Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Minggu, 12 Desember 2010

SEPOTONG KAYU YANG AJAIB

2 RAJA-RAJA 6:1-7

I. 2 Raj. 6:1 “…Cobalah lihat, tempat tinggal kami di dekatmu ini adalah terlalu sesak bagi kami.” Izinkanlah kami membangun asrama baru.” Para nabi ingin membangun asrama yang baru bagi mereka, karena asrama mereka yang lama sudah terlalu sesak. Para nabi meminta izin kepada nabi Elisa. Rasul Yudas mengajak kita membangun diri kita di atas dasar iman kita yang paling suci : “Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal.” (Yud. 1:20-21)

II. 2 Raj. 6:2 Untuk membangun asrama yang baru, para nabi meminta izin kepada nabi Elisa. Sebuah pelajaran penting bagi kita dalam memulai usaha apapun jangan lupa untuk meminta izin kepada Tuhan. Rasul Yakubus mengingatkan kita akan hal ini: sebenarnya kamu harus berkata:”Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.” (Yak. 4:13-15). Jangan bertindak sendiri tanpa izin Tuhan Yesus dalam segala usaha kita!

III. Raj. 6:3
Bukan hanya meminta izin, tapi para nabi juga meminta Elisa menyertai mereka. 2 Taw. 32:7-8; 2 Tes 3:16
Untuk memimpin bangsa Israel, Yosua minta disertai Tuhan. Karena Yosua
meyakini bahwa penyertaan Tuhan-lah yang menjadikannya berhasil (Yos 1:5-9, Kel 33:15)

IV. 2 Raj. 6:5.
Ketika mereka sedang menebang sebuah pohon. Tiba-tiba mata kapak jatuh ke dalam air. Bagi mereka itu sebuah musibah, apalagi kapak tersebut adalah barang pinjaman. Dalam kehidupan kita, halangan dan rintangan bisa datang dengan tiba-tiba / tak disangka-sangka. Ya, kemalangan dan kemujuran dapat terjadi, dan semua itu Tuhan yang menjadikannya.
Yes. 45:6-7 “supaya orang tahu dari terbitnya matahari sampai terbenamnya, bahwa tidak ada yang lain di luar Aku. Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain, yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah TUHAN yang membuat semuanya ini.”
Pkh. 7:14 “Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang inipun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya.” Oleh karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi dalam perjalanan kita, maka kita harus meminta penyertaan Tuhan Yesus.

V. 2 Raj. 6:5b-6
Dalam menghadapi musibah, ada dua tindakan tepat yang dilakukan oleh salah seorang nabi, yaitu:
a. Melapor / berseru kepada nabi Elisa. Maz 50:15; Maz. 86:7
b. Ada pengakuan tentang tempat dimana mata kapak itu jatuh.
Dimana kita jatuh? Soal uang, soal nikah (kesucian), soal kejujuran, soal keakuan / kesombongan. Datang kepada Yesus! Akui segala dosa dan pelanggaran kita, maka Dia yang setia dan adil akan mengampuni dan menyucikan kita ( I Yoh 1:9). Nabi Elisa bertindak dengan memotong sepotong kayu serta melemparkannya ke tempat jatuhnya mata kapak, maka timbullah mata kapak itu. Ya, Oleh sepotong “kayu yang ajaib”, mata kapak itu bisa terangkat naik, dan dikeluarkan dari sungai Yordan – Kayu ajaib adalah salib Kristus / korban Kristus yang mengangkat dan menyelamatkan kita dari lumpur dosa dan kebinasaan. Mungkin ada kemarahan dan kebencian dalam hidup kita yang “menenggelamkan” kita. Kayu Salib Kristus sanggup untuk mengangkat kehidupan kita. Rasul Paulus menegaskan hal ini dalam suratnya: “Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh. Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa”. (Kis 5:30-31)

VI. 2 Raj. 6:7
Lalu katanya: “Ambillah.” Orang itu mengulurkan tangannya dan mengambilnya.”
Diperlukan iman untuk menerima korban Kristus dalam hidup kita. Yang kita nikmati melalui Perjamuan Suci. Kita mengambil roti dan anggur yang melambangkan tubuh dan darah Kristus.

Akhirnya, marilah kita bersyukur atas “sepotong kayu yang ajaib”, yaitu korban Kristus yang sanggup mengangkat kehidupan kita dari lumpur dosa. Asal kita mau datang kepadaNya dan mengakui segala kesalahan kita. Maka Tuhan Yesus akan mengampuni dan memulihkan kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati.

Pdt. Gersom Sunarto - Kupang NTT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN