Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Minggu, 28 Maret 2010

MAU?

MARKUS 1:40-42

Setiap orang mempunyai kemauan (keinginan). Mau supaya usahanya berhasil, mau rumah tangganya diberkati, mau studinya berhasil, mau masa depannya diberkati dan lain sebagainya. Tetapi Tuhan juga punya kemauan atas kehidupan anak-anakNya. Ketika kita berdoa, selain menyampaikan kemauan kita, kita juga harus memahami bahwa Tuhan juga punya kemauan untuk memenuhi kemauan kita ataupun menolak (tidak menyetujui) kemauan kita. Kisah seorang kusta yang memohon kesembuhan, memberi pelajaran kepada kita:

A. Orang Kusta Mempunyai Kemauan
Orang Kusta mempunyai kemauan untuk sembuh. Terbukti ketika melihat Yesus, maka ia segera datang kepada Yesus, berlutut dihadapan-Nya dan memohon bantuanNya. Penyakit kusta adalah penyakit yang menajiskan penderitanya. Penderitanya tidak diterima di masyarakat, ia harus tinggal di luar perkemahan. Ia juga harus berpenampilan sesuai ketentuan”: berpakaian compang-camping, rambut diurai, menutup muka sambil berseru: “Najis, najis...” (Imamat 13:45). Penderita kusta pasti sangat menderita tekanan batin. Orang kusta punya kemauan untuk sembuh. Tapi bagaimana dengan Tuhan? Apakah Tuhan juga mempunyai kemauan yang sama? Dalam kisah ini, kita mendapati bahwa Tuhan mempunyai kemauan yang sama, yaitu supaya sembuh (ayat 2).
Ya, kita punya kemauan ini dan itu. Kita sampaikan kemauan kita melalui doa. Dan Tuhan juga kemauan yang sama ataupun yang berbeda. Hal ini akan kita lihat jelas pada bagian selanjutnya.

B. Orang Kusta Menyampaikan Kemauannya Kepada Tuhan
Orang Kusta menyampaikan kemauannya kepada Tuhan dengan berkata “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku”. Melalui ungkapan permohonan ini, kita belajar tiga hal:

I. Orang Kusta percaya Kuasa Tuhan

untuk menyembuhkan sakit kustanya. Perhatikan frase kedua dari permohonannya: “..., Engkau dapat mentahirkan aku.” Sangat jelas bahwa ia sangat memepercayai kuasa Tuhan. Bandingkan dengan kisah dalam Markus 9:22. sangat berbeda sama sekali. Dalam Markus 9:22, seorang bapak yang anaknya sakit bisu menanyakan kemampuan (kuasa) Tuhan untuk menyembuhkan anaknya. Apakah kita mempercayai kuasa Tuhan??? Kita percaya, tapi terkadang kita meragukan kuasaNya. Bahkan kita masih percaya juga kepada kuasa lain, yaitu kuasa Setan. Ingat, Tuhan tidak mau diduakan (Keluaran 20). Sangat disayangkan, kalau ada anak-anak Tuhan yang beribadah kepada Tuhan, memuji kuasa Tuhan, tapi masih percaya juga kepada kuasa lain. Misal dalam menghadapi pergumulan hidup: rumah tangga, pekerjaan, studi, masa depan, kita masih berurusan dengan kuasa gelap (setan), melalui dukun, paranormal, ramalan-ramalan. Kuasa Tuhan tidak dapat dibandingkan dengan kuasa setan. Kisah Elia mengalahkan 450 nabi Baal, dan menyatakan bahwa Allah saja yang berkuasa dan layak disembah (I Raja-raja 18:20-46), seharusnya meneguhkan kita untuk percaya hanya kepada Tuhan saja. Karena hanya dia saja Allah. Bahkan Rasul Paulus menyebut roh dunia ini adalah roh yang lemah dan miskin (Galatia 4:9). Mari kita hanya mempercayai kuasa Tuhan yang sanggup untuk menolong kita.

II. Orang kusta menyadari bahwa pertolongan Tuhan adalah sebuah anugerah

Orang kusta berkata; “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” menunjukkan bahwa kalau Tuhan mau menolong dia (mentahirkan) itu sebuah anugerah. “Mau” atau “Tidak Mau” merupakan hak Tuhan. jadi kalau Tuhan mau memberikan pertolonganNya, bukankah itu sebuah anugerah. Selayaknya kita bersyukur atas apapun jawaban Tuhan atas doa-doa kita. Tidak perlu kita marah dengan Tuhan. Bukankah kita sedang memohon kepadaNya? Siapakah kita manusia? Sehingga Allah menganugerahkan pertolonganNya kepada kita (Mazmur 8:5).

III. Orang Kusta Menempatkan Kemauan Tuhan Di atas Kemauannya sendiri.

Menempatkan kemauan Tuhan di atas kemauan kita merupakan prinsip doa yang tepat. “Kalau Engkau mau...” dengan demikian kita menyerahkan kehendak kita kepada Tuhan. Biarlah kehendak Tuhan yang jadi. Tuhan Yesus sendiri ketika berdoa di taman Getsemani menyampaikan kemauanNya kepada Bapa, tapi ia berserah pada kehendak Bapa (Matius 26:39). Kehendak kita berbeda dengan kehendak Tuhan (Yesaya 55:8-9). Tidak perlu kita memaksa Tuhan untuk memenuhi kemauan kita. Yang kita percaya, bahwa kehendak Tuhan baik adanya (Roma 8:28).

Bagi Orang Kusta , ia sedang menghadapi pergumulan yang berat dengan sakit kustanya. Ia mau disembuhkan. Dan ia datang kepada Yesus dan berkata: “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Pergumulan berat apa yang sedang kita hadapi dan sedang kita doakan pada saat ini? Masalah rumah tangga? Pekerjaan? Masa depan? Masalah anak-anak? Suami? Istri? Dan kita mau Tuhan menolong kita? Datanglah kepada Yesus, percayalah kepada kuasaNya yang sanggup untuk menolong kita, mintalah anugerahNya dan jangan lupa berserah kepadaNya dengan menempatkan kemauan Tuhan di atas kemauan kita. Ingatlah kehendak Tuhan baik adanya bagi kita. Dia tahu yang terbaik bagi anak-anak-Nya. Tuhan Yesus memberkati.

Pdm. Dwi Cahyono, S.Th

Sabtu, 20 Maret 2010

GEREJAKU: MARANATHA

Wahyu 3:11

Tahukah saudara nama gereja kita? Wah, kalau Gereja Pantekosta Tabernakel sih sinodenya. Sedangkan nama gereja kita adalah Maranatha! “Nama” bagi orang Timur itu sangat penting, dan bermakna, meskipun sekarang ini muncul ‘trend’ memberi nama tanpa arti pada anak-anak, pokoknya nama di telenovela atau sinetron. Kalau begitu apa sih makna dari nama gereja kita, Maranatha? Pertama, karena gereja kita tergabung dalam Yayasan persekutuan Pekabaran Injil “Maranatha”. Kedua, pasti yang memberikan nama ‘Maranatha’ memiliki maksud tertentu sesuai pesan yang ada di dalam nama ini!

ARTI ISTILAH MARANATHA
Istilah nama “Maranatha” dari bahasa Aram yang tetap ditransilerasikan dalam bahasa Yunani maran aqa. Ini merupakan ungkapan (seruan) yang artinya: “Datanglah Tuhan!”. Muncul di dalam 1 Korintus 16:22 “Siapa yang tidak mengasihi Tuhan, terkutuklah ia. Maranatha!” dan seruan ini secara implisit muncul dalam Wahyu 22:20. Jadi, “Maranatha” menekankan kerinduan gereja pada kedatangan Tuhan Yesus kedua kalinya (parousia).

MAKNA NAMA MARANATHA BAGI KITA...
Apabila nama gereja kirta “maranatha” pasti memberikan semangat dan makna tertentu bagi kita, jemaatnya. Apakah makna itu?

1. Gereja kita mempercayai dan mengajarkan kedatangan Tuhan Yesus kedua kalinya.

Gereja kita, GPT. Maranatha mempercayai dan mengajarkan bahwa Tuhan Yesus akan datang kembali sesuai dengan Alkitab! Ini bukan ajaran yang muncul dari tradisi gereja kita, tetapi benar-benar adalah firman Tuhan sendiri.
Pertama, seluruh Alkitab mengajarkan bahwa Tuhan kita, Yesus Kristus akan datang kembali untuk menjemput gereja-Nya!
Kedua, adalah janji Tuhan Yesus sendiri bahwa Dia akan datang kembali menjemput kita, gerejaNya untuk masuk dalam kemuliaan dan kesukaanNya (Yohanes 14:1-3, Wahyu 22:7, 12, 20 di sini Tuhan Yesus menegaskan janji kedatanganNya sampai tiga kali! Dan ayat-ayat lainnya). Jadi, mari kita tetap berpegang pada ajaran Alkitab, bahwa kedatangan Kristus sudah sangat dekat. Dia pasti datang kembali. Dan saya ingin mengingatkan betapa ajaran ini membuat kita teguh dan kuat di dalam Kristus. Bayangkan, jikalau kita sekarang hidup dalam penderitaan, sakit-penyakit dan berbagai masalah, kita sudah seharusnya kuat berdiri sebab Dia, berjanji menjemput kita dan menghapuskan air mata dan penderitaan pada saat itu. Dan Dia yang berjanji adalah Tuhan Allah sendiri, yang tidak akan pernah lalai menepati janjiNya!

2. Gereja kita mengajarkan supaya kita SIAP SEDIA menanti kedatangan Tuhan Yesus kedua kalinya.

Nama “Maranatha” seharusnya membuat kita, jemaat Tuhan, bersiap sedia menanti kedatangan Tuhan Yesus, bukan sekedar berseru atau merindukan saat itu! Apakah kita siap bertemu dengan Tuhan Yesus, jikalau Dia datang kembali kelak? Mari kita perhatikan Wahyu 22:7, 12 dan 20, yang menunjukkan pada kita bagaimana bersiap sedia menanti kedatanganNya.

A. Hidup dalam KETAATAN (Hidup Kudus).

Dalam janji Tuhan Yesus ini, Dia mengingatkan agar jemaat menaati firman Tuhan (Wahyu 22:7). Ditengah tantangan zaman yang disatu sisi semakin jahat dan cemar ini (ayat 11). Mari kita hidup dalam kekudusan, ketaatan kepada firmanNya! Ingat, orang yang menantikan kedatangan Tuhan dan rindu bertemu dengan Dia akan menyucikan dirinya (1 Yohanes 3:2-3). ‘Menyucikan diri’ berarti memisahkan diri dari dosa dan kejahatan dan hidup bagi Tuhan Yesus, yang sudah menebus hidup ini. Dan kehidupan yang taat atau kudus akan menerima berkat Tuhan: Kebahagiaan! Mari kita nantikan kedatanganNya dengan hidup dalam ketaaatan: Hidup kudus!

B. Hidup melayani Tuhan Yesus.

Seruan Tuhan Yesus yang kedua diiringi janjiNya untuk memberikan upah kepada umatNya (Wahyu 22:12). Ini pastilah bukan soal keselamatan, karena keselamatan hanya karena anugerah oleh iman yang diberikan Tuhan bagi kita! Ini masalah upah yang disediakan Tuhan bagi yang giat dan setia berkerja bagi kemuliaanNya. Mari kita setia beribadah dan melayani Tuhan. Menantikan Tuhan, bukan berarti bersantai tanpa kerja, tetapi bekerja segiat-giatnya bagi Tuhan! Sudahkah Saudara setia beribadah? Sudahkah Saudara setia melayani Tuhan?

C. Hidup merindukan kedatangan Tuhan Yesus.

Terakhir seruan Tuhan Yesus bahwa Dia akan segera datang disambut oleh rasul Yohanses dengan seruan “Datanglah Tuhan!” (Wahyu 22:20). Apakah kita terlalu sibuk dengan dunia ini? Atau terlalu ‘terpukau’ dengan dunia ini sehingga tidak lagi merindukan kedatanganNya? Bangun dan berjagalah! Hiduplah dalam kekudusan dan layanilah Tuhan. Percepat kedatanganNya dengan memberitakan InjilNya (Matius 24:13-14). Jangan bersantai, tetapi bergiatlah dalam memberitakan InjilNya.

Nah, Saya berharap setiap jemaat Maranatha menyadari jati dirinya sebagai jemaat Maranatha, jemaat yang percaya, mengajarkan kedatangan Kristus kembali dan yang terpenting jemaat yang siap sedia menanti kedatanganNya! Mari hidup dalam kekudusan, melayani dan merindukan kedatangan Tuhan Yesus Kristus. Mari kita bersama-sama berseru: “Datanglah Tuhan Yesus!”

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Sabtu, 13 Maret 2010

GEREJAKU: TABERNAKEL

Minggu lalu kita sudah belajar mengenal tentang Gereja kita, Gereja Pantekosta. Dan kali ini kita akan belajar mengenali gereja kita, khususnya mengapa menggunakan nama “Tabernakel”. ‘Kan gereja kita Gereja Pantekosta Tabernakel. Sederhana, jawabannya, karena gereja kita mendasari pengajarannya pada pengajaran Tabernakel, pengajaran tentang makan rohani dari Kemah Suci Tabernakel yang ada dalam Perjanjian Lama.

SEJARAH PENGAJARAN TABERNAKEL

Pengajaran Tabernakel mulai diajarkan oleh Pdt Van Gessel. Dalam doa puasa bersama hamba-hamba Tuhan di pacet, Pdt. Van Gessel, oleh iluminasi Roh Kudus, menemukan pengajaran Tabernakel. Sebenarnya pengajaran ini sudah diajarkan gereja bahkan sebelum tahun 1934. Pengajaran ini kemudian berkembang di kalangan gereja-gereja Pantekosta, termasuk Gereja Pantekosta Tabernakel.

APA ITU TABERNAKEL?

Tabernakel adalah kemah Suci yang dibuat oleh Musa atas perintah Tuhan sebagai tempat ibadah orang Israel (Keluaran 25:8-9). Kemah Suci ini terdiri dari tiga tempat, yaitu halaman Kemah Suci, ruangan kudus dan ruangan mahakudus (keseluruhan kemah suci dan perabotnya ditulis dalam Keluaran 25-40). Kemah Suci ini memiliki makna rohani atau pengajaran bagi kita. Kita harus sadar bahwa Kemah Suci tabernakel yang ditulis oleh perintah Tuhan ini adalah bagian dari Alkitab yang adalah firman Allah (band. 2 Timotius 3:16). Itu sebabnya sangat penting dan harus dipelajari. Dan tentu saja pasti ada maksud Tuhan menuliskanNya bagi kita! Alasan lainnya, adalah Kemah Suci Tabernakel ini ditulis demikian banyak pasal. Bayangkan, mulai Keluaran pasal 25-40 dan masih ditambahkan bagian-bagian lainnya misalnya, Kitab Imamat, Bilangan, Ulangan, Yehezkiel (khususnya 40-48) dan kitab Perjanjian Lama lainnya, bahkan Perjanjian Baru-pun menyorotinya, misalnya Surat Ibrani. Jika Tabernakel ini ditulis sedemikian banyak pasal dan kitab bahkan Perjanjian Baru, tentu Tuhan memiliki maksud bukan? Perlu ditambahkan bahwa Tabernakel dituliskan sangat detail. Tentu saja saya sangat setuju bahwa kita harus selalu tunduk pada Alkitab dan hati-hati dalam menafsirkan ayat dan makna rohani dalam Tabernakel.

PENGAJARAN TABERNAKEL

Pada bagian ini, kita akan belajar tentang pengajaran Tabernakel. Ada 2 Pemahaman yang paling pokok, yaitu:
1. Tabernakel Adalah Tipologi Dari Tuhan
Yesus Kristus. Tipologi yang dimaksud adalah makna yang diwakili oleh suatu benda atau peristiwa dengan memperhatikan fakta sejarah. Mulai dari pintu gerbang Tabernakel hingga tabut Tuhan (tabut perjanjian) menunjuk pada pribadi Tuhan Yesus! Bukankah apa yang dibicarakan dari Perjanjian Lama dan Baru adalah Tuhan Yesus Kristus? Selanjutnya kita akan melihat tipologi Tuhan Yesus dalam bagian kedua.
2. Tabernakel Menunjukkan POLA Kehidupan Rohani Orang Percaya.
Tabernakel menunjukkan pola kehidupan rohani orang Percaya. Artinya, Tabernakel merupakan pengajaran rohani yang menuntun orang Kristen untuk bertumbuh mulai dari percaya Tuhan Yesus, bertobat, dibaptis hingga sempurna seperti Kristus. Hal ini diajarkan dalam Tabernakel dimana pola tersebut digambarkan pada perabotan Tabernakel. Adapun pola rohani tersebut adalah:

A. Pintu Gerbang Tabernakel - Percaya Tuhan Yesus.

Pintu gerbang adalah gambaran bahwa setiap orang yang mau selamat, menjadi umat Tuhan atau masuk dalam kemah keselamatan harus melalui pintu gerbang ini, yaitu Percaya pada Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Nah, di sini Tuhan Yesus ditipologikan sebagai pintu (band. Yohanes 10:9).
B. Mezbah Korban Bakaran - Pertobatan.

Mezbah korban bakaran adalah gambaran pertobatan kepada Tuhan Yesus. Kita harus bertobat dari kehidupan lama. Disini Tuhan Yesus-lah korban yang disalibkan bagi dosa kita, sebab itu mari kita bertobat (Ibrani 9:14).
C. Bejana Pembasuhan - Baptisan Air

Pola selanjutnya adalah baptisan air yang digambarkan dengan bejana pembasuhan. Sesudah percaya dan bertobat, berilah diri untuk dibaptiskan dalam nama Allah Bapa, Anak Allah, yaitu Tuhan Yesus dan dalam nama Roh Kudus (Matius 28:19-20 band. KPR 2:39-40).

D. Pintu Kemah - Kepenuhan Roh Kudus.
Pintu Kemah untuk masuk ruangan kudus adalah gambaran kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus. Hanya dengan dipenuhi Roh Kudus, kita dimampukan hidup dalam kekudusan, itu sebabnya setiap orang Kristen harus penuh dan dipimpin Roh Kudus (Efesus 5:18). Tuhan Yesuus-lah Sang Pembaptis dan Pemenuh Roh Kudus (Lukas 3:16).

E. Meja Roti Sajian - Persekutuan Dengan
Firman Tuhan.
Meja roti sajian yang ada dalam ruangan kudus ini menggambarkan kehidupan orang Percaya harus memiliki persekutuan dengan firman Tuhan, roti hidup! Bukankah Tuhan Yesus adalah Firman yang menjadi manusia? (Yohanes 1:1-3, 14). Dan bukankah Dia Roti hidup? (Yohanes 6:41). Milikilah persekutuan dengan firman Tuhan setiap hari.

F. Kaki Dian Emas - Bersaksi.

Kaki dian emas menggambarkan anak-anak Tuhan harus menjadi kesaksian, berfungsi sebagai terang dunia (Matius 5:16). Oleh kuasa Roh Kudus, kita dimampukan untuk menjadi saksi Tuhan sampai ke ujung bumi (KPR 1:8). Sebab itu bersaksilah. Tuhan Yesus adalah terang dunia (Yohanes 8:12).
G. Mezbah Dupa - Doa Penyembahan.

Mezbah dupa menunjukkan doa dan penyembahan. sebnagai umat Tuhan Yesus, kita bukan saja bersekutu dengan firman Tuhan dan bersaksi, tetapi juga berdoa dan menyembah Tuhan. Berilah penyembahan dan doa kepada Tuhan setiap hari. Ini persekutuan yang hidup dan indah. Tuhan Yesus-lah pendoa syafaat kita hingga sekarang (Ibrani 7:25).
H. Tabir Kemah Suci - Ketaatan Sempurna.
Tabir Kemah Suci ini menggambarkan ketaatan yang sempurna dari anak-anak Tuhan. Tuhan Yesus telah lebih dahulu taat, bahkan sampai mati di kayu salib. Ini ditandai dengan tercariknya tabir Bait Allah ini (Matius 27:50-51).

I. Tabut Perjanjian - Kesempurnaan Orang-orang Kudus.

Tabut Tuhan (tabut perjanjian) ini melambangkan kesempurnaan orang-orang kudus. Tujuan akhir kita adalah menjadi serupa dengan Kristus hingga menjadi mempelai perempuanNya. Tuhan Yesus akan datang kembali dan menyempurnakan anak-anakNya untuk tinggal bersama Dia selama-lamanya dalam sukacita dan kemuliaan yang besar.
Inilah selayang pandang pengajaran Tabernakel. Mari kita terus bertekun dalam pengajaran Firman Tuhan, bersaksi dan berdoa, menyembah Tuhan. Hidup dalam kekudusan hingga tiba saatNya kita akan bertemu Kristus, Tuhan kita dan kita diubahkan sama dengan Dia. Tetaplah teguh!

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Minggu, 07 Maret 2010

GEREJAKU: PANTEKOSTA

Ada ungkapan mengatakan “tidak kenal, maka tidak sayang”. Nah, apakah Saudara sudah mengenal Gereja Saudara ini? GPT. Maranatha? Kali ini kita akan berkenalan dengan gereja dimana kita digembalakan dan bertumbuh! Gereja kita adalah Gereja Pantekosta Tabernakel. Apa sih yang dimaksud dengan gereja Pantekosta itu?


ISTILAH PANTEKOSTA

Sebenarnya istilah “Pantekosta” tidaklah tepat, yang benar adalah “Pentakosta”. Arti dari istilah Pentakosta adalah hari yang ke-50, yaitu hari ke-50 setelah kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Hari itu disebut sebagai hari Pentakosta, dimana Roh Kudus dicurahkan oleh Allah bagi Gereja-Nya sesuai janjiNya (Kisah Para Rasul 2:1-11). Jadi, gereja Pantekosta adalah gereja yang menekankan karya Roh Kudus sebagai akibat penggenapan janji Tuhan kepada gerejaNya.

SEJARAH PENTAKOSTA PERTAMA
Gerakan Pentakosta sebenarnya sudah terjadi jauh sebelum dua kejadian ini, namun kedua peristiwa ini yang sangat dikenal (terkenal) dan berdampak ke seluruh dunia. Pertama, lawatan Roh Kudus terjadi pada awal tahun 1901 di Topeka (Amerika), di sebuah sekolah Alkitab, yaitu Bethel Bible School. Pdt. Charles F. Parham menyelidiki kitab Kisah Para Rasul bersama para muridnya dan ketika mendoakan mereka, semua murid-murid dipenuhi oleh Roh Kudus. Peristiwa kedua, yang sangat terkenal dan menjadi ‘obor’ Pentakosta ke seluruh dunia adalah di Azusa Street tahun 1906. Pdt. William Seymour, murid Pdt. Charles F. Parham, mengadakan kebaktian di sebuah gedung di jalan Azusa ini dan terjadilah lawatan Allah yang luar biasa, orang-orang dipenuhi Roh Kudus, berbahasa Roh, bernubuat dan terjadi mujizat. Banyak orang dimenangkan bagi Kristus dan dari sinilah ‘api’ Pentakosta dibawa ke Eropa, Asia, termasuk ke Indonesia.

SEJARAH PENTAKOSTA DI INDONESIA
Pentakosta di Indonesia ditemukan paling awal tahun 1909 di Temanggung, dengan adanya buletin dari gereja Pantekosta dari Belanda. Baru tahun 1920-an banyak misionaris berlatar belakang Pentakosta yang masuk ke Indonesia diantaranya Pdt. Thiessen, Pdt Groesbeek, Van Klaveren. Sejak itulah berdiri gereja-gereja Pentakostadi Indonesia hingga sekarang.

CIRI-CIRI GEREJA PANTEKOSTA
Gereja kita gereja Pantekosta, sudahkah kita menunjukkan jati diri kita sebagai gereja yang menekankan karya dan kuasa Roh kudus? Sudahkah hidup dipimpin Roh dan berbuah Roh?

1. Ibadahnya...
Gereja Pantekosta liturginya sangat sederhana; pujian penyembahan, khotbah atau penyampaian firman Tuhan kemudian doa penutup dan doa berkat. Namun yang terpenting dalam ibadah Pantekosta adalah kesungguhan, bersemangat dan spontanitas (bersaksi). Ini bukan berarti ibadahnya tidak tertib. Tetapi memberikan ‘tempat’ bagi Roh Kudus berkarya dalam ibadah. Dalam Perjanjian Baru memberikan gambaran ibadah Gereja mula-mula adalah gereja yang kharismatik, artinya ‘penuh’ dengan karunia-karunia Roh Kudus dan bersemangat (Lihat Kitab Kisah Para Rasul dan 1 Korintus 12-14; band. 1 Tesalonika 5:19-20). Mari kita sungguh-sungguh memuji dan menyembah Tuhan, mendengarkan firmanNya dan berdoa agar Tuhan mengulurkan tanganNya membuat mujizat dan tanda-tanda heran.

2. Misinya...
Gereja Pantekosta sejak dahulu ‘terkenal’ dengan misinya. Roh Kudus dicurahkan untuk memberikan kuasa kepada gerejaNya untuk memberiktakan Injil (KPR 1:8).Gereja Pantekosta bersemangat memberitakan Injil. Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga giat memberitakan Injil?

3. Persekutuannya...

Gereja Pantekosta terkenal dengan persekutuan kasihnya. Jika gereja Pantekosta menekankan Roh Kudus dan karyaNya, maka sangat aneh jika persekutuan satu dengan yang lainnya tidak erat. Bukankah buah Roh adalah kasih? (Galatia 5:22).

4. Ajarannya...
Gereja Pantekosta mengajarkan apa yang diajarkan Alkitab! Banyak pengajaran, baik tentang Allah, Kristus, Roh Kudus, Keselamatan, Gereja dan sebagainya. Namun di sini akan dibahas yang merupakan ciri khas, ajaran yang ditekankan, yaitu:

a. Ditekankan pengajaran tentang Roh Kudus dan karyaNya.
Setiap orang Kristen harus terus menerus penuh Roh Kudus (Efesus 5:18). Roh Kudus memberikan karunia-karunia Roh untuk melayani jemaat dan juga menumbuhkan buah Roh yang nyata dalam lkehidupan sehari-hari orang Percaya (Galatia 5:22).

b. Ditekankan Kedatangan Tuhan Yesus kedua kalinya.
Tuhan Yesus akan datang kembali adalah ajaran Alkitab. Kita menantikan kedatanganNya!

c. Ditekankan kekudusan hidup orang Kristen.
Kehidupan kudus, memisahkan diri dari dosa dan hidup bagi Allah adalah tuntutan logis dari dua ajaran di atas. Roh kudus menuntut kekudusan hidup dan memberikan kuasa untuk hidup kudus. Disisi lain, kedatangan Tuhan yang kedua kali menuntut kita, gerejaNya, bersiap menyambutNya dengan hidup yang kudus (1 Yohanes 3:2-3).
Akhirnya, marilah kita sebagai jemaat Gereja Pantekosta, benar-benar beribadah dengan bersungguh-sungguh, memberitakan Injil, hidup dipenuhi Roh Kudus dan melayani dengan kuasaNya serta hidup kudus menantikan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus.

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN