Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Senin, 27 September 2010

MEMINTA BERKAT, APA SALAHNYA?

Mazmur 67:1-8Meminta berkat dari Tuhan, apa salahnya? Tidak ada salahnya, bukan? Banyak orang Kristen yang merasa “kurang rohani” kalau meminta berkat apalagi kalau minta ‘berkat jasmani’. Tentu saja kalau hanya meminta atau tahunya cuma minta-minta berkat saja memang kurang ‘pas’, tanpa meminta berkat rohani, misalnya kehidupan rohani yang bertumbuh. Tetapi meminta berkat kepada Tuhan itu tidak ada salahnya. Coba perhatikan Pemazmur dalam mazmur 67 ini, Pemazmur meminta berkat dari Tuhan! Mazmur 67 menggarisbawahi 2 (dua) kebenaran saat kita meminta berkat Tuhan.

I. Mintalah Berkat TUHAN!
Pemazmur meminta berkat Tuhan. Tuhan senang jika anak-anakNya meminta kepadaNya. Coba bandingkan dengan sabda Tuhan Yesus dalam Injil Matius 7:7-11. Tuhan Yesus menyampaikan sabdaNya: “Mintalah, kamu akan menerima...”. Sekalipun Bapa kita tahu apa yang kita butuhkan, namun Dia tetap menyuruh kita meminta berkatNya (band. 6::31-32). Dalam doa Bapa Kami, Tuhan juga mengajar agar setiap kali kita berdoa, agar meminta ‘makanan (TL: rejeki) yang secukupnya’ (Matius 6:11). Memang ketika kita meminta kepada bapa kita dalam nama Tuhan Yesus menunjukkkan sikap kebergantungan kita pada Dia. Kedua, Bukankah Tuhan Bapa kita adalah Pemberi segala hal yang baik bagi anak-anakNya? (Band. Matius 7:11). Sejak semula Allah adalah Sang Pemberi. Dia yang memberikan kehidupan bagi manusia bahkan menciptakan semuanya untuk diberikan kepada manusia agar dikelola bagi kemuliaanNya!
Apa yang diminta Pemazmur? (ayat 2)

Permintaan Pemazmur dalam doa yang dinyanyikan ini mengajarkan kita juga supaya meminta apa yang pelru, yang sebenarnya kita butuhkan. Pertama, belas kasihan Allah. Pemazmur memohon belas kasihan Tuhan. Hanya karena belas kasihan Tuhan kita ada dan hidup bukan? Tanpa kemurahan Allah apakah manusia seperti kita dapat hidup? Ketika kita meohon belas kasihanNya, kita menyadari bahwa tanpa Tuhan kita bukan apa-apa; tidak dapat mengerjakan apa-apa dan tidak akan dapat hidup! Kedua, mintalah berkat Tuhan. Bukankah sumber berkat bagi hidup kita hanya Tuhan? Pemazmur pasti meminta berkat jasmani. Lihat Pemazmur menunjukkan bahwa Tuhan memberkati melalui hasil tanah (ayat 7). Kita dapat berusaha semaksimal mungkin, namun berkat tetap ada ditangan Tuhan bagi kita. Jadi, mintalah berkat dari Tuhan. Ketiga, Allah menyinari dengan wajahNya. Istilah ini menunjuk pada perhatian Tuhan. Dalam Bilangan 6:24-26 menjelaskan kepada kita bahwa ini merupakan kepenuhan dari seluruh berkat-berkat Allah.

II. Miliki Motivasi Yang Benar! (ayat 3)
Jika kita dianugerahi Allah hak istimewa untuk meminta, mengapa tidak meminta berkat Allah? Tetapi perlu kita renungkan apa sih yang mendorong kita untuk meminta berkat dari Allah? Apa motivasi kita memohon berkat? Mari kita perhatikan motivasi Pemazmur ini: “Supaya jalanMu dikenal di bumi, dan keselamatanMu di antra segala bangsa.” (ayat 3). Secara sederhana dapat kita simpulkan bahwa motivasi yang benar saat kita meminta berkat-berkat Allah adalah supaya Allah dalam Tuhan kita Yesus Kristus dimuliakan!

Bukan untuk memuaskan ketamakan dari nafsu keinginan diri sendiri! Berapa banyak anak Tuhan yang ‘jatuh’ karena keinginannya. Yakobus mengingatkan bahwa doa yang semata-mata untuk memuaskan hawa nafsu tidak akan menerima apa-apa! (Yakobus 4:2-3). Meminta berkat BUKAN untuk kepentingan diri sendiri (keegoisan)! Misalnya ingin membalas dendam, ingin menunjukkan ‘saya mampu’ dan sebagainya. Ingat ini: Kita diciptakan, diselamatkan dan diberkati untuk MEMULIAKAN TUHAN saja! Ini motivasi yang benar.

Mintalah berkat-berkat Tuhan dengan karena kerinduan kita untuk memuliakan Tuhan dengan apa yang Tuhan sediakan dan berikan bagi kita! Perlu diingat bahwa motivasi untuk meminta berkat dari Tuhan bukan hanya motivasi, tetapi harus diwujudkan setelah kita menerima berkat-berkatNya! Pertama, kehidupan kita yang diberkati Tuhan menjadi kesaksian bagi banyak orang. Kedua, kita harus menyaksikan kebaikan dan berkat Tuhan yang sudah kita terima dariNya. Jangan hanya menjadi kesaksian, tetapi saksikan bahwa TUHAN hidup dan Dia Juruselamat. Ketiga, dengan berkat yang kita terima, kita memuliakan Tuhan, termasuk sebagian dari harta yang diberkatkan kepada kita. Sudah seharusnya sebagian dari berkat yang kita terima dariNya kita persembahkan bagi kemuliaan namaNya. Kita dapat mempersembahkan untuk mendukung pekerjaan Tuhan, penginjilan, para hambaTuhan dalam pelayanan dan sebagainya. Bukankah ini motivasi yang benar? Mengapa seringkali doa-doa supaya diberkati seperti tidak terjawab? Hal ini terjadi seringkali karena saat kita dipercaya oleh Tuhan mengelola (menatalayani) berkat-berkatNya, kita tidak menggunakannya untuk kemuliaanNya! Kita terlalu pelit (baca: tamak) untuk mempersembahkan bagi Tuhan, Sang Pemberkat! Bahkan terkadang persepuluhan yang adalah milikNya juga tidak kita kembalikan kepadaNya. Bagaimana Allah akan mempercayakan segala sesuatu kepada yang tidak dapat dipercaya? Ingatlah motivasi terutama dari doa permintaan atas berkat-berkat Tuhan adalah MEMULIAKAN DIA! Mintalah dan biarlah itu dimotivasi oleh kerinduan untuk memuliakan Tuhan kita Yesus Kristus. Menceritakan kebaikanNya dan mengenalkan bahwa di dalam Dia-lah keselematan dan hidup! Soli Deo gloria (segala kemuliaan bagi Allah!).

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN