Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Minggu, 06 Juni 2010

JANGAN MENDUKAKAN ROH KUDUS

EFESUS 14:22-32

Siapa yang suka dibuat sedih? Demikian juga Roh Kudus! Rasul Paulus mengingatkan jemaat Efesus supaya tidak mendukakan Roh Kudus! Mendukakan dari kata dasar Yunani lupeo, yang diartikan membuat sedih, terjemahaan KJV menggunakan istilah grieve. Ada beberapa kebenaran yang diajarkan kita tentang mendukakan Roh Kudus.

I. BEBERAPA ALASAN KITA TIDAK BOLEH MENDUKAKAN ROH KUDUS
Mengapa kita tidak boleh mendukakan Roh Kudus? Ada beberapa alasan yang Paulus sampaikan bagi kita. Pertama, karena Roh Kudus adalah Pribadi Allah yang nyata dan hidup! Perhatikan bahwa Roh Kudus dijelaskan Paulus sebagai pribadi yang memiliki perasaan. Dia dapat didukakan! Jadi, jangan mendukakan hatiNya! Selanjutnya Roh Kudus adalah Allah. Jika kita mempercayai bahwa Dia adalah Allah, tidakkah sudah selayaknya kita menyenangkan hatiNya? Roh Kudus adalah Allah yang seharusnya kita hormati, taati dan ‘senangkan’. Kedua, Karena Roh Kudus adalah meterai bagi kita untuk menerima janji Allah pada hari penyelamatan (band. Efesus 1:13-14). Ketika kita percaya Tuhan Yesus, saat itulah Roh Kudus tinggal dalam hidup kita dan memeteraikan janji keselamatan Allah dalam hidup kita! Roh Kudus meterai yang menunjukkan bahwa kita miliki Kristus dan jaminan untuk menerima bagian kekal yang dijanjikan Allah saat hari penyelamatan tiba! Jadi, jangan mendukakan Roh Kudus yang jelas-jelas menjadikan kita milik Tuhan Yesus dan menjamin warisan kekal dalam Kristus kelak.

II. BAGAIMANA KITA MENDUKAKAN ROH KUDUS?
“Ah, Saya tidak pernah tahu kapan Roh Kudus sedih dan didukakan kok!” Nah, Paulus juga menjelaskan bagaimana kita dapat mendukakan hati Roh Kudus! Perhatikan konteks nats ini, Efesus 4 ini berbicara tentang manusia baru di dalam Tuhan Yesus. Sebagai ciptaan baru dalam Tuhan Yesus, yaitu orang yang percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat pribadinya, sudah seharusnya hidup sebagai manusia baru bukan manusia lama! Paulus mendesak jemaat supaya meninggalkan perbuatan-perbuatan manusia lama, yaitu perbuatan dosa! Jadi, kita dapat mendukakan Roh Kudus apabila kita masih hidup sebagai manusia lama dengan perbuatan-perbuatan dosa yang kita lakukan. Apa saja perbuatan manusia lama itu? Dusta (ayat 25), amarah (ayat 26-27), mencuri (ayat 28), berkata-kata kotor (ayat 29), kepahitan (ayat 30-31), kebencian, pertengkaran, fitnah dan segala kejahatan! Semua ini mendukakan hati Roh kudus. Apabila kita melakukan perbuatan-perbuatan manusia lama inilah kita sedang mendukakan hati Roh Kudus! Mari kita buang perbuatan-perbuatan manusia lama ini dan belajar untuk menyenangkan hati Allah yang tinggal dalam hidup kita. Hiduplah dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan karena itulah yang menyenangkan hatiNya.

AKIBAT DARI MENDUKAKAN ROH KUDUS
Mendukakan Roh Kudus bukan hanya melukai hati Roh Allah, namun juga mendatangkan akibat! Pertama, pasti ada hukuman bagi mereka yang berbuat dosa. Benar bukan? Setiap dosa akan menerima hukuman Allah bukan? Demikian tindakan-tindakan dosa yang kita perbuat bukan hanya mendukakan Roh Kudus tetapi mendatangkan disiplin dan hukuman Allah. Lihat saja Ananias dan Safira yang mendustai Roh Kudus (Kisah para Rasul 5:1-1-6). Kedua, karya Roh Kudus ‘terhalang’ dalam hidup kita! Pada mulanya kita jelas-jelas akan kehilangan sukacita sorgawi. Lihat saja karya Roh Kudus dalam Efesus 5:18-20 Ketika kita dipenuhi Roh Kudus kita akan dipenuhi sukacitaNya! Dosa membuat hati Roh kudus sedih dan kita kehilangan sukacita dariNya! Bahkan mendukakan Roh Kudus menyebabkan tidak efektifnya pelayanan kita!

Akhirnya, jangan mendukakan hati Roh Kudus dan mari belajar menyenangkan hatiNya dengan hidup benar, membenci dosa dan setia mengasihi Dia. Bagi Tuhan Yesus kemuliaan selama-lamanya!

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN