Natal sudah hampir tiba dimana-mana nampak pohon Natal, hiasan-hiasan dan pernak-pernik Natal. Natal sebenarnya adalah memperingati kasih Allah bagi manusia yang berdosa, dimana Allah bapa mengutus AnakNya yang tunggal untuk menebus dosa manusia, termasuk kita! (band. Yohanes 3:16). Jadi, jika ini dipahami , maka tidak perlu ragu memperingati kelahiran Tuhan Yesus atau Natal. Namun yang menjadi pertanyaan bagaimana kita harus menyambut Natal? Mari kita belajar kepada para gembala di padang yang menerima kabar tentang Natal, tentang kelahiran Kristus yang pertama.
1. BERSUKACITALAH !
Para gembala ketakutan ketika menerima berita baik dari para malaikat. Mereka seperti lazimnya orang-orang Perjanjian Lama melihat kehadiran Allah, selalu ketakutan. Tetapi sesudah menemukan bayi Yesus, mereka bersukacita. Ya, jiwa dari Natal adalah sukacita! Apakah Saudara bersukacita? Jangan Natal diisi dengan kedukaan dan hal-hal yang mendukakan, misalnya pertengkaran! Natal sudah seharusnya mendatangkan sukacita bagi kita! Ada 2 alasan yang penting mengapa kita harus bersukacita. Pertama, kita harus bersukacita karena Tuhan Yesus, Sang Juruselamat telah hadir bagi kita! Bisa saja kita tidak memiliki apa-apa menyambut hari Natal ini, namun sebenarnya kita memiliki hadiah yang termahal dan terindah tiada duanya, yaitu: KESELAMATAN DALAM TUHAN YESUS! Tuhan Yesus sudah datang ke dunia dan mati di kayu salib menebus dosa kita! Ini sudah dikerjakanNya bagi kita. Itu sebabnya bersukacitalah. Kedua, kita bersukacita karena TUHAN, Sang Pencipta dan Pemilik alam semesta telah datang pada kita, umatNya. Artinya, kita tidak perlu kuatir karena Tuhan kita, Yesus hadir bagi kita, menyertai kita! Kita dapat datang ke hadiratNya dan menantikan pertolonganNya bagi kita. Tidakkah kita bersukacita atas perkara yang ajaib ini?
2. BERIBADAHLAH !
Para gembala segera mencari bayi Yesus, sesudah mendengar kabar tentang kehadiranNya (ayat 15). Bukan saja mencari, Alkitab menegaskan para gembala “cepat-cepat berangkat dan menjaumpai” Maria, Yusuf dan bayi Yesus! (ayat 16). Ada kerinduan dan anggapan bahwa perjumpaan ini penting. Natal bukan sekedar hura-hura dan perayaan yang tanpa makna, tetapi saatnya kita untuk mencari Tuhan, beribadah kepadaNya! Apakah kita menganggap perjumpaan dengan Tuhan Yesus itu penting? Jika ya, mari kita sambut Natal dengan beribadah, Jangan malas ataupun undur. Bukankah Natal adalah kasih Allah mencari yang terhilang? Kasih Allah menjangkau yang ‘jauh’ seperti kita? Itu sebabnya jangan lewatkan kasih Allah. Mari kita nikmati Natal tahun ini dengan mencari Tuhan Yesus, dengan beribadah, doa, baca Alkitab, melayani, mempersembahkan waktu dan talenta kita bagi Dia, Tuhan Yesus yang sudah menebus hidup kita.
3. BERITAKANLAH !
Para gembala bukan hanya mencari bayi Yesus, tetapi juga menceritakan bagaimana pesan Tuhan melalui para malaikat kepada mereka (ayat 17-18 band. 20). Mereka menceritakannya kepada banyak orang yang saat itu tidak tahu mengenai bayi Yesus! Bayi Yesus adalah Juruselamat, Kristus dan Tuhan (ayat 10-11). Bayi itu mendatangkan kedamaian di bumi dan keselamatan bagi manusia! Menyambut Natal, mari kita beritakan bahwa Tuhan Yesus adalah TUHAN dan uruselamat! Inilah tugas kita di hari Natal! Jangkau keluarga dan teman-teman kita dengan kabar baik ini bahwa “ Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus Tuhan!” (ayat 10). Mari kita wartakan juga bagi semua orang seperti para gembala yang memuji-muji Allah (ayat 20).
Nah, bagaimana Saudara menyambut Natal? Rumah yang dihias indah dengan pernak-pernik Natal, baju baru, makanan yang enak-enak? Boleh, boleh... kalau memang ada. Tetapi yang terpenting bukan itu. Bersukacita bersama keluarga, teman, jemaat dan sesama, beribadah dengan sungguh dan memberitakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat adalah menyambut Natal yang sesungguhnya. Saya kira saatnya Saya memberi selamat: “Selamat menyambut Natal, Tuhan Yesus memberkati!”
Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar