Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Minggu, 08 Agustus 2010

BERKAT DARI SALIB KRISTUS

YESAYA 53:5
“Tetapi Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, Dia diremukkan oleh karenakejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadaNya, dan oleh bilur-bilurNya kita menjadi sembuh.” Ayat-ayat ini adalah nubuat dari nabi Yesaya. Nabi Yesaya menubuatkan kematian Tuhan Yesus dikayu salib jauh sebelum peristiwa penyaliban itu terjadi.

I. Yesus-lah yang dinubuatkan!
Apakah benar Tuhan Yesus yang dinubuatkan? Jika kita memeriksa nubuatan Yesaya, kita akan menemukan betapa spesifiknya nubuatan Yesaya dengan kematian Kristus di kayu salib! Dari ayat 5 saja kita akan melihat ‘kesamaan’ atau penggenapannya dalam Kristus. Kematian yang digambarkan Yesaya sangat khusus. Pertama, jelas bahwa Tuhan Yesus ‘diremukkan’. Lihat dalam Yohanes 19:1-3. Bukankah Yesus disiksa sejak di rumah Hanas hingga pengadilan Pilatus? Kedua, istilah ‘tertikam’ sangat khusus sebab pada zaman kekaisaran Roma, orang yang disalibkan dibiarkan mati di kayu salib. Sementara kalau sudah saatnya diturunkan, maka akan dipatahkan kedua kakinya, tetapi hanya Tuhan Yesus yang ditikam lambungNya karena Dia sudah mati (Yohanes 19:31-34). Ya, Tuhan Yesus-lah yang dinubuatkan. Dialah Mesias, Juruselamat kita. Sebab itu mari kita semakin teguh dalam iman pada Tuhan Yesus yang telah mati bagi kita.

II. Alasan kematian Yesus.
Yesaya 53:5 menegaskan alasan kematian Tuhan Yesus di kayu salib. Yesaya tidak menyebutkan bahwa kematianNya karena pengkhianatan Yudas Iskariot. Bukan pula karena ketakutan Pilatus untuk membela kebenaran. Atau bahkan bukan karena kejahatan orang Yahudi yang ditangkap mereka dari film “The Passion of Christ” yang beberapa waktu dilarang diputar di Israel. Yesaya menunjukkan alasan yang terdalam dari kematian Tuhan Yesus dikayu salib, yaitu karena pemberontakan dan kejahatan kita. Ya, karena dosa kita-lah, Kristus menderita dan mati di kayu salib. Dia tanggung semua hukuman yang seharusnya diterima manusia berdosa, termasuk kita! Nah, jika oleh karena dosa kita, Dia sengsara dan mati tersalib, masihkah kita hidup dalam dosa dan kejahatan? Tidakkah kita tergerak untuk hidup dalam kebenaranNya dan menyenangkan hatiNya? Mari kita buang dosa dan belajar hidup dalam kebenaran.

III. Berkat dari kematian Yesus.
Yesaya bukan hanya menubuatkan siapa yang mati tertikam di kayu salib dan apa alasannya hingga sedemikian sengsara, tetapi juga ganjaran (upah) dari yang diperbuat Sang Mesias. Ada berkat yang turun dari kayu salib. Dan itu pasti bagi kita, yang percaya kepada Tuhan Yesus! Berkat yang pertama adalah keselamatan. Kematian Kristus di kayu salib mendatangkan keselamatan bagi kita. Hubungan yang rusak dengan Allah dipulihkan. Keselamatan dalam bahasa Ibrani digunakan kata “Shalom” yang seringkali kita artikan damai sejahtera. Memang, damai sejahtera kita terima oleh pengurbanan Kristus di kayu salib! Karena dosa kita menjadi musuh (seteru) Allah, tetapi oleh kematian Kristus kita diperdamaikan dengan Allah. Ketika kita diperdamaikan dengan Allah, kita juga diperdamaikan dengan diri sendiri dan sesama! Kedua, oleh bilur-bilurNya. kita menjadi sembuh! Seringkali ayat ini diartikan secara rohani. Dan memang benar, kita disembuhkan dari ‘penyakit’ dosa oleh kematian Kristus. Tetapi ini juga menunjukkan bahwa oleh kematianNya sakit kita disembuhkan.

Mari kita bersyukur karena kematian Tuhan Yesus mendatangkan berkat keselamatan dan pemulihan atas hidup kita. Mari kita semakin teguh dalam iman dan hidup menyenangkan hati Tuhan karena kita telah menerima berkat dari kayu salib. Tuhan Yesus memberkati!

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN