalan akan TUHAN yang tidak bertumbuh! Ketika kita semakin mengenal TUHAN kita, kita akan semakin percaya, semakin hormat dan semakin TAAT! Mari bertumbuh dalam pengenalan akan TUHAN!
    
    Akhirnya, belajarlah menantikan TUHAN, mempercayai  TUHAN dan bertumbuh dalam pengenalan akan Dia. Pastikan kita menjadi anak-anak TUHAN yang taat kepadaNya. Kemuliaan bagi TUHAN kita, Yesus Kristus.    

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN