Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Minggu, 01 April 2012

TIDUR DI TENGAH PERGUMULAN


Mazmur 3:1-9

Saat ini banyak orang mengalami penyakit insomnia, yaitu penyakit tidak dapat tidur. Salah satu penyebab seseorang tidak dapat tidur adalah perasaan galau karena pergumulan! Seringkali pergumulan begitu menekan hidup sehingga banyak orang sulit tidur. Nah, dalam Mazmur 3:6-7 menunjukkan kita sesuatu yang berbeda, yang dialami oleh Daud (Mazmur ini dikarang oleh Daud - lihat ayat 1). Berbeda dengan kebanyakan orang yang tidak dapat tidur saat dalam pergumulan, Daud bisa tidur, bahkan ‘mudah tidur’ saat dia berada dalam pergumulan (ayat 6-7). Padahal pergumulan Daud bukanlah pergumulan biasa! Bayangkan, Daud saat itu dikhianati oleh Absalom, anaknya sendiri dan para bawahannya (ayat 1, band. 2 Samuel 15:1-18:18). Mereka mengadakan persepakatan untuk merebut tahtanya! Saat itu, Daud dapat dikatakan “bangkrut”, dari seorang raja menjadi seorang pelarian. Bukan hanya itu martabatnya juga dilecehkan oleh Absalom (2 Samuel 16:20-23) dan ditengah pelariannya masih juga merasakan penghinaan dari banyak orang, termasuk dari Simei (ayat 3 band. 2 Samuel 16:5-14). Dalam pergumulan yang demikian berat, Daud dapat menuliskan kondisinya, “aku membaringkan diri, lalu tidur...” Wow, luar biasa bukan?
Apa Rahasia Dapat Tidur Di Tengah Pergumulan?

Puji Tuhan bahwa Mazmur 3 ini memberikan rahasia bagaimana orang bisa tidur di tengah pergumulan seperti Daud. Tuhan memberikan rahasianya bagi kita melalui pengalaman Daud. Rahasianya adalah 3 B, mari kita perhatikan.
1. Berpegang pada Allah
Ini “B” yang pertama, yaitu berpegang kepada Allah. Daud berpegang kepada Allah yang hidup! Dalam nyanyiannya ini, Daud menyatakan imannya! Dan itulah yang diyakini dan dipegangnya terus menerus. Mari kita bepegang terus menerus atas apa yang kita percayai tentang Allah kita dalam Tuhan Yesus Kristus. Seperti apakah pandangan iman Daud, iman yang dipegangnya? Pertama, Daud percaya bahwa Allah-nya adalah Perisai, Sang Pelindung hidupnya (ayat 4). Bagi Daud Allah adalah perisai, tempat perlindungan yang paling aman. Bukankah perisai digunakan saat berperang, saat senjata mengancam seorang prajurit dan luar biasanya, perisai selalu menyelamatkan prajurit tersebut. Itulah Allah kita, dalam Kristus. Dialah Perlindungan umatNya. Kedua, Allah-nya adalah Allah yang hidup, yang mendengar seruannya (ayat 5). Bukankah Allah kita dalam Kristus, Allah yang mendengar doa kita? Ketiga, Allah adalah Sang Penolong yang terbukti (ayat 8). Allah kita bukan hanya Allah yang hanya mendengar doa, tetapi Dia Allah yang bertindak dalam kasih dan kuasaNya! Jika kita percaya dan terus berpegang pada Allah kita yang demikian, masihkah kita tidak bisa tidur?
2. Berseru pada Allah
Rahasia berikutnya adalah berseru kepada Allah. Daud dalam pergumulan yang berat berseru pada Allah (ayat 5,8). Kata “berseru” dari bahasa Ibrani qara, yang artinya berteriak dengan nyaring. Ya, Daud berdoa. Daud telah mengalami berkat dalam doa-doanya. Bagi Daud, doa itu menenangkan jiwa (Mazmur 118:5), Bukankah doa menentramkan jiwa kita karena damai Allah dijanjikanNya turun memelihara hati dan pikiran kita? (Filipi 4:6-7). Melalui doa, Allah menambahkan kekuatan bagi kita kata Daud (Mazmur 138:5). Dan yang terpenting doa, pasti didengar dan dijawab oleh Allah! Nah, jika berdoa dan memperoleh ketenangan, kekuatan dan keyakinan bahwa pasti Tuhan menjawabnya, itu sebabnya Daud dapat tidur meski di tengah pergumulan yang berat. Bagaimana dengan Saudara?
3.Berserah pada Allah.
Rahasia terakhir yang kita dapat temukan dalam Mazmur 3 ini adalah berserah kepada Allah. Daud berserah pada Allah, itu sebabnya dia dapat tidur di tengah pergumulannya (ayat 6-7). Berserah kepada Tuhan berarti percaya bahwa Allah adalah Allah. Berserah di sini adalah benar-benar PERCAYA bahwa Allah adalah Allah Pelindung, Pendengar doa dan Penolong yang penuh kuasa. Jika kita masih saja tidak tenang, seringkali kita sedang meragukan kehebatan Allah kita atau menempatkan Allah bukan sebagai Allah yang Mahakuasa! Kedua, berserah itu berarti tidak lagi kuatir karena pergumulannya. Ketika kita berdoa, kita sedang menyerahkan pergumulan kita kepada Allah seperti yang dilakukan oleh Daud. Seharusnya setelah berdoa, setelah pergumulan itu diserahkan pada Allah yang Mahamendengar dan Mahakuasa, kita dapat tenang. Mengapa? Karena pergumulan kita, sudah kita serahkan pada tangan Allah! Lalu mengapa kita masih kuatir dan gelisah? Artinya ita belum benar-benar menyerahkan pergumulan kita kepada Allah, bukan? Mari kita berserah pada Allah dalam Kristus! Terakhir, berserah adalah PERCAYA bahwa Allah akan melakukan yang terbaik bagi kita.

Akhirnya, marilah kita berpegang pada Allah, berseru dan berserah kepadaNya. Jangan terkejut apabila Saudara dianugerahi ketenangan dan kekuatan menanggung pergumulan. Bahkan kita dapat tidur dengan nyenyak karena Tuhan kita Yesus Kristus-lah yang berperang ganti kita. Selamat berpegang, berseru dan berserah pada Tuhan dan selamat dapat tidur malam ini, TUhan Yesus memberkati.

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN