Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Senin, 13 Januari 2014

Tuhan Yesus Gembala yang baik


Yohanes 10:11


    Tuhan Yesus mengatakan bahwa diri-Nya adalah Gembala yang baik. Pernyataan Tuhan Yesus ini bagi orang banyak, orang farisi, dan ahli taurat, adalah kabar baik yang menyelamatkan! (Yohanes 10:19-21 band. 9:40-41). Tetapi bagi murid-murid-Nya, termasuk kita, ini adalah Firman yang menguatkan. Tuhan Yesus adalah Gembala yang baik! Apakah ini menguatkan Saudara? Bila, “ya”, puji Tuhan. Namun bila tidak, itu tidak mengherankan karena saat itu banyak juga orang yang meragukan kebenaran ucapan-Nya (lihat 10: 19-21). Bahkan menganggap Tuhan Yesus orang yang kerasukan setan dan gila! Saya harus jujur bahwa murid-murid pun pasti juga menghadapi tantangan ‘iman’ yang sama sebab mereka selalu melihat ada tantangan yang berat disepanjang perjalanan mereka bersama Tuhan Yesus yang menyatakan sebagai Gembala yang baik. Benarkah Tuhan Yesus Gembala yang baik? Mungkin Saudara juga meragukannya ketika melihat ke “belakang” ke tahun lalu, kepada perjalanan hidup yang penuh pergumulan dan tantangan. Tetapi Tuhan Yesus adalah Gembala yang baik! Ada beberapa alasan yang meyakinkan kita. Jadi, buang keraguan Saudara, Tuhan kita, Yesus adalah Gembala yang baik bagi Saudara dan saya!
 
1. Tuhan Yesus sendiri yang mengatakan (ayat 11).
     Alasan yang pertama yangmeyakinkan kita bahwa Tuhan Yesus adalah Gembala yang baik adalah karena Dia yang menyatakannya sendiri! Berbeda dengan Mazmur 23:1, pernyataan dari pengalaman  Daud  dengan Tuhan. Bukan berarti pernyataan daud perlu diragukan, tetapi jika pengalaman seseorang begitu meyakinkan kita, terlebih lagi pernyataan Tuhan sendiri! Tuhan Yesus berkata: “Akulah Gembala yang baik!” Mari kita mempercayainya. Mengapa? Pertama, karena Yesus adalah TUHAN (Kurios), pemilik segala sesuatu, pemilik langit dan bumi dan segala kuasa. Lihat saja orang yang buta sejak lahir dicelikkan oleh kuasaNya (9:1; 10:21). Kedua, Yesus adalah Allah sendiri! Injil Yohanes sangat menekankan kebenaran ini. Tuhan Yesus adalah Sang Firman yang menjadi manusia. Firman itu adalah Allah, Pencipta segala sesuatu (Yohanes 1:1-4,14). Bila TUHAN Allah sendiri yang menyatakan diriNya Gembala yang baik, apa yang membuat kita ragu?
 
2. Tuhan Yesus memberikan nyawaNya (ayat 11).
     Tuhan Yesus adalah Gembala yang baik dibuktikanNya dengan memberikan nyawaNya bagi domba-dombaNya, bagi kita. Istilah “memberikan nyawaNya” berarti Tuhan Yesus secara sadar menyerahkan nyawaNya, yang adalah hakNya, milikNya (band. ayat 18). Bisa saja Tuhan Yesus tidak menyerahkan nyawaNya, tetapi Dia memilih untuk memberikan bagi kita. Ada 2 alasan yang mendorong Tuhan Yesus memberikan nyawaNya bagi kita. Pertama, Dia  menyerahkan nyawaNya karena KETAATAN-Nya pada tugas dari Bapa (ayat 17-18). Kedua, karena Kasih-Nya kepada domba-dombaNya! Dia mengasihi kita, sebagai Gembala yang baik, itu sebabnya Dia mau menyerahkan nyawaNya bagi kita. Ya, karena kematian Tuhan Yesus di kayu salib menjadikan kita yang seharusnya binasa beroleh hidup kekal dan hidup dalam segala kelimpahanNya (Yohanes 3:16; 10:10).
 
3. Tuhan Yesus mengenal domba-dombaNya (ayat 14).
     Satu lagi alasan yang disampaikan Tuhan Yesus bahwa Dia adalah Gembala yang baik adalah karena Dia mengenal domba-dombaNya (ayat 2.3 band ayat 27). Di Timur Tengah, para gembala biasa memberi nama kepada domba-domba peliharaan mereka. Dan tentu saja jika  domba-domba itu sangat banyak akan sangat sulit  mengenalinya bukan? Tapi itu tidak berlaku bagi seorang gembala yang baik. Dia akan kenal domba-dombanya satu persatu. Dan seperti itulah Tuhan Yesus Mengenal berarti dekat dengan murid-muridNya, termasuk kita. Dia mengenal pribadi kita juga pergumulan kita, domba-dombaNya. Mari kita tinggalkan tahun 2013 dengan ucapan syukur bahwa DIA sudah memimpin kita. Dan mari kita jalani tahun 2014 ini dengan memastikan bahwa Tuhan Yesus, Gembala yang baik menuntun hidup kita setiap hari. Tuhan memberkati!

Pdt. Lukas Widiyanto, M.Th.

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN