Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Senin, 18 November 2013

KEMENANGAN AKHIR


Wahyu 7:9-17


    Rasul Yohanes yang dibuang di pulau Patmos, mendapat pengelihatan dari TUHAN,sebuah pengelihatan tentang Sorga! [band. 4:1]. Rasul Yohanes melihat PADUAN SUARA SORGA bersahutan sedang memuji Allah di atas tahtaNya. Siapa mereka? Pertama, Yohanes melihat kumpulan besar orang banyak “tidak terhitung jumlahnya” dari segala bangsa, suku, kaum dan bahasa [ayat 9-10]. Mereka memuji Tuhan. Pujian itu disambut dengan pujian para malaikat, tua-tua dan makhluk surgawi [ayat 11-12]. Kumpulan orang yang bukan sekedar menyanyi, tetapi mereka menikmati dan merayakan KEMENANGAN AKHIR-nya di sorga. Luar biasa indah, mulia dan megah! Kumpulan besar “yang tidak terhitung” menikmati kemenangan akhir mereka di sorga [ayat 15-17]. Alkitab menceritakan bagaimana kondisi mereka di Sorga. Mereka sedang melayani Allah siang dan malam,  di hadapan tahta-Nya [ayat 15]. Betapa indahnya, mereka semua hanya melayani Allah dalam Kristus sepanjang masa. Mereka di Sorga, di tempat yang aman. Bagaimana tidak? Mereka ada dalam naungan Allah sendiri. Allah membentangkan kemah sebagai naungan mereka. Bukan hanya naungan, tetapi kepuasan kekal juga mereka nikmati. Ini digambarkan dengan “tidak lapar dan dahaga” dan menikmati “menikmati air kehidupan”. Mereka menikmati sukacita kekal, tanpa air mata. YA DI Sorga tidak ada lagi ratap tangis dan dukacita (band. Wahyu 21:1-4). Nah, pertanyaan yang terpenting bagi kita adalah: Siapakah kumpulan yang besar, “yang tidak terhitung,” yang menikmati dan merayakan KEMENANGAN AKHIR-nya di sorga itu? Apakah kita juga ada terhitung di dalamnya? Yohanes dalam pengelihatannya, dihampiri seorang tua-tua yang kemudian menjelaskan kepadanya siapa mereka.

1. Mereka yang telah mencuci jubahnya dengan darah Anak Domba [ayat 13-14].  
    Siapa yang dimaksud dengan “mereka yang mencuci jubahnya dengan darah Anak Domba”? Mereka adalah orang-orang yang percaya dan menerima Tuhan Yesus, Sang Anak Domba, sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Dalam Perjanjian Baru, “Anak Domba” adalah ‘julukan’ yang dikenakan kepada Tuhan Yesus (Yohanes 1:29). Oleh darahNya, Allah mengampuni dosa orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Sebab itu pastikanlah Saudara adalah orang-orang yang percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat Saudara. Karena oleh darahNya kita dikuduskan, dilayakkan untuk Allah (Ibrani 10:10; 9:14). Oleh darahNya kita beroleh pengampunan dan satu kali kelak kita akan bersama kumpulan besar untuk memuji Tuhan di Sorga, dalam kemenangan terakhir. Berikutnya, “mencuci jubah dalam darah Anak Domba” menunjukkan bahwa mereka hidup kudus sebagai orang-orang yang SUDAH dikuduskan oleh Tuhan Yesus. Ya, membasuh atau mencuci adalah tindakan kita, sebagai orang yang telah dikuduskan Tuhan Yesus.  Jika kita telah percaya dan menerima Tuhan Yesus, kita adalah orang-orang yang SUDAH dikuduskan oleh darahNya. Ya, kita orang kudus! Oleh sebab itu sudah seharusnya, sebagai orang kudus, kita hidup dalam kekudusan. Rasul Yohanes menyatakan bahwa hidup kudus adalah tanda dari orang yang menantikan kemuliaan dan kemenangan akhirnya di Sorga! (1 Yoh 3:1-3).Mari kita hidup dalam kekudusan dalam segala segi hidup; dalam nikah, rumah tangga, pergaulan, pekerjaan, keuangan, pelayanan dan ibadah kita. Ketika kita hidup dalam kekudusan, kita semakin diteguhkan sebagai bagian dari “kumpulan besar” yang menikmati kemenangan akhirnya di Sorga bersama Kristus, Tuhan kita. 

2. Mereka yang keluar dari kesusahan yang besar [ayat 14].
     Tanda kedua adalah mereka “orang yang keluar  dari KESUSAHAN yang BESAR”. Ya, mereka adalah orang-orang Kristen yang “berkemenangan” atau bertahan dari kesusahan besar. “Kesusahan besar” bukan hanya menunjuk pada penganiayaan antikris, tetapi juga penganiayaan dan tantangan iman di segala zaman (ayat 13). Seperti dikatakan Paulus bahwa “kesusahan besar” telah, sedang terjadi secara rahasia (2 Tes 2:17). Jadi, ini adalah kesusahan di sepanjang sejarah gereja hingga masa kini. Bukankah kita juga mengalami tantangan iman, aniaya dan godaan dunia untuk undur dari Tuhan Yesus? Tetapi jangan undur! Tetaplah kuat. Ingatlah kita adalah bagian dari “kumpulan besar’ yang menikmati kemenangan akhirnya di Sorga. Ada dua alasan kuat untuk tetap teguh dalam Kristus. Pertama, tetaplah kuat dan setia mengikut Tuhan  Yesus, karena penderitaan sekarang ini tidak dapat dibandingkan kemuliaan dari kemenangan akhir di sorga. Kedua, tetaplah kuat dan setia sebab kemenangan akhir SUDAH DIPASTIKAN oleh Allah kita. “Kemudian daripada itu aku melihat, suatu kumpulan besar yang tidak terhitung banyaknya, ... berdiri dihadapan tahta Anak Domba!”  

Pdt. Lukas Widiyanto, M.Th.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN