Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Minggu, 05 September 2010

MEZBAH KELUARGA

Apakah ada mezbah keluarga dalam keluarga kita? Sudah seharusnya setiap keluarga Kristen memiliki mezbah keluarga.

I. APAKAH MEZBAH KELUARGA ITU?
Mezbah keluarga adalah persekutuan keluarga dimana ayah, ibu, anak-anak (seluruh keluarga) bersekutu dengan Tuhan Yesus Kristus dalam puji-pujian, penyembahan, doa dan membaca Alkitab bersama-sama. Perhatikan setiap kata yang ditulis miring (italic), merupakan unsur-unsur dalam sebuah mezbah keluarga.

Kita belajar dari seorang tokoh Alkitab yang bernama Ayub dalam Kitab Ayub.
Ayub adalah seorang pembangun mezbah bagi keluarganya.
Ya, Ayub adalah seorang kepala rumah tangga yang memiliki perhatian terhadap kerohanian keluarganya. Setiap kali Ayub memanggil anak-anaknya dan menguduskan mereka apabila mereka usai berpesta. Dan mempersembahan korban bakaran sebanyak jumlah mereka, sebagai permohonan ampun kepada Tuhan bagi anak-anaknya (ay. 5). Sebagai kepala keluarga, apakah kita juga memiliki perhatian terhadap kerohanian keluarga kita?
Ayub menjadikan mezbah keluarga sebagai gaya hidupnya.
Ayub membangun mezbah keluarga secara rutin dan menjadikannya sebagai gaya hidup. Jadikanlah mezbah keluarga sebagai gaya hidup keluarga kita!

II. KEPENTINGAN MEZBAH KELUARGA
Sedikitnya ada 4 kepentingan membangun mezbah keluarga dalam keluarga kita:
1. Menghadirkan Tuhan Yesus Di Dalam Keluarga Kita.
Ayub begitu menyadari pentingnya kehadiran Tuhan dalam keluarganya, sebab itu ia membangun mezbah keluarga. Ketika kita membangun mezbah keluarga dalam keluarga kita, maka hal tersebut merupakan tindakan nyata dalam menghadirkan Tuhan dalam keluarga kita.
2. Membawa Keluarga Bertumbuh Dalam Pengenalan Dan Takut Akan Tuhan.
Ayub memanggil anak-anaknya dan menguduskan-nya. Kata “menguduskan” menunjukkan adanya pembelajaran tentang Tuhan dan kebenaran-kebenaranNya. Ketika mezbah keluarga dibangun, maka setiap keluarga dibawa mengenal Tuhan dan takut akan Tuhan melalui doa penyembahan dan membaca kebenaran firman Tuhan.
3. Membangun dan Mempererat Hubungan Saling Mengasihi Diantara Anggota Keluarga kita.
Mezbah keluarga yang dibangun akan mengikat seluruh anggota keluarga bertumbuh dalam kasih Kristus. Ada kebersamaan yang dibangun, ada sharing, saling mendoakan, dan saling menguatkan didalam Tuhan.
4. Pasti Diberkati Tuhan Yesus !
Kepentingan yang terakkhir, ketika kita membangun mezbah keluarga, maka keluarga
kita pasti diberkati Tuhan Yesus! Pada awal Kitab Ayub, diceritakan bahwa Ayub adalah orang paling kaya di sebelah Timur (ay. 2). Tetapi Ayub menyadari bahwa sumber kehidupan, perlindungan dan berkat adalah Tuhan Yesus! Berkat yang diberikan Tuhan bagi Ayub meliputi:
a. Berkat dalam arti materi.
Ayub mendapatkan berkat materi yang berlimpah, hal ini juga diakui oleh Iblis (ay. 8-9). Orang yang dekat Tuhan pasti diberkati!
b. Berkat kekuatan menghadapi tantangan yang mungkin menghadang di depan.
Ayub tidak pernah tahu musibah yang akan menimpa dia dan keluarganya, sebagaimana yang kita baca pada pasal-pasal sesudahnya.
Ayub mengalami tantangan hidup yang luar biasa; harta kekayaannya lenyap, anak-anaknya mati, isterinya mengajak mengutuki Allah, Ayub menderita penyakit yang menyerang mulai telapak kaki hingga kepala. Tetapi kita dapat menyaksikan bagaiamana Ayub memiliki kekuatan dari Tuhan untuk menghadapi semua.
Di ayat 20-21, ia berkata; “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!” Ketika kita
membangun mezbah keluarga, maka kita diberkati dengan kekuatan untuk me
nghadapi tantangan di depan kita.
Akhirnya, marilah kita bangun dan jaga mezbah keluarga kita, karena dengan adanya me
zbah keluarga maka Tuhan Yesus hadir dalam keluarga kita, setiap keluarga kita akan bertumbuh dalam pengenalan dan takut akan Tuhan, hubungan antar anggota keluarga semakin dipere
rat, dan keluarga kita pasti diberkati Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN