Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Senin, 27 Desember 2010

Jadilah malaikat-Nya!

LUKAS 2:8-20

Saya teringat waktu masih kecil, saat Natal dirayakan di gereja selalu ada drama Natal yang sekarang sudah jarang ditampilkan, karena dianggap ‘kuno’, drama itu adalah drama tentang kelahiran Yesus. Peran apa yang paling sering diinginkan banyak anak-anak perempuan selain menjadi Maria? Ya, menjadi malaikat! Istilah malaikat berarti utusan Tuhan. mereka adalah makhluk ciptaan Tuhan yang menjadi pelayanNya. Peran malaikat sangat penting di hari Natal pertama, seperti yang diceritakan oleh Injil Lukas. Baca saja Lukas 1:11-20;26-38 dan 2:8-20 semua berbicara tentang para malaikat dan tugasnya! Bagaimana di Natal kali ini, apakah ada yang mau menjadi ‘malaikat’ Tuhan, utusan khusus Tuhan? tentu bukan menjadi malaikat secara fisik, tetapi berkarya sebagai utusan Tuhan di hari Natal ini. Apakah ada yang mau menjadi malaikatNya? Mari kita renungkan tugas malaikat Tuhan saat Kristus lahir dalam Lukas 2:8-20 ini.

1. Memuji dan menyembah Tuhan (ayat 13-14).
Para malaikat saat itu membentuk paduan suara yang besar memuji dan memuliakan Tuhan dengan gegap gempita. “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya” (ayat 14). Inilah pujian malaikat-malaikat pada Allah.Tidakkah kita juga dapat memuji dan menyembah Tuhan Yesus di hari Natal ini? Mengapa harus memuji dan menyembah Tuhan? Pertama, karena Dialah Allah! Dia Sang Pencipta, maka selayaknya ciptaanNya memberikan puji, hormat dan kemuliaan bagi Dia! Kedua, karena karya Allah yang mendatangkan damai di bumi. Allah bukan hanya di tempat yang mahatinggi dan tak terjangkau. Ketika Dia melihat dosa dan kejahatan menguasai bumi ini dan akibatnya semua orang berdosa dan sudah pasti binasa (Roma 3:8-10; 6:23), maka Allah di tempat yang mahatinggi ‘turun’ ke bumi mengerjakan damai sejahtera diantara umat yang berkenan kepadaNya. Juruselamat, Kristus, Tuhan lahir di Betlehem sebagai manusia yang akan mati di kayu salib supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Mau jadi malaikatNya? Pujilah Tuhan, karena Dialah Allah dan pujilah Tuhan karena karya penebusanNya yang ajaib!

2. Membagikan Damai dan Sukacita (ayat 8-10).
Para malaikat hadir di padang menenangkan hati para gembala. “jangan takut” katanya. Para gembala bukan orang ‘besar’, mereka dari kalangan yang pekerjaannya dianggap ‘paling rendah. Mereka mewakili golongan yang disisihkan. Jika mereka gelongan yang demikian, merekalah kelompok orang yang mudah takut, takut pada situasi dan takut pada masa depan! Tetapi para malaikat hadir memberikan kekuatan dan ketenangan: “Jangan takut!”. Dan tentu saja malaikat itu memberi harapan dalam Tuhan, harapan kekal dalam Kristua yang sudah lahir bagi mereka (ayat 10-11). Maukah Saudara menjadi malaikat Tuhan? Banyak orang di sekitar kita menderita, tersisih dan kekurangan di sekitar kita saat Natal. Adakah satu orang Kristen yang mau jadi malaikat Tuhan yang meyakinkan dan menguatkan mereka yang bimbang; menabur sukacita bagi yang berdukacita; berbagi berkat bagi yang kekurangan? Mau jadi malaikatNya?

3. Memberitakan Kabar Sukacita: Injil (ayat 10-11).
Para malaikat bukan hanya memuji Tuhan dan membawa damai sejahtera, tetapi juga memberitakan kabar keselamatan! Merka turut dalam pekerjaan Allah yang akbar dan mulia, yaitu penyelamatan umat manusia. Mereka menghampiri para gembala untuk mewartakan Injil bahwa hanya di dalam Tuhan Yesus-lah ada keselamatan yang kekal. Banyak orang yang belum mengenal Yesus, Sang Juruselamat, Kristus dan Tuhan.Mereka memerlukan kasih Yesus, mereka memerlukan keselamatan. Apakah kita akan menikmati sukacita keselamatan ini sendiri dan membiarkan mereka binasa dalam neraka kekal? Bukankah Tuhan Yesus memang benar-benar mengutus kita semua menjadi malaikatNya untuk pergi dan menjadikan segala bangsa murid Tuhan? (Matius 28:19-20). Itu sebabnya pesan malaikat tidak hanya ditujukan pada para gembala saja, tetapi kepada bangsa-bangsa (Perhatikan ayat 10 berita kesukaan ini untuk seluruh bangsa!) Supaya pesan ini dibawa para gembala kepada keluarga, teman dan siapa saja. Suipaya pesan Injil ini juga kita bawa kepada keluarga kita, teman dan sahabat kita, tetangga kita dan siapa saja!

Akhirnya, di hari Natal ini maukah Saudara menjadi malaikatNya? Memuji dan menyembah Tuhan kita Yesus Kristus, membagikan damai dan sukacita serta memberitakan bahwa Yesus-lah Tuhan, Kristus dan Juruselamat dunia. Selamat Natal, selamat menjadi malaikatNya!

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Minggu, 19 Desember 2010

MENYAMBUT NATAL

LUKAS 2:8-20

Natal sudah hampir tiba dimana-mana nampak pohon Natal, hiasan-hiasan dan pernak-pernik Natal. Natal sebenarnya adalah memperingati kasih Allah bagi manusia yang berdosa, dimana Allah bapa mengutus AnakNya yang tunggal untuk menebus dosa manusia, termasuk kita! (band. Yohanes 3:16). Jadi, jika ini dipahami , maka tidak perlu ragu memperingati kelahiran Tuhan Yesus atau Natal. Namun yang menjadi pertanyaan bagaimana kita harus menyambut Natal? Mari kita belajar kepada para gembala di padang yang menerima kabar tentang Natal, tentang kelahiran Kristus yang pertama.

1. BERSUKACITALAH !
Para gembala ketakutan ketika menerima berita baik dari para malaikat. Mereka seperti lazimnya orang-orang Perjanjian Lama melihat kehadiran Allah, selalu ketakutan. Tetapi sesudah menemukan bayi Yesus, mereka bersukacita. Ya, jiwa dari Natal adalah sukacita! Apakah Saudara bersukacita? Jangan Natal diisi dengan kedukaan dan hal-hal yang mendukakan, misalnya pertengkaran! Natal sudah seharusnya mendatangkan sukacita bagi kita! Ada 2 alasan yang penting mengapa kita harus bersukacita. Pertama, kita harus bersukacita karena Tuhan Yesus, Sang Juruselamat telah hadir bagi kita! Bisa saja kita tidak memiliki apa-apa menyambut hari Natal ini, namun sebenarnya kita memiliki hadiah yang termahal dan terindah tiada duanya, yaitu: KESELAMATAN DALAM TUHAN YESUS! Tuhan Yesus sudah datang ke dunia dan mati di kayu salib menebus dosa kita! Ini sudah dikerjakanNya bagi kita. Itu sebabnya bersukacitalah. Kedua, kita bersukacita karena TUHAN, Sang Pencipta dan Pemilik alam semesta telah datang pada kita, umatNya. Artinya, kita tidak perlu kuatir karena Tuhan kita, Yesus hadir bagi kita, menyertai kita! Kita dapat datang ke hadiratNya dan menantikan pertolonganNya bagi kita. Tidakkah kita bersukacita atas perkara yang ajaib ini?

2. BERIBADAHLAH !
Para gembala segera mencari bayi Yesus, sesudah mendengar kabar tentang kehadiranNya (ayat 15). Bukan saja mencari, Alkitab menegaskan para gembala “cepat-cepat berangkat dan menjaumpai” Maria, Yusuf dan bayi Yesus! (ayat 16). Ada kerinduan dan anggapan bahwa perjumpaan ini penting. Natal bukan sekedar hura-hura dan perayaan yang tanpa makna, tetapi saatnya kita untuk mencari Tuhan, beribadah kepadaNya! Apakah kita menganggap perjumpaan dengan Tuhan Yesus itu penting? Jika ya, mari kita sambut Natal dengan beribadah, Jangan malas ataupun undur. Bukankah Natal adalah kasih Allah mencari yang terhilang? Kasih Allah menjangkau yang ‘jauh’ seperti kita? Itu sebabnya jangan lewatkan kasih Allah. Mari kita nikmati Natal tahun ini dengan mencari Tuhan Yesus, dengan beribadah, doa, baca Alkitab, melayani, mempersembahkan waktu dan talenta kita bagi Dia, Tuhan Yesus yang sudah menebus hidup kita.

3. BERITAKANLAH !
Para gembala bukan hanya mencari bayi Yesus, tetapi juga menceritakan bagaimana pesan Tuhan melalui para malaikat kepada mereka (ayat 17-18 band. 20). Mereka menceritakannya kepada banyak orang yang saat itu tidak tahu mengenai bayi Yesus! Bayi Yesus adalah Juruselamat, Kristus dan Tuhan (ayat 10-11). Bayi itu mendatangkan kedamaian di bumi dan keselamatan bagi manusia! Menyambut Natal, mari kita beritakan bahwa Tuhan Yesus adalah TUHAN dan uruselamat! Inilah tugas kita di hari Natal! Jangkau keluarga dan teman-teman kita dengan kabar baik ini bahwa “ Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus Tuhan!” (ayat 10). Mari kita wartakan juga bagi semua orang seperti para gembala yang memuji-muji Allah (ayat 20).

Nah, bagaimana Saudara menyambut Natal? Rumah yang dihias indah dengan pernak-pernik Natal, baju baru, makanan yang enak-enak? Boleh, boleh... kalau memang ada. Tetapi yang terpenting bukan itu. Bersukacita bersama keluarga, teman, jemaat dan sesama, beribadah dengan sungguh dan memberitakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat adalah menyambut Natal yang sesungguhnya. Saya kira saatnya Saya memberi selamat: “Selamat menyambut Natal, Tuhan Yesus memberkati!”

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Minggu, 12 Desember 2010

SEPOTONG KAYU YANG AJAIB

2 RAJA-RAJA 6:1-7

I. 2 Raj. 6:1 “…Cobalah lihat, tempat tinggal kami di dekatmu ini adalah terlalu sesak bagi kami.” Izinkanlah kami membangun asrama baru.” Para nabi ingin membangun asrama yang baru bagi mereka, karena asrama mereka yang lama sudah terlalu sesak. Para nabi meminta izin kepada nabi Elisa. Rasul Yudas mengajak kita membangun diri kita di atas dasar iman kita yang paling suci : “Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal.” (Yud. 1:20-21)

II. 2 Raj. 6:2 Untuk membangun asrama yang baru, para nabi meminta izin kepada nabi Elisa. Sebuah pelajaran penting bagi kita dalam memulai usaha apapun jangan lupa untuk meminta izin kepada Tuhan. Rasul Yakubus mengingatkan kita akan hal ini: sebenarnya kamu harus berkata:”Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.” (Yak. 4:13-15). Jangan bertindak sendiri tanpa izin Tuhan Yesus dalam segala usaha kita!

III. Raj. 6:3
Bukan hanya meminta izin, tapi para nabi juga meminta Elisa menyertai mereka. 2 Taw. 32:7-8; 2 Tes 3:16
Untuk memimpin bangsa Israel, Yosua minta disertai Tuhan. Karena Yosua
meyakini bahwa penyertaan Tuhan-lah yang menjadikannya berhasil (Yos 1:5-9, Kel 33:15)

IV. 2 Raj. 6:5.
Ketika mereka sedang menebang sebuah pohon. Tiba-tiba mata kapak jatuh ke dalam air. Bagi mereka itu sebuah musibah, apalagi kapak tersebut adalah barang pinjaman. Dalam kehidupan kita, halangan dan rintangan bisa datang dengan tiba-tiba / tak disangka-sangka. Ya, kemalangan dan kemujuran dapat terjadi, dan semua itu Tuhan yang menjadikannya.
Yes. 45:6-7 “supaya orang tahu dari terbitnya matahari sampai terbenamnya, bahwa tidak ada yang lain di luar Aku. Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain, yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah TUHAN yang membuat semuanya ini.”
Pkh. 7:14 “Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang inipun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya.” Oleh karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi dalam perjalanan kita, maka kita harus meminta penyertaan Tuhan Yesus.

V. 2 Raj. 6:5b-6
Dalam menghadapi musibah, ada dua tindakan tepat yang dilakukan oleh salah seorang nabi, yaitu:
a. Melapor / berseru kepada nabi Elisa. Maz 50:15; Maz. 86:7
b. Ada pengakuan tentang tempat dimana mata kapak itu jatuh.
Dimana kita jatuh? Soal uang, soal nikah (kesucian), soal kejujuran, soal keakuan / kesombongan. Datang kepada Yesus! Akui segala dosa dan pelanggaran kita, maka Dia yang setia dan adil akan mengampuni dan menyucikan kita ( I Yoh 1:9). Nabi Elisa bertindak dengan memotong sepotong kayu serta melemparkannya ke tempat jatuhnya mata kapak, maka timbullah mata kapak itu. Ya, Oleh sepotong “kayu yang ajaib”, mata kapak itu bisa terangkat naik, dan dikeluarkan dari sungai Yordan – Kayu ajaib adalah salib Kristus / korban Kristus yang mengangkat dan menyelamatkan kita dari lumpur dosa dan kebinasaan. Mungkin ada kemarahan dan kebencian dalam hidup kita yang “menenggelamkan” kita. Kayu Salib Kristus sanggup untuk mengangkat kehidupan kita. Rasul Paulus menegaskan hal ini dalam suratnya: “Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh. Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa”. (Kis 5:30-31)

VI. 2 Raj. 6:7
Lalu katanya: “Ambillah.” Orang itu mengulurkan tangannya dan mengambilnya.”
Diperlukan iman untuk menerima korban Kristus dalam hidup kita. Yang kita nikmati melalui Perjamuan Suci. Kita mengambil roti dan anggur yang melambangkan tubuh dan darah Kristus.

Akhirnya, marilah kita bersyukur atas “sepotong kayu yang ajaib”, yaitu korban Kristus yang sanggup mengangkat kehidupan kita dari lumpur dosa. Asal kita mau datang kepadaNya dan mengakui segala kesalahan kita. Maka Tuhan Yesus akan mengampuni dan memulihkan kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati.

Pdt. Gersom Sunarto - Kupang NTT

Minggu, 05 Desember 2010

MENERIMA JANJI ALLAH UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN KITA

FILIPI 4:19

“Allah-ku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus”. Ini janji yang melegakan hati kita bukan? Pegang janji Allah ini. Kita akan merenungkan 4 kebenaran dari ayat yang sangat memberkati ini.

I. Ini Adalah Janji ALLAH!
Puji Tuhan, bahwa yang berjanji adalah Allah sendiri melalui Paulus, hambaNya! Jika kita percaya Alkitab adalah Firman Allah, maka inilah janji Allah bagi kita. Bayangkan, Allah lho yang berjanji. Pertama, kesetiaanNya terhadap janjiNya tidak perlu diragukan. Lihat saja buktinya, sejak Adam telah dijanjikan keselamatan melalui Kristus, PutraNya dan kini kita sudah melihat penggenapan janjiNya 2000 tahun lalu di bukit Golgota! Dia setia terhadap janjiNya, masih ragu? Kedua, kesanggupan Allah untuk memenuhi janjiNya juga tidak perlu diragukan! Paulus dengan tepat mendasarkan janji Allah pada kesanggupanNya yang ajaib! Allah akan memenuhi keperluan kita menurut kekayaanNya! Jika ditanya seberapa kaya Allah? Betapa kita akan tersadar bahwa Allah kita dalam Yesus Kristus, Maha, Maha dan Mahakaya! Lalu, apa yang tidak bisa Allah kita penuhi dari keperluan kita? Berikutnya, kesanggupan Allah didasarkan pada kemuliaanNya. KemuliaanNya yang heran meyakinkan kita bahwa Dia pasti sanggup memenuhi keperluan kita, anak-anakNya. Ingatlah janji ini janji Allah sendiri!

II. Allah Berjanji Memenuhi KEPERLUAN Kita.
Allah berjanji untuk memenuhi keperluan kita! Apa itu keperluan? Ya, apa yang kita butuhkan. Ini berarti apa yang saat ini kita butuhkan, sesuatu yang benar-benar kita perlukan. Dan Saya yakin Tuhan yang paling tahu apa yang kita butuhkan! Berikutnya, kebutuhan (keperluan) adalah segala hal yang pokok dalam hidup kita. Bukankah Tuhan Yesus berkata: “Jangan kamu kuatir akan apa yang kamu makan, minum dan pakai”? (Matius 6:25) Jangan kuatir apa yang kita butuhkan Tuhan pasti memenuhinya! Terakhir, kebutuhan BUKAN keinginan! Allah berjanji memenuhi kebutuhan kita bukan keinginan kita. Janji ini bukan untuk memenuhi hawa nafsu yang sia-sia, tetapi memelihara anak-anak Allah yang berharap pada Tuhan Yesus Kristus!

III. Siapa Penerima Janji Allah Ini?
Bagaimana? Janji ini luar biasa bukan? Namun siapa penerimanya? Kita? Saya? Saudara? Paling tidak kita akan menemukan 3 jawaban yang memberi kepastian bahwa kita-lah penerima janji ini.

1. Penerimanya adalah orang-orang yang percaya kepada Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus!
Perhatikan bahwa Allah-lah yang berjanji dan itu berarti janji ini bagi umatNya. Umat yang mana? Sederhana, jangan lupa surat ini ditujukan Paulus kepada jemaat di Filipi, jemaat Kristus! Orang-orang yang percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi. Apakah Saudara mau menerima janji ini? Percaya dan terima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat Saudara, maka bukan saja janji ini tetapi keselamatan kita terima sekarang juga!

2. Orang-orang yang berpegang pada janji Allah.
Syarat kedua adalah orang yang bergantung pada Tuhan, yang memegang janji ini dengan iman. Paulus-lah teladannya. Paulus sedang dipenjara saat menuliskan surat ini. Paulus mengalami kekurangan, menderita dan segala kesulitan sebagai orang yang dipenjara. Tetapi perhatikan bahwa pada pasal 4:10-20 ini Paulus bersukacita dan penuh ucapan syukur karena pemeliharaan Allah yang ajaib melalui jemaat Filipi! Paulus mengalami apa yang dituliskannya tentang janji Allah. Pegang janji Allah ini dan lihat pemeliharaan Allah dalam hidup Saudara!

3. Orang-orang yang SUKA BERKORBAN.
Perhatikan bahwa ayat 10-19 ini adalah ucapan syukur kepada Allah dan ucapan terima kasih kepada jemaat Filipi yang memperhatikan kebutuhan Paulus di penjara (band. ayat 18). Dan diakhiri janji Tuhan ini (ayat 19). Janji ini jelas bagi orang-orang Kristen yang meneladani jemaat Filipi, murah hati dan suka berkorban. Bukankah Alkitab juga mengajar bahwa siapa yang menabur akan menuai? Ya, Allah akan memenuhi keperluan orang-orang yang memperhatikan pekerjaan Tuhan, hamba-hamba Tuhan, jemaat dan siapa saja yang membutuhkan kemurahan hati.
“Allah-ku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus.” Mau menjadi penerima janji ini? Tuhan Yesus memberkati.

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN