Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Minggu, 29 September 2013

JANGAN HANYA ‘YANG LUAR’


Lukas 11:37-44


    Suatu ketika saya diundang sebuah pesta pernikahan. Saya menghampiri meja dimana tersusun piring-piring yang nampak cantik dengan warna warni tidak seperti kebanyakan pesta yang piringnya berwarna putih. Warnanya cantik, rapi dan nampak bersih. Tetapi penialian itu segera sirna ketika saya melihat bagian dalam piring karena bagian dalamnya ternyata sedikit basah dan kotor. Nah, bayangkan bagaiman reaksi TUHAN ketika menemukan kerohanian yang demikian? Bersih hanya di bagian “luarnya”, sementara bagian dalamnya penuh dengan kotoran?
TUHAN Mengecam Kerohanian Hanya “Yang Di Luar”
    
    Dalam Lukas 11:37-44 ini, Tuhan Yesus mengecam orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Mengapa? Karena kerohanian mereka sekedar membersihkan “yang diluar”. Tuhan bersabda: “Kamu membersihkan bagian luar dari cawan, tetapi bagian dalam penuh rampasan dan kejahatan”.
Rupanya orang-orang yang belajar Taurat dan nampaknya rohani ini, hanya memoles bagian luar mereka. Ya, kerohaniannya hanya nampak pada pakaian kebesaran mereka, praktik-praktik ibadah dan berbagai peraturan yang ditaati, tetapi sejatinya tidak memiliki kasih, kebenaran dan keadilan. Tuhan Yesus mengecam mereka serta mengingatkan murid-muridNya, termasuk kita, jangan mengikuti kerohanian yang demikian [Lukas 12:1]. Bagaimana memiliki kerohanian yang tidak hanya memoles bagian “luar”? Sebuah kerohanian yang menyenangkan hati Tuhan kita, Yesus Kristus?
 
1. Ingatlah bahwa di dalam YESUS, kita ciptaan baru.
     Sumber kerohanian sejati adalah dalam Tuhan Yesus. Kita tidak mungkin dapat mengubah ‘luarnya’ tanpa diubah ‘dalamnya’. Hanya di dalam Tuhan Yesus, saya dan Saudara menjadi ciptaan baru [2 Korintus 5:17]. Nah, percaya dan terimalah Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat Saudara, maka Saudara menjadi ciptaan baru, manusia yang diperbaharui. Jika Saudara sudah terima Kristus Yesus sebagai Tuhan, ketahuilah Saudara adalah ciptaan baru. Jangan lagi melakukan perbuatan yang lama, yaitu segala kejahatan [Efesus 4:17-32].    
2. Buang Munafik.
    Buanglah segala kemunafikan. Miliki hidup yang tulus dan jujur bukan saja kepada sesama, terutama kepada TUHAN. Jika kita selalu memakai topeng, supaya terlihat rohani, baik, maka itu menjadi kebiasaan dan karakter. Kita cenderung menutup-tutupi kekurangan kita dan yang kita tunjukkan kerohanian semu [baca: cuma pura-pura alias jaga image]. Apakah Tuhan tidak tahu hati kita?
3. Berikanlah hati yang mau dikoreksi oleh TUHAN.
    Lihat saja Tuhan Yesus menegur orang Farisi dan Ahli Taurat karena memang teguran sangat penting. Dan lebih penting lagi hati yang mau menerimanya. Belajarlah rela memberikan hati kita untuk dikoreksi Tuhan. Evaluasi diri sangat penting. Bukankah TUHAN tahu siapa kita, tanpa kita memberitahu kepadaNya? Jadi, mari setiap hari memeriksa hati dan hidup kita dengan doa dan membaca firman. Melalui ibadah, kita relakan hati untuk diselidiki oleh FirmanNya. Satu lagi, berikan hati untuk diubah Tuhan Yesus. Dia-lah yang sanggup mengubah dan memberikan kekuatan untuk berubah bukan? Tapi, semua ini dimulai dari hati yang mau dikoreksi olehNya.
4. Bangunlah kerohanian yang tulus.
    Tidak dapat tidak untuk memiliki kerohanian yang bukan “luarnya saja”, kita harus membangun kerohanian yang tulus. Kerohanian yang bukan karena dilihat pendeta, teman atau siapa saja [band. ayat 43]. Banyak orang hidup rohani kalau ada [dilihat] teman, pendeta atau hanya di gereja. Begitu di luar gereja kelihatan aslinya... Jangan demikian, mari kita hidup penuh kasih, setia, melayani  dan dalam kebenaran Tuhan bukan karena ‘jaga image’, tetapi karena memang demikianlah kita: Ciptaan baru dalam Yesus.     

Pdt. Lukas Widiyanto, M.Th.

MENGETAHUI kehendak Allah?


Matius 9:35-38

    Kata orang “Hidup selalu diperhadapkan dengan pilihan”, dan Saya pikir itu tepat. Memilih pasangan hidup, pekerjaan, rumah bahkan perkara-perkara yang nampak ‘kecil’, misalnya memilih pakaian kita. Dapatkah kita mengatahui kehendak Allah dalam memilih segala sesuatu dalam hidup ini?  Jawaban saya adalah BISA, namun TIDAK [selalu bisa] secara detail. Maksud saya, bisa karena TUHAN telah memberi prinsip-prinsip tertentu dalam FirmanNya, Alkitab saat kita menentukan pilihan kita. Tetapi seringkali TUHAN tidak memberitahu kita secara detail tentang manakah yang harus kita pilih. Misalnya, perkejaan ini atau itu yang tepat ya? Keduanya tidak melanggar prinsip kebenaran Alkitab, lalu mana kehendakNya? Nah, jika terus menanti jawaban TUHAN yang detail [jelas sekali], banyak yang akan terus dalam kebingungan dan menjadi ketakutan kalau-kalau pilihannya bukan kehendak TUHAN. Memang Alkitab menunjukkan kepada kita tentang orang-orang yang menerima anugerah TUHAN sehingga memperoleh ‘tanda yang jelas’ untuk memilih, misalnya, hambaNya Abraham ketika mencarikan Ishak isteri, Gideon dengan panggilannya, nabi Samuel memilih raja bagi Israel atau raja Hizkia yang ditambahkan usianya. Namun perlu disadari ini adalah anugerah TUHAN, bersifat khusus dan tidak selalu kita alami, bukan? Ingat, pengalaman orang lain tidak dapat kita tiru atau sekedar ikut-ikutan. Ingat juga bahwa yang memberi ‘tanda’ adalah TUHAN. Tapi jangan berkecil hati, TUHAN sudah memberikan prinsip bagaimana menemukan kehendak TUHAN bagi kita. Prinsip-prinsip ini memberikan konfirmasi yang pasti tentang manakah kehendak TUHAN.
 
1. Harus sesuai dengan Firman TUHAN: Alkitab.
    Firman TUHAN adalah standar bagi kehendak TUHAN [Mazmur 119:105; 2 Timotius 3:16]. Cocokkan apakah pilihan kita sesuai dengan kehendakNya yang tertulis dalam Alkitab? Bila tidak bertentangan dengan firman TUHAN, jangan ragu untuk melangkah, tetapi bila itu bertentangan jangan diteruskan. Misalnya bila pekerjaan yang akan kita pilih adalah berjudi atau mencuri sudah pasti bukan kehendak TUHAN. Atau calon pasangan hidup kita tidak seiman, sudah pasti kita melanggar kehendakNya bukan?
2. Gunakanlah pertimbangan akal budi yang diterangi Roh Kudus [Roma 12:2].
    TUHAN tidak memerintahkan kita untuk ‘membuang’ akal atau rasio, tetapi menggunakan akal yang sudah dibaharui oleh Roh Kudus. Tuhan Yesus memberikan perumpamaan tentang perencanaan yang membutuhkan pertimbangan akal budi [Lukas 14:28-30]. Bahkan Dia memerintahkan untuk menggunakan segenap akal budi untuk mengasihi Dia [Matius 22:37]. Gunakanlah akal budi Saudara, pertimbangkan pilihan-pilihan tersebut dengan matang. Perhatikan untung ruginya, terutama bagi kerohanian. Namun jangan mengandalkan akal budi, tetap berdoalah minta tuntunan TUHAN. Jangan mengabaikan karya Roh Kudus karena dapat saja memberikan tuntunan ‘khusus’ bagi kita melampaui akal kita.
3. Perhatikan pertimbangan orang-orang kudus.
    Karena kita adalah bagian dari tubuh Kristus, persekutuan orang-orang percaya, maka penting bagi kita untuk memperhatikan pertimbangan orang-orang kudus, tubuh Kristus. Sebab itu Paulus menekankan bahwa di dalam persekutuan tubuh Kristus ada nasehat dan arahan [Filipi 2:1-2]. Contoh di Alkitab adalah sidang yang diadakan di Yerusalem, dimana Paulus dan Barnabas meminta nasehat rasul-rasul dan para penatua [Kisah Para Rasul 15:1-2]. jadi, sangat tepat kita meminta dan memperhatikan pertimbangan orang-orang kudus, sahabat dalam Kristus. Tentu saja yang dewasa rohani dalam Kristus. Mintalah pertimbangan pendeta atau gembala sidang, anggota keluarga yang dewasa rohani [orang tua], diaken dan sahabat-sahabat dalam Kristus yang tentunya dewasa rohani. Dengarkan dan pertimbangkanlah nasehat mereka yang didasarkan firman Allah.
4. Damai sejahtera oleh Roh Kudus.
    Saya kira penting memperhatikan damai sejahtera yang dikerjakan oleh Roh Kudus di hati kita saat menentukan kehendak TUHAN atas pilihan kita. Damai sejahtera akan timbul di hati saat pilihan kita sesuai dengan kehendakNya [Filipi 4:6-7, 9]. Namun hati-hati, sebab hati yng dikuasai ‘keinginan’ dapat saja memiliki ‘damai sejahtera’ PALSU. Itu sebabnya, saya menyebut ini sebagai konfirmasi. Pastikan dahulu pilihan kita tidak bertentangan dengan Firman TUHAN, karena tuntunan Roh Kudus tidak mungkin bertentangan dengan firmanNya bukan? Bangunlah kehidupan doa dan merenungkan Alkitab, FirmanNya. Setialah beribadah sehingga memberi kesempatan bagi Roh Kudus dan firman menuntun kehidupan kita. Jangan lupa menguji ‘sejahtera’ ataupun tuntunan yang kita anggap dari Tuhan.
5. Tentukan pilihan dengan berserah kepada TUHAN.
    Secara jujur, sebenarnya banyak orang Kristen takut memilih bukan karena apakah itu cocok kehendak TUHAN, tetapi takut kalau gagal dan jatuh dalam penderitaan. Sebenarnya ini merupakan keraguan terhadap penyertaan TUHAN yang sempurna. Asalkan pilihan kita sesuai dengan FirmanNya, dengan pertimbangan akal yang sehat dan diterangi Roh Kudus, meminta nasehat orang-orang kudus dan ada konfirmasi Roh Kudus, langkahkan kaki Saudara. Jangan takut lagi, mengapa? Pertama, bukankah Allah Bapa kita yang mengatur segala sesuatu? Dia yang berdaulat? Dia pasti memberikan yang terbaik bagi kita. Kedua, karena ALLAH turut bekerja di dalam segala sesuatu, termasuk pilihan-pilihan kita, untuk mendatangkan kebaikan bagi kita [Roma 8:28-29]. Kita bisa salah pilih, namun Allah tidak pernah salah. Dia memiliki maksud dan rencana terbaik bagi kita. Sebab itu tentukan pilihan Saudara dengan berserah kepada Allah Bapa dan TUHAN kita Yesus Kristus.
    
   Bagaimana? Masih bingung? Ikutilah prinsip-prinsip yang Tuhan berikan, maka kita berada dalam tuntunan Tuhan kita, Yesus Kristus, tuntunan yang sempurna. Amin.   

 Pdt. Lukas Widiyanto, M.Th.

Senin, 02 September 2013

Pelajaran dari sebuah pergumulan...


Mazmur 34:1-6

    Daud telah melewati banyak pergumulan hidup dan menerima pertolongan Tuhan. Daud senantiasa menemukan pelajaran penting darinya. Bukan hanya bagi Daud, tetapi juga bagi kita. Mazmur 34 ini adalah salah satunya. Daud sedang baru saja nyaris tertangkap raja Abimelekh alias Akhis, raja Gat, salah satu kota Filistin, musuh Israel [ayat 1 band.1 Samuel 21:13-15].  Lalu Daud pura-pura tidak waras dan akhirnya dilepaskan. Apakah yang diajarkan pergumulan yang baru saja dialami Daud?
 
1. Memuji TUHAN di segala waktu [ayat 2-4].
    Daud mengajar kita untuk memuji TUHAN pada segala waktu. Ketika kita diberkati dan hidup tenang, kita mudah saja memuji Tuhan, coba saat pergumulan menghadang apakah kita masih memuji Tuhan? Daud saat itu sedang dikejar-kejar Saul, begitu lolos, justru bertemu raja Abimelekh, salah satu raja Filistin. Dan nyaris ditangkap. Lihat, Daud tetap memuji Tuhan. Bagaimana dengan kita? Baru pergumulan yang ‘biasa’ saja menghadang,  kita banyak menggerutu, sukar memuji Tuhan apalagi datang beribadah kepadaNya. Bagaimana Daud dapat memuji Tuhan dikala masalah satu belum terselesaikan, masalah berikutnya menanti? Sederhana, Daud memiliki alasan untuk memuji Tuhan dan jadikanlah alasan Daud menjadi alasan kita untuk memuji Tuhan kita, Yesus Kristus. Pertama, Daud memuji Tuhan karena TUHAN semata [ayat 3]. TUHAN saja alasan kita memuji Dia. Dia, Allah kita adalah TUHAN, Sang Pencipta, Yang Mahasegalanya. Kata TUHAN, selalu menunjukkan hakekatNya, bahwa Dia-lah Dia; Dia yang sudah ada, yang ada dan yang akan ada. Tuhan berfirman “Aku adalah Aku”[Kel 3:14]. Tuhan selalu ada. Dan Dia bersama Daud. Karena TUHAN, seharusnya kita bermegah, memuliakan dan memuji Dia. Hanya Dia yang layak dipuji. Terlebih lagi Dia selalu ada di setiap perjalanan hidup kita karena Dia TUHAN. Alasan kedua, Daud menemukan bahwa TUHAN selalu menjawab doanya [ayat 5]. Tuhan kita tidak pernah tidak menjawab doa kita. Memang jawaban doa tidak selalu sesuai keinginan hati kita, tetapi percayalah bahwa jawaban Tuhan atas doa kita adalah yang terbaik kita. Pujilah Tuhan yang selalu menjawab seruan doa kita.Ketika Daud bertemu Abimelekh dan hampir ditangkap, Daud tentu saja berdoa [band. ayat 5]. Tapi apa jawaban Tuhan, Daud harus pura-pura gila.Apakah ini bukan jawaban doa? Memang jika dibandingkan mengalahkan raksasa Goliat atau keluputan di sebuah gunung yang ajaib, pura-pura gila bukanlah mujizat yang ‘spektakuler’, namun Daud menangkap itulah jawaban doanya. Tuhan yang memberi hikmat dan meluputkannya dari tangan Abimelekh. Itu sebabnya dia memuji Tuhan.
2. Pandanglah wajah TUHAN setiap waktu [ayat 6].
   Daud diajar untuk selalu memandang TUHAN setiap waktu. Ketika kita memandang, berharap dan bergantung Tuhan Yesus, kita tidak akan dipermalukan. Dia akan membuat wajah kita berseri-seri. Hidup jadi tenang dan penuh kemenangan. Daud telah mengalaminya, sebab itu dia tuliskan bagi kita. Berharap dan andalkan Tuhan kita, Yesus Kristus, dan lihatlah bagaimana kita akan dibuat berseri-seri, penuh sukacita.     

   Mari kita memuji Tuhan kita, Yesus di segala waktu dan memandang wajahNya. Disanalah wajah kita akan dibuatNya berseri, penuh kemenangan.

Pdt. Lukas Widiyanto, M.Th.

   

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN