BAGAIMANA SIKAP KARYAWAN KRISTUS YANG MENYENANGKAN HATINYA?
Apabila kita sudah memahami bahwa kita bukan saja pekerja di mana kita bekerja, tetapi juga adalah pekerja Kristus, maka kita diajar Tuhan melalui Paulus bagaimana sikap seorang pekerja Kristus di dalam pekerjaannya.
1. Taat kepada pimpinan dalam segala hal (ayat 22).
Sikap pertama sebagai pekerja Kristus, kita harus taat pada pimpinan kita di tempat kerja! Taat pada pemimpin, majikan, bos atau pemimpin rohani (gembala sidang bila dalam gereja) di tempat kita kerja. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai menaati pemimpin di tempat kerja ini. Pertama, ketaatan merupakan keharusan selama itu BUKAN dosa. Memang, hal ini terkadang sulit, namun tuntutan kita sebagai pekerja Kristus harus lebih diutamakan. Jika tugasnya adalah berbuat dosa, misalnya mencuri, menipu, melakukan kekerasan dan perbuatan dosa lainnya, maka sudah pasti kita harus lebih taat pada Tuhan bukan? Kedua, taat dengan tulus hati. Ketaatan bukan ‘alat’ untuk mencari muka. Tetapi memang tulus karena selain pekerja di tempat kerja itu, kita pekerja Kristus lho. Dengan tulus juga berarti taat dan hormat baik di hadapan tuan (baca: pimpinan atau bos) maupun dibelakangnya! Ketiga, taat karena didorong takut akan Tuhan. Ketaatan yang benar adalah karena kita sadar bahwa TUHAN senantiasa melihat hidup kita. Kita selalu ada di hadapan TUHAN! Sehingga sudah sepatutnya kita taat dan hormat pada pimpinan karena TUHAN melihat sikap hidup kita.
2. Bekerja dengan memberi “yang terbaik”! (ayat 23).
“Bekerjalah seperi untuk Tuhan bukan untuk manusia” kata Paulus! Sebagai pekerja Kristus sudah semestinya kita bekerja dengan sebaik-baiknya. Apapun pekerjaan dan bidang kita berikan yang terbaik bagi TUHAN. Kata “seperti”, tidak dimaksudkan hanya seolah-olah. Ingat, dalam bekerja sebenarnya kita sedang beribadah kepada Tuhan bukan? Perhatikan ayat 24, Tuhan Yesus-lah Tuan kita, Dialah yang memberikan upah bagi kita. Berikan yang terbaik bagi Dia, termasuk dalam pekerjaan kita!
3. Bekerja dengan takut akan TUHAN (ayat 24-25).
Seorang pekerja Kristus sudah seharusnya menunjukkan kehidupan yang takut akan Dia dalam bekerja. Takut akan Tuhan adalah kehidupan yang berintegritas, bukan dinilai pada diri sendiri seperti yang dimaksudkan para penceramah leadership dan enterpreunership tentang integritas, tetapi lebih lagi diniali berdasarkan ‘bagaimana di hadapan TUHAN’! Itu berarti bekerja dalam kebenaran, dalam kekudusan dan kejujuran. Tuhan’kan yang menilai, memberi upah dan menghukum setiap kesalahan dan kejahatan karena Dia-lah Tuan kita. Apakah kita pekerja Kristus? Bekerjalah dengan takut akan TUHAN!
4. Bersaksilah di lingkungan pekerjaan!
Ingat bahwa Paulus menegaskan kita adalah pekerja Kristus. Sadar atau tidak, kita sedang menggunakan ‘lencana’ ini: Pekerja Kristus! Orang akan tahu kita pengikutNya dan memperhatikan sikap kita termasuk pekerjaan kita. Itu sebabnya bersaksi atau tidak kita tetap menjadi ‘surat terbuka’ bukan? Tugas kita, para pekerja Kristus bukan hanya bekerja untuk kantor dan perusahaan kita atau untuk keluarga kita, tetapi juga untuk kerajaan Sorga. Tunjukkan lewat pekerjaan kita bahwa Yesus-lah Tuhan dan Juruselamat. Bukan hanya itu, mari kita bersaksi, memberitakan InjilNya! Dalam Perjanjian Lama ada pekerja yang menjadi teladan bagi kita, yaitu budak perempuan Naaman (2 Raja-raja 5:1-4). Memang pembantu rumah tangga pekerjaan yang sederhana, namun perempuan itu berani bersaksi bahwa ada nabi di Israel yang dipakai Tuhan untuk menyembuhkan orang sakit. Jadilah pekerja Kristus, bersaksilah!
BERKAT BAGI PEKERJA KRISTUS YANG MENYENANGKAN HATINYA
Apakah saudara pekerja Kristus yang memiliki sikap hidup seperti diatas, sikap yang menyenangkan hati TUHAN? Jika ya, sudah pasti Saudara memiliki berkat-berkat ini: Pertama, sudah sepantasnya majikan di dunia menjadi saluran berkat TUHAN bagi para pekerja Kristus yang taat, bekerja dengan ‘memberi yang terbaik’, takut akan Tuhan (berintegritas) dan bersaksi! Jangan terkejut jika Saudara, apabila disayangi seperti Yusuf oleh Potifar, kepala penjara dan Firaun! Kedua, Saudara menjadi kesaksian bagi lingkungan kerja bahkan dunia. Ketaatan, pekerjaan yang baik, takut akan Tuhan dan keberanian bersaksi akan memuliakan Tuhan Yesus di dunia kerja. Ketiga, jika kita menempatkan diri sebagai pekerja Kristus, maka sudah pasti TUHAN akan memberikan bagian kita sebagai upahnya (ayat 24). Pasti!
Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar