Siapa diantara kita yang tidak pernah mengalami kegagalan? Ya, setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan di dalam kehidupannya, dalam usaha/pekerjaan, studi, maupun masa depan . Tetapi bagi orang Kristen, kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, karena Tuhan Yesus sanggup mengubah kegagalan menjadi keberhasilan.Petrus juga pernah mengalami kegagalan, dan kita dapat belajar dari padanya. Bagian Allah adalah mengubah kegagalan menjadi keberhasilan, sedangkan bagian kita adalah mempercayai-Nya.
Bagaimana supaya kegagalan kita diubah menjadi keberhasilan?
I. Tetap Mendahulukan Perkara Yang Rohani (Lukas 5:1-3).
Petrus yang gagal semalaman tetap mendahulukan perkara yang rohani, dengan cara ia mau meminjamkan perahunya untuk Tuhan yesus berkhotbah, bukan saja hanya meminjamkan tetapi ia juga tetap mau mendengarkan pengajaran Tuhan Yesus. Seringkali ketika kita menghadapi kegagalan, kita justru menjauhi hal-hal yang rohani seperti malas beribadah. Kita justru menyalahkan Tuhan dan tidak mau mendengarkan nasihat firman Tuhan. Padahal firman Tuhan sudah mengajarkan kepada kita “Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka...” (Matius 6:33). Maka dari itu marilah saat ini kita belajar dari Petrus, ketika dalam kegagalan sekalipun, tetap dahulukan perkara yang rohani.
II. Mau Berkorban Meskipun Sedang Mengalami Kegagalan.
Petrus mau meminjamkan perahunya kepada Tuhan Yesus untuk berkhotbah, meskipun sedang mengalami kegagalan. Alkitab memberikan contoh yang mirip dengan kisah ini, yaitu seorang janda Sarfat yang rela berkorban untuk hamba Tuhan, walaupun ia dalam keadaan kekurangan (I Raja-raja 17:7-24). Ia hanya mempunyai segenggam tepung dan satu buli-buli minyak dan itu akan habis dimakan hari ini. Tetapi karena dia mau berkorban demi hamba Tuhan, maka dia mendapatkan berkat yang luar biasa, ia tidak kekurangan makanan sampai masa kelaparan berakhir. Kemurahan hati, akan menggerakkan tangan Tuhan untuk menolong kita. Jadi apabila saat ini kita mengalami kegagalan, jangan kikir, tapi berkorbanlah, terkhusus untuk pekerjaan Tuhan maka tangan Tuhan akan terulur untuk menolong kita dan mengubah kegagalan menjadi keberhasilan.
III. TAAT Pada Perkataan Tuhan Yesus (Lukas 5:4-5)
Petrus adalah seorang nelayan, secara otomatis dia mengetahui secara pasti bagaimana ia harus mencari ikan dengan tepat, sekalipun dia tahu persis kondisi laut tetapi dia taat ketika Tuhan Yesus menyuruhnya menebarkan jala ke sebelah kanan. Padahal, selain sebagai nabi mungkin Petrus mengetahui latar belakang Tuhan Yesus yang seorang tukang kayu (bukan seorang nelayan). Tetapi karena dia taat, maka dia memperoleh keberhasilan. Ketaatan pada firman Tuhan adalah kunci dari keberhasilan. Kita mudah untuk mengatakan “amin” setiap firman Tuhan di sampaikan, akan tetapi begitu susahnya kita menaati firman tersebut. Bagaimana supaya kita dapat berhasil? Carilah pimpinan Tuhan, tentunya dalam Alkitab yang kita baca setiap hari, setelah itu lakukanlah firman Tuhan tersebut maka kita akan dibuat berhasil oleh Allah.
IV. Berusaha Bersama dengan Tuhan Yesus
Tuhan memberkati kita bukan langsung saja, tetapi ada usaha yang harus kita kerjakan. Petrus menebarkan jalanya, dia kembali berusaha. Tetapi sekarang dia berusaha bersama Yesus. Bagi orang yang disertai Tuhan Yesus, tidak ada tempat untuk keputus asaan. Iman tidak memberi tempat bagi kemalasan. Bekerjalah dengan Tuhan Yesus, Tuhan pasti memberkati kita!
Apakah hari ini kita mengalami kegagalan? Percayalah Tuhan Yesus sanggup mengubah kegagalan menjadi keberhasilan. Mari kita tetap mendahulukan perkara yang rohani; mau berkorban; taat kepada firmanNya; dan mari tetap berusaha. Tuhan Yesus memberkati.
Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.