Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Minggu, 31 Oktober 2010

KERAJAAN YANG TIDAK TERGONCANGKAN

IBRANI 13:25-29

Bencana-bencana yang terjadi di bangsa kita seringkali membuat kita terkejut dan bertanya-tanya: “Mengapa hal itu harus terjadi?” “Bagaimana nasib mereka yang mengalaminya?””Bagaimana seandainya itu terjadi pada kita?” belum ditambah lagi dengan “goncangan” ekonomi. Ya, dunia tempat kita berada mengalami banyak goncangan. Tetapi sadarkah kita sebagai orang-orang percaya, kita memiliki Kerajaan yang tidak tergoncangkan. Tidak seperti kerajaan-kerajaan dunia ini? Penulis surat Ibrani memberitahu kita hal ini (Ibrani 12:28).
MENERIMA KERAJAAN YANG TIDAK TERGONCANGKAN
Sekalipun kita berada di tempat yang dapat digoncangkan, namun kita memiliki Kerajaan yang tidak tergoncangkan. Bagaimana kita menerimanya?

I. Tunduk Kepada Kekuasaan Raja Kerajaan Yang Tidak Tergoncangkan
Dalam kerajaan yang tidak tergoncangkan, ada Raja, yaitu Tuhan Yesus Kristus yang harus kita taati dan hormati dalam setiap segi hidup kita. Kapan hal itu kita lakukan? Ketika kita tunduk dan taat kepada firman Tuhan yang adalah pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita (Maz 119:105), berarti kita sedang mentaati dan menghormati Raja Kerajaan yang tidak tergoncangkan.

II. Memandang Pada Kekekalan Kerajaan Yang Tidak Tergoncangkan
Kerajaan yang tidak tergoncangkan menunjuk pada sesuatu yang bersifat kekal dan bukan sementara. Sebab itu kita harus mengarahkan pandangan pada kekekalan dan hidup dalam kekudusan dan kebenaran. Karena hidup kita bukan hanya di dunia yang dapat tergoncangkan ini, maka kita harus hidup kudus sampai kita masuk dalam kerajaan yang tidak tergoncangkan. Allah-lah yang memindahkan kita ke dalam Kerajaan AnakNya (Kol 1:13) dan Ia juga yang sanggup manjaga kita sampai masuk dalam kekekalanNya (Yud 1:24). Ketika kita mengalami “guncangan”, KerajaanNya yang tidak terguncangkan hadir dalam hidup kita, melalui kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus (Rom 14:17)

III. Memiliki Sikap Yang Benar Sebagai Penerima Kerajaan Yang Tidak Tergoncangkan
Sebagai penerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, kita dituntut memiliki sikap hidup :
A. Mengucap Syukur
Melalui surat kepada Jemaat Tesalonika, Rasul Paulus mengajar kita untuk mengucap syukur senantiasa dalam segala hal (I Tes 5:18). Apakah kita dapat bersyukur senantiasa, terlebih pada saat situasi yang sulit sekalipun? Bersyukurlah senantiasa, karena kita adalah penerima kerajaan yang tidak tergoncangkan.

B. Hidup Menurut Tata Cara Kerajaan Yang Tidak Tergoncangkan
Kita dituntut memiliki sikap hidup yang sesuai dengan peraturan kerajaan yang tidak tergoncangkan, sehingga kita dilayakkan untuk tinggal di dalamnya. Tata Cara tersebut dapat kita ketahui dari firman Tuhan yang kita baca dan renungkan setiap hari.
C. Beribadah Kepada Tuhan Dengan Takut Dan Hormat
Seharusnya kita beribadah kepada Tuhan dengan takut dan hormat, karena Tuhan Yesus adalah Raja kerajaan yang tidak tergoncangkan. Mempersembahkan yang terbaik, yaitu hidup kita sebagai persembahan yang kudus, hidup dan berkenan kepadaNya (Roma 12:1-2). Berapa sering, kita beribadah dengan tidak takut dan hormat kepada Tuhan. Kita tidak sungguh-sungguh dalam memuji, menyembah dan mendengar firman Tuhan. Mari kita bertobat, dan mari beribadah kepada Dia dengan takut dan hormat. Ingatlah, kita adalah penerima kerajaan yang tidak tergoncangkan.

Akhirnya, sebagai penerima Kerajaan yang tak tergoncangkan, marilah kita tunduk kepada Raja, memandang kepada kekekalan, dan memiliki sikap hidup yang bersyukur, hidup menurut tata cara Kerajaan, dan beribadah kepada Tuhan dengan takut dan hormat. Amin!

Pdt. Adrian L. Manikome (Bitung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN