Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Senin, 08 November 2010

Miskin, Siapa Takut ?

AMSAL 22:2

Judul
nya menakutkan ya? Jangan kuatir dahulu. Sebelum kita merenungkan tentang kemiskinan yang tidak perlu ditakuti, Saya harus menegaskan dua hal yang penting. Pertama, Saya tidak mengajarkan agar kita menjadi miskin. Bahkan Saya berdoa agar setiap jemaat diberkati dengan berkelimpahan! Dan yang terpenting, sebenarnya setiap orang didalam Tuhan Yesus pasti terpelihara oleh kemurahan Tuhan! Kedua, orang Kristen TIDAK harus miskin untuk menjadi rohani!
APA YANG DIMAKSUD DENGAN MISKIN? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hal 79. Kata “miskin” diartikan: tidak berharta; serba kekurangan/penghasilan rendah. Miskin juga berarti tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya (makan, pakai, tempat tinggal dan pendidikan) secara mandiri. Bagaimana menyikapi kemiskinan, tergantung pada bagaimana kita cara pandang kita terhadap kemiskinan dan tentu saja, kita harus belejar dan tunduk pada Alkitab, yang adalah firman Allah! Beberapa Cara Pandang Yang Salah Terhadap “Kemiskinan” Di bawah ini adalah cara pandang yang salah, yang tidak cocok dengan Alkitab, tentang kemiskinan. A. “Miskin Itu Dosa” Pandangan ini menyatakan bahwa miskin adalah dosa! Setiap orang miskin adalah orang yang berbuat dosa. Tuhan Mahakaya, jadi tidak mungkin membuat manusia menjadi miskin. Jadi, orang Kristen harus kaya, kalau miskin itu artinya ada dosa. Tanggapan Alklitab: Pandangan di atas adalah yang SALAH! Miskin memang bisa saja akibat dari dosa/ Miskin adalah kondisi sedangkan dosa adalah pelanggaran terhadap perintah TUHAN. Dosa memang dapat menyebabkan kemiskinan, tapi tidak semua kemiskinan adalah akibat dosa. Jangan lupa bahwa banyak tokoh Alkitab pernah dan mengalami kemiskinan, namun tidak sedang berbuat dosa! Misalnya Ayub, yang takut akan Tuhan justru jatuh miskin. Juga Tuhan Yesus, yang hidup sederhana dan jelas-jelas dari keluarga miskin. Waktu masih kecil persembahannya burung terkukur, suatu persembahan yang ‘khas’ orang miskin saat itu (kalau orang kaya, pasti kambing, domba bahkan lembu/sapi). Dan masih banyak lagi petunjuk Alkitab bahwa Tuhan Yesus menjadim manusia, hamba (baca: budak) yang menderita bagi manusia. B. “Miskin Itu Kurang Iman” Pandangan ini menegaskan bahwa setiap orang miskin adalah orang-orang yang kurang iman, bahkan tidak beriman. Tuhan itu Mahakaya, kita adalah anak Raja, tidak mungkin miskin! Jika miskin, berarti kita kurang beriman. Ini juga pandangan yang SALAH! Tanggapan Alkitab: Pandang ini jelas salah. Memang kurang iman dapat menyebabkan kemiskinan, tetapi tidak semua kemiskinan akibat kekuarangan iman. Sekali lagi ingat Ayub, Paulus dan Yesus yang sekalipun miskin, mereka tidak kekurangan iman bukan? Justru dii tengah kemiskinan, mereka menunjukkan iman dan kebergantungan pada Allah secara luar biasa! Dan lagi, iman menjadi ‘kerdil’ jika hanya ditujukan untuk mencari kekayaan (jadi kaya). Ini sangat menyedihkan hati Tuhan Yesus. KEBENARAN ALKITAB TENTANG KEMISKINAN Sesudah kita lihat pandangan yang salah, sekarang kita lihat pandangan yang benar, pandangan Alkitab tentang kemiskinan: I. Kaya atau miskin ada di dalam tangan TUHAN yang berdaulat (Amsal 22:2) Hidup, jodoh dan berkat (rejeki) ada di tangan TUHAN. Inilah yang dikatakan Alkitab. Miskin dan kaya, Tuhan yang menjadikan! Kebenaran ini justru mengharuskan kita untuk selalu mengandalkan Tuhan. Tanpa Tuhan, sia-sia usaha kita. Di sisi lain, kebenaran ini juga mendorong kita untuk berusaha (kerja) dengan sungguh-sungguh, termasuk membuang penyebab kemiskinan (misalnya dosa judi, mabuk dan sebagainya). II. Miskin Itu Menjadi Sarana Tuhan Untuk Membentuk Kita Menjadi Serupa Dengan Tuhan (Roma 8:28-29). Jelas bahwa Alkitab telah memeberikan arah bagi tuuan hidup kita, yaitu menjadi serupa dengan Kristus dan dengan demikian memuliakan Tuhan! Dan TUHAN turut bekerja dalam segala hal, termasuk kondisi kaya atau miskin untuk mendatangkan kebaikan bagi kita, yaitu menjadi serupa dengan DIA! (ayat 28). Misal: Ayub, yang jadi miskin untuk menumbuhkan karakternya seperti Kruistus. (band. Elia dan Paulus). III. Miskin Adalah Kondisi Sementara Di Dunia Ini Terakhir, Alkitab menegaskan bahwa miskin adalah kondisi sementara di dunia. Bukankah tidak selama-lamanya kita di dunia ini? Seperti kekayaan tidak kita bawa ke sorga, demikian dengan kemiskinan tidak akan pernah ikut kita ke sorga! Justru sebagai anaka-anak Tuhan Yesus, kita punya kepastian bahwa suatu kali kita semua akan menikmati kemuliaan selama-lamanya. Itulah sebabnya Paulus tidak pernah tawar hati, undur sekalipun menderita, fisiknya merosot dan mengalami kelaparan dan kemiskinan di dunia sebab Paulus memandang kemuliaan yang kekal! (2 Korintus 4:16-5:1). Akhirnya, mari kita menjadi orang Kristen yang teguh dan pantang menyerah. Bergantunglah pada Tuhan dan tetap berusaha dengan sungguh-sungguh. Bukankah, Allah di dalam Tuhan Yesus adalah Pemelihara kehidupan kita? Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN