Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Minggu, 07 Maret 2010

GEREJAKU: PANTEKOSTA

Ada ungkapan mengatakan “tidak kenal, maka tidak sayang”. Nah, apakah Saudara sudah mengenal Gereja Saudara ini? GPT. Maranatha? Kali ini kita akan berkenalan dengan gereja dimana kita digembalakan dan bertumbuh! Gereja kita adalah Gereja Pantekosta Tabernakel. Apa sih yang dimaksud dengan gereja Pantekosta itu?


ISTILAH PANTEKOSTA

Sebenarnya istilah “Pantekosta” tidaklah tepat, yang benar adalah “Pentakosta”. Arti dari istilah Pentakosta adalah hari yang ke-50, yaitu hari ke-50 setelah kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Hari itu disebut sebagai hari Pentakosta, dimana Roh Kudus dicurahkan oleh Allah bagi Gereja-Nya sesuai janjiNya (Kisah Para Rasul 2:1-11). Jadi, gereja Pantekosta adalah gereja yang menekankan karya Roh Kudus sebagai akibat penggenapan janji Tuhan kepada gerejaNya.

SEJARAH PENTAKOSTA PERTAMA
Gerakan Pentakosta sebenarnya sudah terjadi jauh sebelum dua kejadian ini, namun kedua peristiwa ini yang sangat dikenal (terkenal) dan berdampak ke seluruh dunia. Pertama, lawatan Roh Kudus terjadi pada awal tahun 1901 di Topeka (Amerika), di sebuah sekolah Alkitab, yaitu Bethel Bible School. Pdt. Charles F. Parham menyelidiki kitab Kisah Para Rasul bersama para muridnya dan ketika mendoakan mereka, semua murid-murid dipenuhi oleh Roh Kudus. Peristiwa kedua, yang sangat terkenal dan menjadi ‘obor’ Pentakosta ke seluruh dunia adalah di Azusa Street tahun 1906. Pdt. William Seymour, murid Pdt. Charles F. Parham, mengadakan kebaktian di sebuah gedung di jalan Azusa ini dan terjadilah lawatan Allah yang luar biasa, orang-orang dipenuhi Roh Kudus, berbahasa Roh, bernubuat dan terjadi mujizat. Banyak orang dimenangkan bagi Kristus dan dari sinilah ‘api’ Pentakosta dibawa ke Eropa, Asia, termasuk ke Indonesia.

SEJARAH PENTAKOSTA DI INDONESIA
Pentakosta di Indonesia ditemukan paling awal tahun 1909 di Temanggung, dengan adanya buletin dari gereja Pantekosta dari Belanda. Baru tahun 1920-an banyak misionaris berlatar belakang Pentakosta yang masuk ke Indonesia diantaranya Pdt. Thiessen, Pdt Groesbeek, Van Klaveren. Sejak itulah berdiri gereja-gereja Pentakostadi Indonesia hingga sekarang.

CIRI-CIRI GEREJA PANTEKOSTA
Gereja kita gereja Pantekosta, sudahkah kita menunjukkan jati diri kita sebagai gereja yang menekankan karya dan kuasa Roh kudus? Sudahkah hidup dipimpin Roh dan berbuah Roh?

1. Ibadahnya...
Gereja Pantekosta liturginya sangat sederhana; pujian penyembahan, khotbah atau penyampaian firman Tuhan kemudian doa penutup dan doa berkat. Namun yang terpenting dalam ibadah Pantekosta adalah kesungguhan, bersemangat dan spontanitas (bersaksi). Ini bukan berarti ibadahnya tidak tertib. Tetapi memberikan ‘tempat’ bagi Roh Kudus berkarya dalam ibadah. Dalam Perjanjian Baru memberikan gambaran ibadah Gereja mula-mula adalah gereja yang kharismatik, artinya ‘penuh’ dengan karunia-karunia Roh Kudus dan bersemangat (Lihat Kitab Kisah Para Rasul dan 1 Korintus 12-14; band. 1 Tesalonika 5:19-20). Mari kita sungguh-sungguh memuji dan menyembah Tuhan, mendengarkan firmanNya dan berdoa agar Tuhan mengulurkan tanganNya membuat mujizat dan tanda-tanda heran.

2. Misinya...
Gereja Pantekosta sejak dahulu ‘terkenal’ dengan misinya. Roh Kudus dicurahkan untuk memberikan kuasa kepada gerejaNya untuk memberiktakan Injil (KPR 1:8).Gereja Pantekosta bersemangat memberitakan Injil. Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga giat memberitakan Injil?

3. Persekutuannya...

Gereja Pantekosta terkenal dengan persekutuan kasihnya. Jika gereja Pantekosta menekankan Roh Kudus dan karyaNya, maka sangat aneh jika persekutuan satu dengan yang lainnya tidak erat. Bukankah buah Roh adalah kasih? (Galatia 5:22).

4. Ajarannya...
Gereja Pantekosta mengajarkan apa yang diajarkan Alkitab! Banyak pengajaran, baik tentang Allah, Kristus, Roh Kudus, Keselamatan, Gereja dan sebagainya. Namun di sini akan dibahas yang merupakan ciri khas, ajaran yang ditekankan, yaitu:

a. Ditekankan pengajaran tentang Roh Kudus dan karyaNya.
Setiap orang Kristen harus terus menerus penuh Roh Kudus (Efesus 5:18). Roh Kudus memberikan karunia-karunia Roh untuk melayani jemaat dan juga menumbuhkan buah Roh yang nyata dalam lkehidupan sehari-hari orang Percaya (Galatia 5:22).

b. Ditekankan Kedatangan Tuhan Yesus kedua kalinya.
Tuhan Yesus akan datang kembali adalah ajaran Alkitab. Kita menantikan kedatanganNya!

c. Ditekankan kekudusan hidup orang Kristen.
Kehidupan kudus, memisahkan diri dari dosa dan hidup bagi Allah adalah tuntutan logis dari dua ajaran di atas. Roh kudus menuntut kekudusan hidup dan memberikan kuasa untuk hidup kudus. Disisi lain, kedatangan Tuhan yang kedua kali menuntut kita, gerejaNya, bersiap menyambutNya dengan hidup yang kudus (1 Yohanes 3:2-3).
Akhirnya, marilah kita sebagai jemaat Gereja Pantekosta, benar-benar beribadah dengan bersungguh-sungguh, memberitakan Injil, hidup dipenuhi Roh Kudus dan melayani dengan kuasaNya serta hidup kudus menantikan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus.

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN