Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Minggu, 18 Maret 2012

GAYA HIDUP ORANG KRISTEN


1 Yohanes 2:6

Apa itu gaya hidup? Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan orang dalam masyarakat. Gaya hidup menyangkut cara hidup yang menjadi kebiasaan misalnya penampilan, makanan, relasi, cara bicara, cara mengatur keuangan dan sebagainya. Pasti kita memiliki gaya hidup kita sendiri. Apakah gaya hidup kita adalah gaya hidup Kristen, gaya pengikut Kristus?

Awas Gaya Hidup Postmodern
Kita harus menyadari bahwa dunia menawarkan “gaya hidup” postmodern yang seringkali bertentangan dengan Alkitab. Dengan jelas Alkitab menyatakan bahwa sistem dunia ini dikuasai si jahat (1 Yohanes 5:19). Maksudnya dunia ini di bawah (dikuasai) tipu daya Iblis (dalam bahasa Yunani kata “dikuasai” adalah keitai yang artinya ‘di bawah penipuan’). Mari kita waspada. Bagaimana “gaya hidup” yang ditawarkan dunia kepada anak-anak Tuhan sekarang ini? Perhatikan saja paling tidak kita akan menemukan unsur-unsur ini dalam gaya hidup masa kini. Pengaruh liberalisme, dimana orang sekarang sangat menekankan kebebasan yang sebebas-bebasnya, tidak mau terikat. Kedua, penekanan terhadap relativisme, dimana kebenaran mutlak ditiadakan, semuanya relatif. Bahkan kalau perlu tatanan atau aturan tidak usah ada saja. Berikutnya, humanisme, manusia segalanya, Allah tidak perlu lagi. Lihat gaya hidup sekarang yang tidak peduli lagi terhadap agama dan ke-Tuhan-an. Gaya hidup yang ditawarkan dunia dipengaruhi hedonisme, yang sangat menekankan kesenangan adalah sesuatu yang paling penting. Istilah “yang penting happy, dosa atau nggak nggak masalah”. Wah, mengerikan bukan? Selanjutnya, materialisme juga menjadi tekanan. Uang dan kekayaan adalah segala-galanya, yang lain tidak perlu. Bayangkan sekarang ini, semua dihalalkan, yang penting ada uang dan kaya. Bahkan ke gereja aja yang dicari uang! Terakhir, gaya hidup ‘duniawi’ menekankan sensualitas. Sensualitas sangat ditekankan dan dianggap sebagai “keterbukaan” dan modern. Kalau bajunya tidak seksi dan ‘menantang’ dianggap kuno dan nggak zaman. Pornografi dan pornoaksi ada dimana-mana dan seolah jadi barang ‘biasa’. Bahkan ke gereja bajunya aja serba terbuka dan ketat-ketat. Inilah gaya hidup yang ditawarkan dunia. Mengerikan bukan? Apakah Saudara mengikuti gaya dunia ini? Jangan! Gaya hidup yang duniawi ini harusnya kita tolak! Gaya hidup orang Kristen, pengikut Tuhan Yesus, seharusnya berbeda dengan gaya hidup yang ditawarkan dunia ini. Alkitab menyatakan: “Jangan engkau serupa dengan dunia ini!” (Roma 12:12). Lalu bagaiman seharusnya gaya hidup pengikut Kristen? Paling tidak ada 4 prinsip yang WAJIB menjadi acuan kita menentukan gaya hidup kita dan inilah gaya hidup pengikut Kristus!
1. Gaya Hidup yang sesuai dengan Firman Tuhan (1 Yohanes 2:6)
Gaya hidup pengikut Tuhan Yesus seharusnya meneladani Tuhan Yesus! Kita wajib hidup seperti Tuhan, Guru dan Juruselamat kita. Secara sederhana itu berarti kita harus sesuai dengan Firman Tuhan! Coba tanyakan apakah gaya hidup kita sudah sesuai Firman Tuhan? Apakah cara pikir kita sseuai firmanNya? Ayau apakah cara kita berumah tangga, berpacaran, berpakaian, bekerja, bergaul dan berbicara sudah sesuai dengan Firman Tuhan?
2. Gaya Hidup yang memuliakan Tuhan Yesus (1 Korintus 10:31; Roma 14:6-8)
Prinsip kedua: Gaya hidup orang Kristen seharusnya adalah gaya hidup yang memuliakan Tuhan Yesus. Paulus berkata bahwa apa saja yang kita lakukan dan bicarakan hendaknya memuliakan Tuhan. Jadi, seluruh pola tingkah laku kehidupan kita seharusnya memuliakan Tuhan Yesus. Cara berpikir kita, cara berbicara, cara berumah tangga, cara mengatur keuangan, penampilan kita dan semua ‘gaya hidup’ kita, apakah semuanya memuliakan Tuhan Yesus? Mari kita tanyakan pertanyaan ini setiap kali kita beraktivitas, berbicara dengan orang lain dan berpenampilan. Jika kita melakukannya, jangan heran apabila nama Tuhan semakin dipermuliakan. Mari kita nyatakan Tuhan Yesus melalui gaya hidup kita.
3. Gaya Hidup yang menekankan manfaat bagi pertumbuhan rohani (1 Korintus 10:23-24)
Paulus menekankan bahwa gaya hidup yang kita pilih seharusnya berguna dan membangun kerohanian kita. Semua sih boleh, tetapi tidak semua itu berguna dan membangun kerohanian kita. Yang dimaksud Paulus dengan “semua diperbolehkan” pasti bukanlah mengenai dosa dan kejahatan, yang dimaksud adalah gaya hidup. Dalam konteks ini adalah masalah makanan dan minuman. Pendeknya, gaya hidup kita seharusnya ‘membantu’ kita untuk bertumbuh. Miliki gaya hidup yang sederhana, gaya hidup beribadah, gaya hidup taat pada Tuhan dan pemimpin rohani, gaya hidup dalam kebenaran dan kekudusan, gaya hidup berdoa, gaya hidup sehat dan seterusnya. Ini akan berguna dan membangun kerohanian kita. Gaya hidup yang merugikan dan merusak kerohanian harus kita hindari bahkan kita tolak!
4. Gaya Hidup yang menjadi berkat orang lain (1 Korintus 10:32-33)
Gaya hidup Orang Kristen sejati adalah gaya hidup yang menjadi berkat bagi orang lain, bukan menjadi batu sandungan! Rasul Paulus menekankan bahwa gaya hidupnya, gaya hidup yang menjadi berkat bagi orang lain (band. ayat 27-28 dan Roma 14:19-21). Paulus tidak mau jadi batu sandungan. Bahkan kalau bisa, gaya hidupnya menjadi ‘sarana’ Injil sehingga sedapat mungkin orang lain diselamatkan. Bagaiman dengan kita? Cara bicara kita? Apakah memberkati orang lain? Gaya hidup kita apakah mendatangkan berkat atau justru jadi ‘batu sandungan’? Mari kita memiliki gaya hidup: gaya berpakaian, gaya berpikir, berumah tangga, bergaul, berpacaran dan apa saja adalah gaya hidup yang memberkati orang lain. Nama Tuhan dimuliakan dan orang dapat ‘melihat’ ada Tuhan Yesus dalam kehidupan kita.

Akhirnya, marilah kita, oleh kuasa dan anugerah Tuhan Yesus, memilih dan memiliki gaya hidup yang sesuai dengan Firman Tuhan, yang memuliakan Tuhan, yang membangun kerohanian kita dan gaya hidup yang menjadi berkat bagi orang lain. Dan segala kemuliaan hanya bagi Tuhan kita, Yesus Kristus!

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN