Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Sabtu, 26 Maret 2011

BERKAT BAGI YANG LEKAT


YOHANES 15:1-8

Adalah kerinduan Tuhan Yesus agar setiap murid-muridNya tetap tinggal di dalam Dia setelah kepergianNya. Jangan lupa Yohanes 15 adalah bagian dari ajaran-ajaran terakhirNya sebelum Tuhan mati di kayu salib! Bukankah ini juga pesan Tuhan Yesus bagi kita, muridNya di masa kini? Kita tidak lagi secara fisik bertemu Tuhan Yesus, tetapi Dia tetap rindu Saya dan Saudara tetap tinggal dalam Dia! Apa artinya “tetap tinggal di dalam Dia”? Pertama pastilah bermakna tetap percaya kepada Tuhan Yesus! Kita harus tetap percaya pada Tuhan Yesus hingga tiba saatnya Dia menjemput kita. Kedua, istilah ini menunjukkan bukan hanya percaya tanpa aktivitas, tetapi tetap bersekutu dengan Tuhan Yesus. Ingat, kekristenan adalah relasi dengan Tuhan Yesus. Itu sebabnya Tuhan Yesus memberikan sebuah alegori, cerita yang memiliki makna rohani, yaitu tentang pokok anggur dengan ranting-rantingnya! Tuhan Yesus-lah pokok anggur dan kitalah ranting-rantingnya. Kita harus melekat pada pokok anggur, yaitu Tuhan Yesus. Dan Tuhan Yesus memberitahukan berkat dari dari ‘melekat’ padaNya! Ingat berkat ini hanya bagi yang lekat.

1. Kerohanian yang hidup! (ayat 1-2, 6).

Seperti ranting tidak akan hidup atau memiliki kehidupan tanpamelekat pada pokoknya, demikian juga dengan kehidupan rohani kita. Tanpa melekat pada pokok anggur kita akan layu, kering dan akhirnya mati (ayat 6). Seringkali kita menemukan dua orang Kristen yang berbeda sekalipun duduk di gereja yang sama. Satu orang Kristenyang setia dan bersemangat. Ini bukan berarti orang itu tanpa masalah, tetapi sekalipun ada tantangan, namun tetap kuat dan hidup! Berbeda dengan yang satunya, ada juga orang Kristen yang kita temukan nampak tidak bersemangat, acuh tak acuh dan ‘lemah’, apalagi jika menghadapi pergumulan. Keduanya berbeda sekali! Mengapa demikian? Rahasia yang membuat mereka berbeda adalah apakah MELEKAT PADA POKOK KEHIDUPAN atau tidak! Yang melekat seperti ranting pada pokok anggur, maka akan hidup! Sebab itu mari kita miliki persekutuan yang intim dengan Tuhan Yesus. Ayo kita setia beribadah, setia berdoa dan bersekutu secara pribadi dengan Tuhan Yesus. Mari kita bangun persekutuan doa, membaca dan merenungkan firmanNya setiap hari. Inilah rahasia kehidupan rohani yang hidup!

2. Dikuduskan oleh Tuhan melalui firmanNya (ayat 2-3).

Hanya ranting yang masih melekat yang dibersihkan! Ranting yang tidak lekat dan tidak ada hubungan dengan pokok anggur untuk apa harus dibersihkan? Toh, akan mati begitu saja bukan? Jika kita lekat dengan Tuhan Yesus, maka kita dimungkinkan untuk dikuduskan oleh firmanNya. Saat kita membaca firmanNya, kita diarahkan, dinasehati dan ditegur supaya hidup kita berubah menjadi seperti Dia. Saat kita berdoa, menyembah dan memuji Tuhan Yesus, maka Roh Kudus seringkali mengingatkan kita atas dosa dan kegagalan kita bukan? Dan saat itulah hidup kita ‘dibersihkan’. Bayangkan kalau kita tidak lekat dengan Tuhan Yesus dalam persekutuan dengan firmanNya dan hadiratNya!

3. Berbuah (ayat 4-5).

Ranting yang melekat pada pokok anggur akan hidup, menikmati sari makanan dari pokoknya dan akan bertumbuh pada akhirnya berbuah! Di luar pokok anggur, tidak mungkin ranting menghasdilkan buahnya. Bila kita melekat pada Kristus Tuhan kita, kita akan berbuah. Berbuah bagi Yesus, berbuah buah Roh, buah karakter yang diubahkan (band. Galatia 5:22-23). Hanya kalau kita lekat Tuhan Yesus kita dapat berbuah dan tentu saja, hidup yang berbuah demikian akan memberkati banyak orang terutama menyenangkan hati Tuhan Yesus. Mau berbuah? Lekatlah pada Tuhan Yesus!
4. Doa menjadi efektif (ayat 7).
Siapa yang tidak mau doanya dijawab dan kehendaknya dipenuhi oleh Bapa dan Tuhan kita? Gimana caranya? Hanya melekat pada Tuhan Yesus jawabananya. Doa menjadi efektif jika kita melekat kepadanya. Ingat ini bukan berarti semua kemauan dan kehendak kita yang seringkali dikuasai nafsu akan dipenuhi Tuhan, tetapi ketika kita tinggal di dalam firmanNya dan firmanNya di dalam kita, maka kehendakNya kita tahu dan apa yang kita minta adalah apa yang seturut kehedak Tuhan Yesus sehingga sudah pasti dijawab Bapa! Kedua, ketika kita melekat pada Tuhan Yesus, maka kita menjadi ‘alat’ atau ‘saluran’ dari kasih dan kuasa Tuhan Yesus (Bukan kita jadi sakti lho, kita hanya ‘alat’Nya). Doa kita efektif dijawabNya!

5. Memuliakan Bapa dan Tuhan kita, Yesus Kristus (ayat 8).

Jika kita melekat pada Tuhan Yesus, maka kita pasti memiliki kehidupan rohani yang hidup, selalu dibersihkan oleh firmanNya, berbuah dan doa kita menjadi efektif sesuai dengan janji Tuhan Yesus. Jika hidup kita sedekian diberkati karena melekat pada Tuhan Yesus, ‘pokok anggur yang benar’, maka hidup kita PASTI memuliakan Bapa dan Tuhan kita, Yesus Kristus! Inilah kehidupan yang benar-benar hidup, kehidupan yang menyenangkan hati Bapa dan memuliakan namaNya.

Akhirnya, Saya hanya ingin mengingatkan bahwa semua berkat ini disediakan Tuhan Yesus bagi yang lekat denganNya.Lekatlah dengan Tuhan Yesus!

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Minggu, 20 Maret 2011

BUKAN ANAK MANUSIA BIASA


Matius 9:1-8

Orang banyak yang menyaksikan mujizat yang dibuat Tuhan Yesus menjadi takut dan memuliakan Allah! Matius memberikan kesaksian bahwa respon orang banyak itu disebabkan karena mereka melihat bahwa Allah telah memberikan kuasa kepada manusia bernama Yesus! (ayat 8). jika perhatikan yang dimaksudkan Matius dengan “kuasa” bukanlah kekuatan atau power, tetapi wewenang atau otoritas, dalam bahasa Yunaninya eksousia (band. Alkitab NIV dan RSV dan terjemahan Yunani BGT). Ya, Allah memberikan otoritas yang sedemikian besar kepada Anak manusia yang bernama Yesus. Bayangkan dengan satu kalimat saja, yang lumpuh disembuhkan dan berjalan! (ayat 7). Memang Yesus bukan Anak Manusia biasa. Mari kita perhatikan kisah yang menegaskan bahwa Yesus bukan sekedar Anak Manusia biasa!

1. Tuhan Yesus Maha tahu (ayat 2, 3-4).

Tuhan Yesus melihat iman mereka! Iman orang yang lumpuh dan para sahabat (atau keluarga) yang membantu mengangkutnya kepada Yesus (ayat 2). Iman dapat dilihat dari perbuatan mereka yang berusaha bertemu Yesus, mereka memang percaya kepada Yesus (band. Markus 2:1-12). Namun perbuatan diluar juga tidak mudah untuk dilihat sebagai wujud ‘iman’. Bisa saja hanya sebuah kepura-puraan. Tetapi bagi Yesus melihat yang “di dalam” tidaklah sulit, karena Dia Mahatahu! Mau bukti lagi? Perhatikan ayat 3-4, beberapa orang ahli Taurat berkata dalam hatinya bahwa Yesus menghujat Allah ketika menyatakanpengampunanNya kepada orang lumpuh itu. Yesus tahu apa yang dikatakan di hati atau yang dipikirkan mereka (ayat 4). Dan Tuhan menegur mereka. Tahukah Saudara, bahwa Tuhan Yesus tahu apakah kita beriman, percaya, bersungguh-sungguh atau justru berpikir jahat saat ini? Seringkali kita tidak percaya dan memikirkan yang jahat bahkan saat kita sedang beribadah; saat memuji Tuhan dan mendengarkan firmanNya.Mari kita lebih sungguh hidup takut akan Tuhan karena Dia Mahatahu. Di sisi lain, percayalah Dia tahu pergumulan dan persoalan kita. Ingatlah Yesus bukan Anak Manusia biasa, Dia Tuhan, Tuhan yanga Mahatahu!

2. Tuhan Yesus Memiliki Otoritas Untuk Mengampuni (ayat 2, 4-7).

Yesus menyatakan pengampunan kepada orang lumpuh itu dan beberapa ahli Taurat menganggapnya menghujat Allah. Ini jelas menunjukkan bahwa bagi orang yahudi saat itu apa yang dikatakan Yesus adalah menyamakan diriNya dengan Allah! Perhatikan pengampunan yang diberikan Yesus bukan karena orang lumpuh itu berbuat kejahatan kepadaNya secara langsung. Jadi, Yesus mengambil posisi Allah untuk mengampuni. Dan mujizat yang dibuat Tuhan Yesus selanjutnya menegaskan bahwa Dia memang berhak mengampuni karena Dia bukan Anak Manusia biasa: Dia buat yang lumpuh berjalan! Ada satu hal yang perlu ditegaskan di sini bahwa ada penyakit dan pergumulan yang disebabkan oleh dosa (band. Yakobus 5:14-16). Memang, tidak semua penyakit dan pegumulan disebabkan dosa. Justru pemahaman ini seharusnya membuat diri kita selalu menguji diri apakah kita sudah berdosa kepada Tuhan. Jika benar demikian, segeralah bertobat dan kembali kepada Tuhan Yesus (Yakobus 5:14-16; 1 Yohanes 1:9-2:1). Kembali Saya ingatkan bahwa Yesus bukan manusia biasa, lihat saja Dia berhak mengampuni yang berdosa!

3. Tuhan Yesus Mahakuasa (ayat 7-8).

Yesus bukan Anak Manusia biasa ditegaskan oleh ke-Mahakuasa-anNya! Sebenarnya sejak Yesus menyatakan pengampunanNya pada orang lumpuh, seharusnya orang banyak dan beberapa ahli Taurat itu sadar bahwa Yesus bukan anak manusia biasa! Bagaimana mungkin seorang manusia biasa dapat mengampuni dosa? Tetapi karena hati tidak percaya maka lebih mudah memahami apa yang ‘ajaib’ bagi mata daripada yang hal-hal yang sebenarnya ‘sangat ajaib’, yaitu pengampunan Allah! Yesus menanyakan pada para ahli Taurat itu mana yang lebih sulit mengatakan “dosamu diampuni” atau “bangunlah dan berjalanlah” tentu bagi mereka adalah “bangunlah dan berjalanlah”, padahal bukankah lebih sulit untuk mengatakan “dosamu diampuni” karena apa dasar pengampunannya dan kuasa mana yang menyebabkan Yesus dapat mengampuni? Tetapi supaya yang tidak percaya menjadi percaya, maka Yesus mengatakan “Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan berjalanlah!” kepada orang lumpuh itu. Dan orang lumpuh itu bangun dan berjalan. Dia disembuhkan Yesus! Dengan kesembuhan itu Yesus menegaskan kuasa, otoritasNya untuk mengampuni! Dia Mahakuasa! Bukan itu saja, Dia Mahakuasa, segala penyakit disembuhkanNya! DisembuhkanNya orang lumpuh itu! Yesus bukan Anak Manusia biasa!

Apakah Saudara percaya Yesus bukan Anak Manusia biasa? Dia Allah yang Mahatahu, berotoritas untuk mengampuni dan Mahakuasa! Alkitab menegaskan bahwa Yesus tetap sama, tidak berubah kemarin, hari ini bahkan sampai selamanya. Bila Saudara dalam pergumulan dan sakit , maka datanglah pada Yesus Tuhan dengan percaya bahwa Dia-lah Tuhan Allah yang hidup dan bertobatlah serta kembali kepadaNya, Saya percaya Dia sanggup menolong Saudara karena Dia bukan Anak Manusia biasa. Amin.

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Sabtu, 12 Maret 2011

PERJAMUAN SUCI, TANDA PERSEKUTUAN



I KORINTUS 10:16-17

Salah satu suku Indian memiliki kebiasaan yang unik bila menerima seorang asing menjadi keluarga mereka. Mereka melakukan upacara khusus, upacaranya adalah dengan melukai telapak tangan kanan anggota suku itu dan juga telapak tangan kanan orang asing kemudian mereka bersalaman dengan tangan yang berdarah disaksikan seluruh anggota suku itu. Dan sejak itu orang asing itu menjadi bagian dari keluarga suku tersebut. Bila orang asing itu tersesat dan bertemu suku Indian itu maka orang asing itu cukup menunjukkan luka di telapak tangannya dan mereka akan menyambutnya sebagai keluarga. Menarik bukan? Bayangkan, setiap kali melihat luka di telapak tangannya, orang asing itu akan ingat bahwa ia anggota keluarga suku tertentu. Tahukah Saudara bahwa kita memiliki juga ‘tanda’ khusus yang akan mengingatkan kita pada persekutuan yang kita miliki? Rasul paulus menunjukkan kepada kita ‘tanda’ itu dalam 1 Korintus 10:16-17. Ya, Perjamuan Kudus atau Perjamuan Suci! Ini adalah ‘pengingat’ bagi kita bahwa kita TELAH memiliki persekutuan yang khusus dan ajaib! Mari kita perhatikan apa yang disampaikan rasul Paulus dengan siapa persekutuan kita yang indah dan ajaib itu.

1. Perjamuan Kudus mengingatkan bahwa kita TELAH memiliki persekutuan dengan Tuhan Yesus (ayat 16).

Saat kita menikmati Perjamuan Kudus, kita diingatkan bahwa kita memiliki persekutuan dengan Tuhan Yesus. Paulus berkata bahwa saat kita memakan roti lambang tubuh Kristus dan minum anggur lambang darah Kristus, kita sedang mengingat persekutuan kita dengan Tuhanyesus. Dia di alam kita dan kita di dalam Dia! Bilamana persekutuan indah itu terjadi? Ketika Saudara percaya dan menerima Tuhan Yesus! Sebelum Tuhan Yesus mati di kayu salib, Dia pernah berfirman bahwa barangsiapa yang makan daging dan minum darahNya, maka Tuhan akan tinggal di dalam dia dan dia di dalam Tuhan (Yohanes 6:56). Apa maksudnya dengan “makan dan minum” di ayat ini? Ini bukan kanibalisme (makan daging dan minum darah manusia), tetapi suatu ungkapan atau bahasa kias yang dimengerti para pendengarnya saat itu. Tuhan Yesus telah lebih dahulu menunjukkan maknanya, yaitu PERCAYA dan MENERIMA Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat (ayat 35). Jadi ketika kita percaya, kita SUDAH di dalam Tuhan Yesus dan Tuhan Yesus ada di dalam kita! Puji Tuhan! Ini fakta yang indah! Dan setiap kali kita melaksanakan Perjamuan Kudus, kita diingatkan persekutuan kita dengan Tuhan Yesus ini. Nah, persekutuan dengan Tuhan Yesus yang kita miliki mengharuskan kita hidup sesuai dengan persekutuan yang kita miliki. Pertama, mari kita membangun persekutuan dengan Tuhan Yesus yang intim. Mari kita setia bersekutu dengan Tuhan, baik secara pribadi ataupun bersama jemaat Tuhan di gereja. Kedua, jangan kita bersekutu lagi dengan penyembahan berhala (ayat 20-22). Karena kita memiliki persekutuan dengan Kristus, jangan lagi bersekutu dengan berhala dan setan-setan. jangan menduakan Tuhan Yesus! Tinggalkan segala penyembahan berhala; ke dukun-dukun, memelihara jimat dan sebagainya. Ketiga, jangan lagi bersekutu dengan dosa (ayat 8-10).Buanglah segala dosa; percabulan, pencurian, mencobai Tuhan, keserakahan dan segala perbuatan dosa karena kita sudah memiliki persekutuan dengan Kristus.

2. Perjamuan Kudus mengingatkan kita pada persekutuan dengan jemaat: Tubuh Kristus (ayat 16-17).

Rasul paulus mengajarkan bahwa ketika kita makan roti Perjamuan Kudus, kita harus ingat bahwa kita mengambil bagian dari tubuh Kristus. Bukankah roti Perjamuan Kudus melambangkan tubuh Tuhan Yesus?Ya, di dalam Tuhan Yesus kita satu tubuh. Bilamana itu terjadi? Persekutuan dengan tubuh Tuhan Yesus terjadi saat kita percaya dan menerima Dia! Dan oleh kurban Tuhan Yesus kita di damaikan dengan sesama. Coba perhatikan roti yang kita ambil dan makan saat perjamuan, berupa potongan bukan? Karena memang dari roti yang satu, demikianlah kita adalah bagian dari satu kesatuan, yaitu tubuh Kristus! Nah, bila kita diingatkan bahwa kita memiliki persekutuan satu dengan yang lainnya ada yang harus kita lakukan. Pertama, mari kita memelihara dan membangun kesatuan kasih antar jemaat Tuhan Yesus. Jangan memecah belah, jangan memfitnah, jangan membenci dan dendam satu dengan yang lain. Tetapi mari kita usahakan untuk semakin merekatkan persekutuan kasih yang sudah dibayar dengan darah Kristus ini! Kebencuian, dendam, fitnah dan memecah belah adalah sikap yangtidak menghargai kurban Tuhan kita, Yesus Kristus. Sikap yang merusak dan menentang apa yang sudah dikerjakan oleh Allah dalam Tuhan Yesus. Kedua, mari kita saling mengasihi dan melayani dalam tindakan nyata (ayat 24). Jangan egois, tetapi memperhatikan anggota tubuh Kristus yang lain dan saling melayani. Mari saling mendoakan, menguatkan dan menasehati karena kita satu tubuh di dalam Kristus.
Akhirnya, setiap kali kita menikmati Perjamuan Kudus, kita dingatkan bahwa kita memiliki persekutuan dengan Tuhan Yesus . Jangan lagi bersekutu dengan setan, berhala dan DOSA. Perjamuan Kudus juga mengingatkan bahwa kita memiliki persekutuan dengan semua jemaat: Tubuh Kristus sebab itu mari kita membangun persekutuan kasih dan lebih lagi dalam saling mengasihi dan melayani. Selamat menikmati Perjamuan Kudus dan selamat diingatkan kembali pada persekutuan yang indah dengan Kristus dan jemaatNya, Tuhan Yesus memberkati kita.

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.



Minggu, 06 Maret 2011

MENGASIHI PEMIMPIN ROHANI

I Tesalonika 5:12-13, Ibrani 13:7,17

Mengasihi pemimpin rohani merupakan bagian dari nasihat rasul Paulus kepada jemaat Tesalonika. “Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu; dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain.” Tentunya nasihat ini disampaikan bukan tanpa alasan. Ada latar belakang mengapa nasihat ini disampaikan, yaitu adanya kelompok orang Yahudi yang iri hati dengan menganggap Paulus mengajarkan ajaran sesat demi mendapatkan keuntungan , bahkan mereka terus “mengejar” dan berusaha merusak pelayanan Paulus (Kis 17).


I. Siapa Yang Dimaksud Pemimipin Rohani?

Arti kata pemimpin dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah orang uyang memberi tuntunan/ bimbingan. pemimpin rohani berarti orang yang memberikan tuntunan hal-hal yang rohani. Dan berdasarkan nats yang kita baca, maka kita juga menemukan definisi pemimpin rohani, yaitu orang-orang yang bekerja keras dalam memimpin jemaat; menegor kesalahan; menyampaikan firman Allah. Dan bagi kita, pemimpin rohani menunjuk kepada gembala sidang (Bapak dan Ibu Gembala, red).

II. Mengapa Kita Harus Mengasihi Pemimpin Rohani?
Kita diajar untuk mengasihi pemimpin rohani karena:

1. Pemimpin rohani bekerja keras dalam pelayanan.
Ada tuntutan bagi seorang pemimpin rohani untuk bekerja keras memberikan “yang terbaik” bagi yang dipimpin (jemaat, red). Pemimpin rohani harus “bekerja keras” memberikan bimbingan kepada setiap jemaat yang dilayani, mempersiapkan pelayanan (khotbah dan sebagainya), menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah dalam jemaat. Belum lagi masalah pribadi dari pemimpin rohani itu sendiri.
2. Pemimpin rohani bertanggung jawab atas kerohanian jemaat yang dipimpin. Misalnya: bertanggung jawab atas doktrin yang diajarkan. 3. Pemimpin rohani berjaga-jaga atas jiwa-jiwa dari jemaat yang dipimpin.
Merupakan tugas yang sangat mulia. Sebagaimana Musa yang bersyafaat untuk melunakkan hati Tuhan supaya bangsa Israel tidak dibinasakan oleh Tuhan karena dosa yang mereka perbuat (Kel 32:11).

III. Sikap Mengasihi Pemimpin Rohani

Sikap jemaat dalam mengasihi pemimpin rohani dapat diwujudkan dalam hal:

1. Menghormati.
Artinya ada rasa hormat (menghargai), tidak menganggap rendah atau melecehkan pemimpin rohani ( I Tes 5:12). Musa banyak kali dilecehkan oleh bangsa Israel. Dan hal ini jahat dimata Tuhan. Apapun keberadaan pemimpin rohani kita, mari kita belajar untuk menghormati.
2. Menjunjung Dalam Kasih
“..dengan sungguh-sungguh” merupakan ajakan Paulus untuk menjunjung dalam kasih seorang pemimpin rohani. Artinya kita mau mendoakan karena bagaimananpun juga pemimpin rohani juga manusia, bukan “superman”, mereka butuh doa-doa dari jemaat (2 Tes 3:1, Kis 12:5). Hal ini juga berarti kita harus memperhatikan kebutuhan hidup pemimpin rohani. Jemaat Makedonia mencukupkan apa yang menjadi kebutuhan Paulus sehingga tetap dapat melakukan pelayanan (2 Kor 11:9). Hal ini juga berkenaan dengan hal memberi Persepuluhan (Mal 3:10).
3. Taat dan Tunduk
Sikap mengasihi yang berikutnya, dapat kita tunjukkan dalam hal taat dan tunduk kepada pemimpin rohani. Miryam dan harun (Bil 12), Korah dan teman-temannya (Bil 16) merupakan contoh ketidak taatan dan ketidak tundukan terhadap pemimpin rohani. Dan hal ini berakibat penghukuman bagi mereka. Kalau kita memahami alasan mengapa kita harus mengasihi pemimpin rohani, maka tidak sulit bagi kita untuk menghormati, menjunjung dalam kasih serta mentaati pemimpin rohani kita.

IV. Berkat Dari Mengasihi Pemimpin Rohani

Dalam Ibrani 13:7, kita menemukan berkat bagi yang mengasihi pemimpin rohani:
1. Pemimpin rohani dapat melakukan pekerjaannya dengan gembira (sukacita), bukan dengan keluh kesah. 2. Kita (yang dipimpin), pasti diberkati (mendapat keuntungan) dari pelayanan pemimpin rohani. Akhirnya, marilah kita mengasihi pemimpin rohani kita. Tuhan Yesus memberkati.

Pdm. Dwi Cahyono. S.Th

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN