Markus 5:21-43
“Jangan takut, percaya saja!” Demikian perkataan Tuhan Yesus kepada Yairus, kepala rumah ibadah. Megapa? Karena ada alasan untuk Yairus takut dan tidak percaya, melihat situasi kondisi yang dialami. Seperti kita ketahui dalam kisah ini, anak Yairus menderita sakit dan hampir mati. Lalu dia datang kepada Yesus dan memohon Yesus datang ke rumahnya untuk menyembuhkan anaknya. Tetapi ditengah perjalanan, perjalanan Yesus dan Yairus “terhalang” oleh peristiwa penyembuhan perempuan yang sakit pendarahan, yang tentunya cukup menyita waktu. Ditambah dengan kabar dari keluarga Yairus yang menyatakan bahwa anak Yairus sudah mati, dan tak perlu membawa Yesus datang ke rumahnya. Tetapi di ayat 35, Yesus berkata: “Jangan takut, percaya saja!”
I. JANGAN TAKUT, ...!
Telah kita bahas pada bagian awal, bahwa Yairus mempunyai alasan untuk takut menghadapi permasalahannya.
A. Kehidupan dan permasalahannya seringkali membuat kita takut.
Ya, banyak kali kita takut menghadapi masalah, pekerjaan, tantangan-tantangan hidup, masa depan, dan lain sebagainya. Ketika bangsa Israel hendak memasuki tanah Kanaan, maka diutuslah 12 pengintai. Namun kabar yang dibawa oleh 10 pengintai (selain Yosua dan Kaleb) membuat bangsa Israel menjadi takut, dan merasa seperti belalang dibandingkan dengan penduduk Kanaan yang seperti raksasa (Bilangan 13:27-33). Apakah kita juga takut menghadapi kehidupan ini? Yairus pun takut, itu manusiawi, tetapi Yesus berkata kepada Yairus dan kepada kita: “Jangan takut, ...!
B. Tuhan Yesus berkata: “Jangan Takut, ...!
Tuhan Yesus memberikan jaminan bagi rasa takut kita. Karena Dia adalah Allah yang berkuasa untuk mengusir segala ketakutan kita. Marilah kita mempercayai kuasaNya. Kepada murid-murid yang ketakutan dengan ombak dan gelombang, Yesus berkata; “Ini Aku, jangan takut! Maka segala ketakutan pun lenyaplah (Yohanes 6:20). Perkataan Tuhan Yesus merupakan “obat” bagi rasa takut. Tuhan Yesus sanggup “menyembuhkan” rasa takut kita. Sebab itu jangan takut!
II. “ ... PERCAYA SAJA!”
Dalam kamus bahasa Indonesia, maka kata “percaya” juga diartikan: tidak meragukan kemampuan.
A. Kondisi kehidupan yang tanpa pengharapan
membuat kita kehilangan kepercayaan.
Kabar dari keluarga Yairus, merupakan kabar tanpa pengharapan yang bisa menghilangkan kepercayaan Yairus kepada Tuhan Yesus. Tetapi Tuhan berkata: “Percaya saja!” Seolah-olah Tuhan berkata kepada Yairus; “Percayakan semua kepada kemampuanKu!” Percaya Tuhan Yesus berarti tidak meragukan kemampuanNya untuk menolong kita. Mungkin hari ini kita sepertinya hidup tanpa pengharapan, tetapi percayalah ! Jangan ragukan kemampuanNya. Dia sanggup untuk menolong kita.
B. Tidak Pernah Sia-sia Percaya Kepada Yesus.
Tidak akan pernah sia-sia kita percaya kepada Tuhan sekalipun situasi kondisi “terlihat” semakin sulit. Dalam kondisi yang sulit (ada kabar bahwa anaknya mati), Yairus mempercayai Tuhan. Hal ini terbukti bahwa dia tetap membawa Yesus ke rumahnya. Ketika situasi kehidupan kita semakin sulit, apakah kita tetap percaya kepada Tuhan? Atau kita tidak percaya lagi kepada Tuhan dan meragukan kemampuan Tuhan untuk menolong kita? Doa Nabi Habakuk menyatakan rasa percaya yang sungguh-sungguh kepada Tuhan, sekalipun kondisi sulit dan tidak ada harapan (Hab. 3:17-19).
C. Tuhan Yesus berkata: “... Percaya Saja!”
Artinya percaya sungguh-sungguh kepada Tuhan dan tidak bimbang. “Cukup” percaya saja. Yairus perlu percaya saja, tidak perlu yang lain. Di sini bukan berarti kita tidak perlu berusaha. Yairus sudah berusaha (melakukan bagiannya) yaitu: datang kepada Yesus, sujud dan memohon pertolongan Tuhan Yesus (ayat 22). Dan saat itu Yairus hanya perlu percaya saja dan melihat Tuhan bertindak bagianNya (menghidupkan anaknya). Apabila kita telah melakukan bagian kita, maka Tuhan akan melakukan bagianNya, yaitu menyatakan mujizatNya.Kita cukup percaya saja kepadaNya.
Dalam menjalani kehidupan ini, marilah kita selalu mengingat perkataan Tuhan:”Jangan takut, percaya saja!” Sebab hanya Dia yang sanggup mengusir ketakutan kita dan akan bertindak untuk menyatakan mujizat bagi kita yang percaya.
Tuhan Yesus memberkati.
I. JANGAN TAKUT, ...!
Telah kita bahas pada bagian awal, bahwa Yairus mempunyai alasan untuk takut menghadapi permasalahannya.
A. Kehidupan dan permasalahannya seringkali membuat kita takut.
Ya, banyak kali kita takut menghadapi masalah, pekerjaan, tantangan-tantangan hidup, masa depan, dan lain sebagainya. Ketika bangsa Israel hendak memasuki tanah Kanaan, maka diutuslah 12 pengintai. Namun kabar yang dibawa oleh 10 pengintai (selain Yosua dan Kaleb) membuat bangsa Israel menjadi takut, dan merasa seperti belalang dibandingkan dengan penduduk Kanaan yang seperti raksasa (Bilangan 13:27-33). Apakah kita juga takut menghadapi kehidupan ini? Yairus pun takut, itu manusiawi, tetapi Yesus berkata kepada Yairus dan kepada kita: “Jangan takut, ...!
B. Tuhan Yesus berkata: “Jangan Takut, ...!
Tuhan Yesus memberikan jaminan bagi rasa takut kita. Karena Dia adalah Allah yang berkuasa untuk mengusir segala ketakutan kita. Marilah kita mempercayai kuasaNya. Kepada murid-murid yang ketakutan dengan ombak dan gelombang, Yesus berkata; “Ini Aku, jangan takut! Maka segala ketakutan pun lenyaplah (Yohanes 6:20). Perkataan Tuhan Yesus merupakan “obat” bagi rasa takut. Tuhan Yesus sanggup “menyembuhkan” rasa takut kita. Sebab itu jangan takut!
II. “ ... PERCAYA SAJA!”
Dalam kamus bahasa Indonesia, maka kata “percaya” juga diartikan: tidak meragukan kemampuan.
A. Kondisi kehidupan yang tanpa pengharapan
membuat kita kehilangan kepercayaan.
Kabar dari keluarga Yairus, merupakan kabar tanpa pengharapan yang bisa menghilangkan kepercayaan Yairus kepada Tuhan Yesus. Tetapi Tuhan berkata: “Percaya saja!” Seolah-olah Tuhan berkata kepada Yairus; “Percayakan semua kepada kemampuanKu!” Percaya Tuhan Yesus berarti tidak meragukan kemampuanNya untuk menolong kita. Mungkin hari ini kita sepertinya hidup tanpa pengharapan, tetapi percayalah ! Jangan ragukan kemampuanNya. Dia sanggup untuk menolong kita.
B. Tidak Pernah Sia-sia Percaya Kepada Yesus.
Tidak akan pernah sia-sia kita percaya kepada Tuhan sekalipun situasi kondisi “terlihat” semakin sulit. Dalam kondisi yang sulit (ada kabar bahwa anaknya mati), Yairus mempercayai Tuhan. Hal ini terbukti bahwa dia tetap membawa Yesus ke rumahnya. Ketika situasi kehidupan kita semakin sulit, apakah kita tetap percaya kepada Tuhan? Atau kita tidak percaya lagi kepada Tuhan dan meragukan kemampuan Tuhan untuk menolong kita? Doa Nabi Habakuk menyatakan rasa percaya yang sungguh-sungguh kepada Tuhan, sekalipun kondisi sulit dan tidak ada harapan (Hab. 3:17-19).
C. Tuhan Yesus berkata: “... Percaya Saja!”
Artinya percaya sungguh-sungguh kepada Tuhan dan tidak bimbang. “Cukup” percaya saja. Yairus perlu percaya saja, tidak perlu yang lain. Di sini bukan berarti kita tidak perlu berusaha. Yairus sudah berusaha (melakukan bagiannya) yaitu: datang kepada Yesus, sujud dan memohon pertolongan Tuhan Yesus (ayat 22). Dan saat itu Yairus hanya perlu percaya saja dan melihat Tuhan bertindak bagianNya (menghidupkan anaknya). Apabila kita telah melakukan bagian kita, maka Tuhan akan melakukan bagianNya, yaitu menyatakan mujizatNya.Kita cukup percaya saja kepadaNya.
Dalam menjalani kehidupan ini, marilah kita selalu mengingat perkataan Tuhan:”Jangan takut, percaya saja!” Sebab hanya Dia yang sanggup mengusir ketakutan kita dan akan bertindak untuk menyatakan mujizat bagi kita yang percaya.
Tuhan Yesus memberkati.
Pdm. Dwi Cahyono, S.Th
Tidak ada komentar:
Posting Komentar