Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Minggu, 29 September 2013

MENGETAHUI kehendak Allah?


Matius 9:35-38

    Kata orang “Hidup selalu diperhadapkan dengan pilihan”, dan Saya pikir itu tepat. Memilih pasangan hidup, pekerjaan, rumah bahkan perkara-perkara yang nampak ‘kecil’, misalnya memilih pakaian kita. Dapatkah kita mengatahui kehendak Allah dalam memilih segala sesuatu dalam hidup ini?  Jawaban saya adalah BISA, namun TIDAK [selalu bisa] secara detail. Maksud saya, bisa karena TUHAN telah memberi prinsip-prinsip tertentu dalam FirmanNya, Alkitab saat kita menentukan pilihan kita. Tetapi seringkali TUHAN tidak memberitahu kita secara detail tentang manakah yang harus kita pilih. Misalnya, perkejaan ini atau itu yang tepat ya? Keduanya tidak melanggar prinsip kebenaran Alkitab, lalu mana kehendakNya? Nah, jika terus menanti jawaban TUHAN yang detail [jelas sekali], banyak yang akan terus dalam kebingungan dan menjadi ketakutan kalau-kalau pilihannya bukan kehendak TUHAN. Memang Alkitab menunjukkan kepada kita tentang orang-orang yang menerima anugerah TUHAN sehingga memperoleh ‘tanda yang jelas’ untuk memilih, misalnya, hambaNya Abraham ketika mencarikan Ishak isteri, Gideon dengan panggilannya, nabi Samuel memilih raja bagi Israel atau raja Hizkia yang ditambahkan usianya. Namun perlu disadari ini adalah anugerah TUHAN, bersifat khusus dan tidak selalu kita alami, bukan? Ingat, pengalaman orang lain tidak dapat kita tiru atau sekedar ikut-ikutan. Ingat juga bahwa yang memberi ‘tanda’ adalah TUHAN. Tapi jangan berkecil hati, TUHAN sudah memberikan prinsip bagaimana menemukan kehendak TUHAN bagi kita. Prinsip-prinsip ini memberikan konfirmasi yang pasti tentang manakah kehendak TUHAN.
 
1. Harus sesuai dengan Firman TUHAN: Alkitab.
    Firman TUHAN adalah standar bagi kehendak TUHAN [Mazmur 119:105; 2 Timotius 3:16]. Cocokkan apakah pilihan kita sesuai dengan kehendakNya yang tertulis dalam Alkitab? Bila tidak bertentangan dengan firman TUHAN, jangan ragu untuk melangkah, tetapi bila itu bertentangan jangan diteruskan. Misalnya bila pekerjaan yang akan kita pilih adalah berjudi atau mencuri sudah pasti bukan kehendak TUHAN. Atau calon pasangan hidup kita tidak seiman, sudah pasti kita melanggar kehendakNya bukan?
2. Gunakanlah pertimbangan akal budi yang diterangi Roh Kudus [Roma 12:2].
    TUHAN tidak memerintahkan kita untuk ‘membuang’ akal atau rasio, tetapi menggunakan akal yang sudah dibaharui oleh Roh Kudus. Tuhan Yesus memberikan perumpamaan tentang perencanaan yang membutuhkan pertimbangan akal budi [Lukas 14:28-30]. Bahkan Dia memerintahkan untuk menggunakan segenap akal budi untuk mengasihi Dia [Matius 22:37]. Gunakanlah akal budi Saudara, pertimbangkan pilihan-pilihan tersebut dengan matang. Perhatikan untung ruginya, terutama bagi kerohanian. Namun jangan mengandalkan akal budi, tetap berdoalah minta tuntunan TUHAN. Jangan mengabaikan karya Roh Kudus karena dapat saja memberikan tuntunan ‘khusus’ bagi kita melampaui akal kita.
3. Perhatikan pertimbangan orang-orang kudus.
    Karena kita adalah bagian dari tubuh Kristus, persekutuan orang-orang percaya, maka penting bagi kita untuk memperhatikan pertimbangan orang-orang kudus, tubuh Kristus. Sebab itu Paulus menekankan bahwa di dalam persekutuan tubuh Kristus ada nasehat dan arahan [Filipi 2:1-2]. Contoh di Alkitab adalah sidang yang diadakan di Yerusalem, dimana Paulus dan Barnabas meminta nasehat rasul-rasul dan para penatua [Kisah Para Rasul 15:1-2]. jadi, sangat tepat kita meminta dan memperhatikan pertimbangan orang-orang kudus, sahabat dalam Kristus. Tentu saja yang dewasa rohani dalam Kristus. Mintalah pertimbangan pendeta atau gembala sidang, anggota keluarga yang dewasa rohani [orang tua], diaken dan sahabat-sahabat dalam Kristus yang tentunya dewasa rohani. Dengarkan dan pertimbangkanlah nasehat mereka yang didasarkan firman Allah.
4. Damai sejahtera oleh Roh Kudus.
    Saya kira penting memperhatikan damai sejahtera yang dikerjakan oleh Roh Kudus di hati kita saat menentukan kehendak TUHAN atas pilihan kita. Damai sejahtera akan timbul di hati saat pilihan kita sesuai dengan kehendakNya [Filipi 4:6-7, 9]. Namun hati-hati, sebab hati yng dikuasai ‘keinginan’ dapat saja memiliki ‘damai sejahtera’ PALSU. Itu sebabnya, saya menyebut ini sebagai konfirmasi. Pastikan dahulu pilihan kita tidak bertentangan dengan Firman TUHAN, karena tuntunan Roh Kudus tidak mungkin bertentangan dengan firmanNya bukan? Bangunlah kehidupan doa dan merenungkan Alkitab, FirmanNya. Setialah beribadah sehingga memberi kesempatan bagi Roh Kudus dan firman menuntun kehidupan kita. Jangan lupa menguji ‘sejahtera’ ataupun tuntunan yang kita anggap dari Tuhan.
5. Tentukan pilihan dengan berserah kepada TUHAN.
    Secara jujur, sebenarnya banyak orang Kristen takut memilih bukan karena apakah itu cocok kehendak TUHAN, tetapi takut kalau gagal dan jatuh dalam penderitaan. Sebenarnya ini merupakan keraguan terhadap penyertaan TUHAN yang sempurna. Asalkan pilihan kita sesuai dengan FirmanNya, dengan pertimbangan akal yang sehat dan diterangi Roh Kudus, meminta nasehat orang-orang kudus dan ada konfirmasi Roh Kudus, langkahkan kaki Saudara. Jangan takut lagi, mengapa? Pertama, bukankah Allah Bapa kita yang mengatur segala sesuatu? Dia yang berdaulat? Dia pasti memberikan yang terbaik bagi kita. Kedua, karena ALLAH turut bekerja di dalam segala sesuatu, termasuk pilihan-pilihan kita, untuk mendatangkan kebaikan bagi kita [Roma 8:28-29]. Kita bisa salah pilih, namun Allah tidak pernah salah. Dia memiliki maksud dan rencana terbaik bagi kita. Sebab itu tentukan pilihan Saudara dengan berserah kepada Allah Bapa dan TUHAN kita Yesus Kristus.
    
   Bagaimana? Masih bingung? Ikutilah prinsip-prinsip yang Tuhan berikan, maka kita berada dalam tuntunan Tuhan kita, Yesus Kristus, tuntunan yang sempurna. Amin.   

 Pdt. Lukas Widiyanto, M.Th.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN