Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Senin, 02 Desember 2013

PENGIKUT YESUS


LUKAS 5:27-32


    Apakah kita seorang pengikut Yesus? Sebelum kita menjawabnya, mari kita merenungkan kisah Lewi, si pemungut Cukai yang dipanggil oleh Kristus sendiri untuk menjadi pengikutNya. Penulis Injil Matius dan Markus juga menceritakan kisah panggilan Lewi ini, yang boleh dikatakan fenomenal. Bandingkan dengan panggilan Yesus untuk Petrus dan murid-murid yang lain, yang boleh dikatakan adalah orang baik-baik. Tapi Lewi..?
Siapa Lewi ?
a. Lewi disebut juga Matius, anak Alfeus (Mat. 10:3)
b. Seorang yang bekerja sebagai pemungut cukai (Yunani:Telones, pemungut cukai/ bea); Pemungut cukai bekerja  untuk pemerintah Roma dan mereka cenderung memeras, yaitu mengambil pajak lebih dari apa yang sudah ditetapkan (band. Luk 3:12-13; 19:1)
c.  Ia seorang yang kaya dari hasil pekerjaannya.
d. Dan pastinya ia seorang yang berdosa baik di mata masyarakat maupun di mata Tuhan. Orang Yahudi menggolongkan Pemungut cukai dalam kelompok orang-orang berdosa dan beberapa kali disebut bersama dengan perempuan sundal ( Matius 21:31).
Arti Menjadi Pengikut Kristus
    Dari kisah panggilan Lewi ini, sedikitnya ada 4 hal penting mengenai arti menjadi seorang pengikut Yesus:
I. Sebuah Anugerah
     Menjadi pengikut Yesus adalah sebuah anugerah / pemberian Allah, bukan karena kuat dan gagah kita. (Yoh. 6:65; 2 Tes. 2:13). Lewi pun menyadari anugerah Allah baginya untuk menjadi pengikut Kristus. Siapa kita? Kita tidak beda dengan Lewi, kita juga manusia berdosa. Tapi kita beroleh anugerah untuk menjadi pengikut Kristus (Ef. 2:8).  Sebab itu jangan sedikitpun kita berpaling dari Kristus hanya karena perkara-perkara dunia ini. Ingat menjadi pengikut Kristus itu anugerah!
II. Mengijinkan Yesus Menuntun Hidup kita
      Menjadi pengikut Yesus berarti mengijinkan Yesus menuntun (mengarahkan, menegur dan mendisiplin) hidup kita. Seperti gambaran seorang gembala dalam Mazmur 23. Lewi pun harus meninggalkan hidup lamanya untuk kemudian “dituntun” oleh Yesus (ay. 28). Seringkali kita mengaku sebagai pengikut Yesus, namun hidup kita tidak mau dituntun oleh Yesus. Kita berjalan dengan kemauan kita sendiri; kita tidak pernah mau diubah oleh firman Tuhan; kita tetap hidup dalam dosa. Pengikut Yesus harus bersedia dipimpin oleh Yesus. 
III. Mempercayakan “Masa Depan” Kepada Yesus
              Mengikut Yesus berarti mempercayakan masa depan kepada Yesus. Lewi meninggalkan segala sesuatu yang secara manusia “menjanjikan” bagi masa depannya. Profesinya sebagai pemungut cukai yang tentunya membuat dia kaya dan tidak perlu kuatir untuk masa yang akan datang. Namun Alkitab memberitahu kita bahwa ia tinggalkan segala sesuatu dan mengikut Yesus. Lewi sungguh-sungguh mempercayakan masa depannya kepada Yesus. Ya, Allah pun berjanji untuk menjamin masa depan kita (Ams. 23:18; Yer. 29:11), sebab itu percayakan masa depan kita kepadaNya.
IV. Menjadi Saksi Bagi Yesus
         Pengikut Yesus harus berani bersaksi tentang Yesus pada orang lain. Lewi dengan berani menunjukkan “status baru”nya sebagai pengikut Yesus kepada teman-teman pemungut Cukai dan juga “orang berdosa lainnya” , termasuk Orang Farisi dan ahli Taurat. Logisnya, Lewi akan malu dan sembunyi-sembunyi menjadi pengikut Yesus di hadapan teman-temannya. Tetapi Alkitab memberitahu kita, Lewi malah mengadakan perjamuan besar bagi Yesus. Lewi berani bersaksi tentang Yesus. Bagaimana dengan kita, para pengikut Yesus? Roh Kudus diberikan kepada kita supaya kita menjadi saksi Tuhan Yesus (Kis. 1:8).
    
    Akhirnya, marilah kita sungguh-sungguh menjadi pengikut Yesus; menyadari panggilan Tuhan sebagai anugerah; besedia dituntun oleh Yesus, mempercayakan masa depan kita padaNya, dan mari kita dengan berani bersaksi tentang Yesus pada orang lain. Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Pdm. Dwi Cahyono. S.Th

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN