Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Minggu, 06 Maret 2011

MENGASIHI PEMIMPIN ROHANI

I Tesalonika 5:12-13, Ibrani 13:7,17

Mengasihi pemimpin rohani merupakan bagian dari nasihat rasul Paulus kepada jemaat Tesalonika. “Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu; dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain.” Tentunya nasihat ini disampaikan bukan tanpa alasan. Ada latar belakang mengapa nasihat ini disampaikan, yaitu adanya kelompok orang Yahudi yang iri hati dengan menganggap Paulus mengajarkan ajaran sesat demi mendapatkan keuntungan , bahkan mereka terus “mengejar” dan berusaha merusak pelayanan Paulus (Kis 17).


I. Siapa Yang Dimaksud Pemimipin Rohani?

Arti kata pemimpin dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah orang uyang memberi tuntunan/ bimbingan. pemimpin rohani berarti orang yang memberikan tuntunan hal-hal yang rohani. Dan berdasarkan nats yang kita baca, maka kita juga menemukan definisi pemimpin rohani, yaitu orang-orang yang bekerja keras dalam memimpin jemaat; menegor kesalahan; menyampaikan firman Allah. Dan bagi kita, pemimpin rohani menunjuk kepada gembala sidang (Bapak dan Ibu Gembala, red).

II. Mengapa Kita Harus Mengasihi Pemimpin Rohani?
Kita diajar untuk mengasihi pemimpin rohani karena:

1. Pemimpin rohani bekerja keras dalam pelayanan.
Ada tuntutan bagi seorang pemimpin rohani untuk bekerja keras memberikan “yang terbaik” bagi yang dipimpin (jemaat, red). Pemimpin rohani harus “bekerja keras” memberikan bimbingan kepada setiap jemaat yang dilayani, mempersiapkan pelayanan (khotbah dan sebagainya), menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah dalam jemaat. Belum lagi masalah pribadi dari pemimpin rohani itu sendiri.
2. Pemimpin rohani bertanggung jawab atas kerohanian jemaat yang dipimpin. Misalnya: bertanggung jawab atas doktrin yang diajarkan. 3. Pemimpin rohani berjaga-jaga atas jiwa-jiwa dari jemaat yang dipimpin.
Merupakan tugas yang sangat mulia. Sebagaimana Musa yang bersyafaat untuk melunakkan hati Tuhan supaya bangsa Israel tidak dibinasakan oleh Tuhan karena dosa yang mereka perbuat (Kel 32:11).

III. Sikap Mengasihi Pemimpin Rohani

Sikap jemaat dalam mengasihi pemimpin rohani dapat diwujudkan dalam hal:

1. Menghormati.
Artinya ada rasa hormat (menghargai), tidak menganggap rendah atau melecehkan pemimpin rohani ( I Tes 5:12). Musa banyak kali dilecehkan oleh bangsa Israel. Dan hal ini jahat dimata Tuhan. Apapun keberadaan pemimpin rohani kita, mari kita belajar untuk menghormati.
2. Menjunjung Dalam Kasih
“..dengan sungguh-sungguh” merupakan ajakan Paulus untuk menjunjung dalam kasih seorang pemimpin rohani. Artinya kita mau mendoakan karena bagaimananpun juga pemimpin rohani juga manusia, bukan “superman”, mereka butuh doa-doa dari jemaat (2 Tes 3:1, Kis 12:5). Hal ini juga berarti kita harus memperhatikan kebutuhan hidup pemimpin rohani. Jemaat Makedonia mencukupkan apa yang menjadi kebutuhan Paulus sehingga tetap dapat melakukan pelayanan (2 Kor 11:9). Hal ini juga berkenaan dengan hal memberi Persepuluhan (Mal 3:10).
3. Taat dan Tunduk
Sikap mengasihi yang berikutnya, dapat kita tunjukkan dalam hal taat dan tunduk kepada pemimpin rohani. Miryam dan harun (Bil 12), Korah dan teman-temannya (Bil 16) merupakan contoh ketidak taatan dan ketidak tundukan terhadap pemimpin rohani. Dan hal ini berakibat penghukuman bagi mereka. Kalau kita memahami alasan mengapa kita harus mengasihi pemimpin rohani, maka tidak sulit bagi kita untuk menghormati, menjunjung dalam kasih serta mentaati pemimpin rohani kita.

IV. Berkat Dari Mengasihi Pemimpin Rohani

Dalam Ibrani 13:7, kita menemukan berkat bagi yang mengasihi pemimpin rohani:
1. Pemimpin rohani dapat melakukan pekerjaannya dengan gembira (sukacita), bukan dengan keluh kesah. 2. Kita (yang dipimpin), pasti diberkati (mendapat keuntungan) dari pelayanan pemimpin rohani. Akhirnya, marilah kita mengasihi pemimpin rohani kita. Tuhan Yesus memberkati.

Pdm. Dwi Cahyono. S.Th

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN