Ingin berhasil dalam pekerjaan? Alkitab memberikan prinsip-prinsip untuk bekerja dengan efektif dan mencapai keberhasilan. Kejadian 39:1-23 memberikan kita prinsip-prinsip yang patut diteladani untuk menjadi pekerja yang berhasil. Yusuf adalah seorang pekerja yang sukses. Tetapi perlu digarisbawahi apa yang saya sebut kesuksesan menurut Alkitab. Pertama, sukses adalah pekerjaan yang berhasil (yang survive dan menghasilkan keuntungan). Ini sudah pasti. Kedua, sukses harusnya berarti ‘memberkati’ orang lain. Misalnya pemimpin dalam pekerjaan, sesama pekerja (karyawan atau sesama pebisnis) dan semua orang. Ketiga, yang paling utama, sukses disini harus berarti pekerjaan kita menyenangkan hati TUHAN kita, Yesus Kristus. Jadi, bukan hanya mencari keuntungan pribadi semata-mata. Ingat tujuan tertinggi setiap anak Tuhan apapun pekerjaan dan usahanya adalah menjadi serupa dengan Kristus sehingga hidup, keluarga dan pekerjaan kita memuliakan Tuhan Yesus saja!
RAHASIA BERHASIL DALAM PEKERJAAN
Mari kita renungkan prinsip bekerja di bawah ini dan kita lakukan dalam setiap pekerjaan kita sehingga pekerjaan kita dibuat TUHAN berhasil!
1. Penyertaan TUHAN! (ayat 2-3).
Rahasia yang paling penting dan utama dari keberhasilan seseorang dalam usaha (bekerja) adalah PENYERTAAN TUHAN, tidak ada yang lain! Perhatikan betapa penulis kisah Yusuf ini begitu menekankan bahwa penyertaan TUHAN-lah yang menjadikan kita berhasil, sehingga ia perlu menuliskan hingga 4 kali berturut-turut (lihat ayat 2, 3, 21 dan 23). Ya, hanya karena TUHAN menyertai kita,. kita dibuatNya berhasil Tanpa TUHAN kita bukan apa-apa, kita tidak dapat berbuat apa-apa, tetapi oleh TUHAN kita dimampukan untuk mengerjakan sesuatu ! Jadi, betapa salahnya jika kita beranggapan bahwa yang menjamin keberhasilan kita adalah kemampuan kita mengelola, pendidikan bisnis, seminar-seminar, pengalaman kerja, koneksi, modal, kemampuan marketing dan sebagainya! Semua mungkin diperlukan, tetapi tanpa TUHAN, semua itu bukan apa-apa! Lalu apakah kita yakin kalau TUHAN beserta kita? Amin? Atau ada yang tidak dapat meyakini penyertaan Tuhan dalam hidupnya? Memang untuk menemukan peneguhan akan penyertaan Tuhan Yesus dalam hidup kita ada 2 hal yang penting. Pertama, Relasi yang intim dengan Tuhan Yesus. Iman Kristen adalah relasi bukan sekedar ucapan bibir bahwa percaya Tuhan Yesus! Apakah Saudara memiliki relasi yang intim dengan Tuhan? Ibadah tidak, doa pribadi dan baca Alkitab tidak juga, apalagi persekutuan dengan sesama orang percaya tidak pernah. Tidak mengherankan jika Saudara menjadi bimbang, bahkan mengira Tuhan ‘jauh’. Kedua, peneguhan akan penyertaan Tuhan Yesus didapat dalam kehidupan yang takut akan Tuhan, hidup benar! Bukankah yang memisahkan kita dengan Allah adalah dosa dan kejahatan kita? (Yesaya 59:1-2). Jika kita hidup dalam dosa apakah itu menunjukkan Tuhan menyertai kita? Justru menunjukkan sikap praktis kita bahwa Tuhan ‘tidak ada’, buktinya demikian mudah kita, tanpa takut pada Dia, melakukan dosa dan kejahatan. Mari hidup dalam kebenaran FirmanNya dan renungkan betapa penyertaanNya begitu nyata dalam hidup dan usaha kita.
2. Berintegras (ayat 6-20).
Berintegras artinya, memiliki mutu, sifat dan keadaan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran (KBBI). Secara sederhana berintegritas berarti hidup takut akan Tuhan, kehidupan yang selalu sadar bahwa hidup ini, termasuk pekerjaan, diawasi oleh Tuhan Yesus di mana dan kapan saja. Yusuf seorang yang berintegras. Integritas seseorang akan nyata saat ujian dan godaan datang! Dan Yusuf sudah membuktikan bahwa dia berintegritas. Awas godaan datang dengan memberi kita kesempatan untuk jatuh dalam dosa dan kejahatan yang merusakkan integritas kita sebagai pekerja Kristen! Selanjutnya godaan selalu datang dengan tawaran yang menggiurkan namun berakhir celaka! Misalnya cepat kaya, kesempatan untuk sukses dengan menghancurkan orang lain, mencari untung dengan merugikan orang lain dan dosa lainnya! Ingin sukses, jadilah pekerja yang berintegritas.
3. Berdedikasi (ayat 3, 6).
Yusuf seorang pekerja yang berdedikasi, mengabdikan dirinya. Ini menyangkut kerajianan dan kesungguhan dalam bekerja. Lihat saja, Yusuf bekerja sampai Potifar, bosnya, “tidak usah mengerjakan apa-apa lagi”. Tuhan memberkati orang yang rajin bekerja dan bersungguh-sungguh dalam bekerja.
4. Mengembang diri.
Yusuf seorang pekerja yang mengembangkan dirinya terus menerus. Yusuf bukanlah seorang muda yang merantau untuk mencari pekerjaan dan pengalaman! Sebelumnya dia adalah “anak papa” yang tinggal di kemah, namun Yusuf berhasil menjadi pelayan di rumah Potifar dan dipercaya menjadi kepala rumah di sana. Kalau bukan karena mau dan berusaha mengambangkan diri, apa yang dilakukan Yusuf? Lihat bagaimana dia mengem-bangkan kompetensinya saat dipenjara dan kemudian Tuhan buat berhasil dan ‘layak’ menjadi pejabat negara Mesir! Saudara harus mengem-bangkan diri.
5. Tidak mudah menyerah (ayat 20-23).
Kehidupan Yusuf tidak langsung sukses, bahkan penuh tantangan, namun dia tidak pernah menyerah! Tantangan bukan penghalang keberhasilan, tetapi justru mengokohkan keberhasilan di masa yang akan datang. Jangan mudah menyerah, pandanglah betapa besar TUHAN kita Yesus Kristus dan bergantunglah padaNya! Tuhan Yesus Memberkati
Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar