Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Sabtu, 12 Februari 2011

KASIH BAPA


Lukas 15:11-24

Perumpamaan tentang anak yang hilang di Injil Lukas 15 ini tidak adalah bagian dari 3 perumpamaan Tuhan Yesus mengenai “yang terhilang”, yaitu:
- Perumpamaan tentang domba yang hilang
- Perumpamaan tentang dirham yang hilang
- Perumpamaan tentang anak yang hilang
Sebenarnya inti dari perumpamaan Tuhan Yesus ini adalah kasih Bapa terhadap yang terhilang, yang berdosa (ayat 1-3). Dilatarbelakangi kritikan orang Farisi dan ahli-ahli Taurat terhadap Tuhan Yesus yang mau makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa. Orang-orang ini tidak memahami kasih Bapa. Kita akan merenungkan kasih Bapa yang ajaib ini dari perumpamaan anak bungsu yang terhilang.

Tidak Ada “Hal Yang Baik” Bila Kita Jauh Dari BAPA

Ketika anak bungsu jauh dari Bapa, yang ia temukan hanya kesengsaraan. Tuhan Yesus dengan tepat menggambarkan kondisi anak bungsu yang mewakili orang berdosa (bdk. ayat 1-3). Anak bungsu yang ‘memberontak’ terhadap bapanya ini, mengalami kesengsaraan: Kemiskinan, kelaparan, tidak terurus dan pastinya menderita. bukankah dosa tidak benar-benar memberikan kesenangan? Dosa hanya akan membuat kita menderita, miskin dan tidak terpelihara! Dan yang paling mengerikan dari kehidupan yang terhilang, hidup dalam dosa, adalah TERPISAH dengan Bapa di Sorga! Bukankah neraka adalah keterpisahan dengan Bapa selama-lamanya? Dosa hanya merusak hubungan kita dengan Tuhan. Apabila dosa menawarkan kesenangan, itu sementara yang berujung penderitaan dan terpisah dengan Bapa. Mari kita bersikap serius terhadap dosa. Tinggalkan dosa dan kembali kepada Bapa dan Tuhan kita, Yesus Kristus! Saya berdoa agar setiap
orang yang mendengar dan membaca renungan ini sungguh-sungguh menyadari betapa mengerikannya dosa dan akibatnya. Mari sadari dan bertobat dengarlah panggilan kasih Bapa bagi kita.
Kasih BAPA Bagi Yang Terhilang
Setelah kita merenungkan betapa mengerikan dosa dan akibat yang ditimbulkannya bagi kita, mari kita berpaling melihat kasih Bapa yang dinyatakan Tuhan Yesus secara tepat dalam perumpamaan ini.

I. Kasih Yang Merindukan (ay. 20)

Kasih Bapa kita dalam Tuhan Yesus adalah kasih yang merindukan. Perhatikan saja bagaimana cara bapa itu menyambut anak bungsunya. Bapa itu segera berlari dan memeluk anak bungsu yang jahat itu. Nampak jelas bagaimana kerinduan bapa kepada si bungsu. Bukankah Bapa kita di Sorga juga merindukan anak-anakNya yang jauh, yang sudah terhilang? Kerinduan Bapa dalam Tuhan Yyesus inilah yang tidak ditangkap oleh orang Farisi dan ahli Taurat. Apakah Saudara jauh dari Tuhan seperti anak yang terhilang? Hari ini Alkitab memberitahu kita bahwa Bapa merindukan Saudara. Kembalilah kepadaNya!

II. Kasih Yang Tidak Melupakan (ay. 20)
Bapa anak bungsu itu sudah disakiti hatinya, dilawan dan ditinggalkan! Tetapi bapa tetaplah bapa. Dia tidak lupa anaknya. Lihat saja, dari jauh sudah dikenalinya anaknya. Demikianlah Bapa kita di Sorga, Dia tidak akan pernah melupakan anak-anakNya! Kasih Bapa kita di dalam Tuhan Yesus adalah kasih yang tidak pernah melupakan. Kita bisa saja melupakan Bapa kita di Sorga, tetapi Dia tidak pernah bisa melupakan kita. Dia menantikan Saudara. Mari bertobat dan kembalilah padaNya.

III. Kasih Yang Mengampuni(ay. 21-22)
Perhatikan bagaimana bapa itu “tanpa kata” telah mengampuni anak bungsunya. Dia sambut, dia peluk dengan kasih. Kasih Bapa dan Tuhan kita Yesus Kristus adalah kasih yang mengampuni! Tahukah Saudara kapan bapa anak bungsu itu mengampuni anaknya? Saat anak itu kembali! Saat bapa menyambut dan memeluknya bukan saat anak itu menyatakan penyesalannya (baca ayat 21-22). Bapa kita dalam Kristus, Bapa yang penuh pengampunan. Dia tahu hati yang penuh penyesalan dosa dan bertobat! Ketika kita menyesal dan bertobat pada Tuhan Yesus, Dia sudah mengampuni Saudara! Bertobat dan kembali pada Bapa!

IV. Kasih Yang Memulihkan(ay. 22)

Bapa itu memulihkan posisi anak bungsunya. Anak bungsu minta untuk dijadikan budak, tetapi bapa itu memulihkan posisinya sebagai anak. Lihat saja baju baru, sepatu dan cincin meterai keluarga yang diberikannya pada anak bungsunya itu. Ya, kasih Bapa Tuhan kita adalah kasih yang memulihkan. Bapa kita di Sorga bukan hanya mengampuni tetapi memulihkan kita sebagai anak-anakNya. Itu sebabnya bertobatlah dan kembalilah kepada Bapa. Dia merindukan, tidak melupakan Saudara, mengampuni dan memulihkan. Kembalilah!

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN