Matius 14:22-32
Sangatlah mengejutkan bahwa dalam perahu terdapat dua belas murid Tuhan Yesus, tapi hanya satu orang yang mengalami mujizat berjalan di atas air, yaitu Petrus. Sebelas murid yang lain hanya tinggal dalam perahu dan “disibukkan” dengan gelombang karena angin sakal. Demikian pula dalam sebuah gereja banyak terdapat jemaat, tetapi tidak semua jemaat mengalami mujizat Tuhan. Mengapa? Dari mujizat yang dialami Petrus, kita belajar 3 rahasia penting, bagaimana mengalami mujizat Tuhan:
I. Petrus Mempunyai Mimpi (kerinduan)
Ya, Petrus mempunyai mimpi. Mimpi untuk bisa berjalan di atas air seperti Yesus (ayat 28). Mimpi ini yang tidak dipunyai oleh sebelas murid lainnya. Untuk dapat mengalami mujizat Tuhan, kita perlu memiliki mimpi. Ingin berhasil dalam usaha, studi, masa depan? Milikilah mimpi! Terkadang orang merasa pasrah dengan kondisi hidupnya. Orang seperti ini tidak mempunyai mimpi dan tidak akan mengalami mujizat Tuhan. Milikilah mimpi dan serahkan mimpi kita kepada Tuhan. Bagi Tuhan tidak ada sesuatu yang mustahil! Ia sanggup melakukan sesuatu yang mustahil sekalipun (Yeremia 32:17)
II. Petrus Mengambil Keputusan Untuk Melangkah
Mimpi akan tinggal mimpi, bila tidak ada keputusan untuk melangkah. Petrus mengambil keputusan untuk melangkah, keluar dari perahu dan mencoba berjalan di atas air dan ia pun dapat berjalan di atas air seperti Yesus. Petrus mengalami mujizat! Ketika kita berani melangkah untuk menggapai mimpi, kita akan mengalami mujizat Tuhan. Sekalipun dalam peristiwa tersebut Petrus menjadi takut karena tiupan angin. Namun inilah resiko yang harus kita hadapi, ketika kita mengambil keputusan untuk melangkah. Seringkali dalam menggapai mimpi, kita mengalami kegagalan. Tetapi dari kegagalan itu pun, kita mendapat suatu pelajaran berharga untuk kita melangkah lebih baik. Kalau hari ini, kita memiliki mimpi usaha kita diberkati, mulailah mengambil langkah menemukan strategi-strategi usaha yang baik. Kalau kita memiliki mimpi menjadi orang yang berhasil dalam studi, mulalilah mengambil langkah dengan belajar sungguh-sungguh (tidak malas). Kalau kita memiliki mimpi menjadi seorang pelayan Tuhan yang diurapi, mulalilah melangkah dengan memohon urapan Tuhan dan melayani dengan sungguh-sungguh dan setia.
III. Dalam Kesulitan, Petrus Berseru kepada Yesus
Ketika Petrus menjadi takut dan kemudian mulai tenggelam, Petrus berseru kepada Yesus (ayat 30). Dalam kesulitan dan kegagalan, mari kita berseru kepada Yesus dan memohon pertolonganNya. Dan Yesus pun segera mengulurkan tanganNya untuk menolong Petrus. Tuhan selalu siap untuk menolong kita, sebab itu berserulah kepadaNya.
Jika kita rindu mengalami mujizat Tuhan dalam hidup kita; dalam rumah tangga, usaha/pekerjaan, studi, masa depan, milikilah mimpi (kerinduan), serahkan mimpi kita kepada Tuhan, karena bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Melangkahlah! Sekalipun ada resiko yang kita hadapi. Berserulah kepada Dia dalam kesulitan kita. Tuhan selalu ada untuk menolong kita. Tuhan Yesus memberkati.
Pdt. Henokh Wilianto, MA
(Gembala GBI Maranatha-Surabaya)
Sangatlah mengejutkan bahwa dalam perahu terdapat dua belas murid Tuhan Yesus, tapi hanya satu orang yang mengalami mujizat berjalan di atas air, yaitu Petrus. Sebelas murid yang lain hanya tinggal dalam perahu dan “disibukkan” dengan gelombang karena angin sakal. Demikian pula dalam sebuah gereja banyak terdapat jemaat, tetapi tidak semua jemaat mengalami mujizat Tuhan. Mengapa? Dari mujizat yang dialami Petrus, kita belajar 3 rahasia penting, bagaimana mengalami mujizat Tuhan:
I. Petrus Mempunyai Mimpi (kerinduan)
Ya, Petrus mempunyai mimpi. Mimpi untuk bisa berjalan di atas air seperti Yesus (ayat 28). Mimpi ini yang tidak dipunyai oleh sebelas murid lainnya. Untuk dapat mengalami mujizat Tuhan, kita perlu memiliki mimpi. Ingin berhasil dalam usaha, studi, masa depan? Milikilah mimpi! Terkadang orang merasa pasrah dengan kondisi hidupnya. Orang seperti ini tidak mempunyai mimpi dan tidak akan mengalami mujizat Tuhan. Milikilah mimpi dan serahkan mimpi kita kepada Tuhan. Bagi Tuhan tidak ada sesuatu yang mustahil! Ia sanggup melakukan sesuatu yang mustahil sekalipun (Yeremia 32:17)
II. Petrus Mengambil Keputusan Untuk Melangkah
Mimpi akan tinggal mimpi, bila tidak ada keputusan untuk melangkah. Petrus mengambil keputusan untuk melangkah, keluar dari perahu dan mencoba berjalan di atas air dan ia pun dapat berjalan di atas air seperti Yesus. Petrus mengalami mujizat! Ketika kita berani melangkah untuk menggapai mimpi, kita akan mengalami mujizat Tuhan. Sekalipun dalam peristiwa tersebut Petrus menjadi takut karena tiupan angin. Namun inilah resiko yang harus kita hadapi, ketika kita mengambil keputusan untuk melangkah. Seringkali dalam menggapai mimpi, kita mengalami kegagalan. Tetapi dari kegagalan itu pun, kita mendapat suatu pelajaran berharga untuk kita melangkah lebih baik. Kalau hari ini, kita memiliki mimpi usaha kita diberkati, mulailah mengambil langkah menemukan strategi-strategi usaha yang baik. Kalau kita memiliki mimpi menjadi orang yang berhasil dalam studi, mulalilah mengambil langkah dengan belajar sungguh-sungguh (tidak malas). Kalau kita memiliki mimpi menjadi seorang pelayan Tuhan yang diurapi, mulalilah melangkah dengan memohon urapan Tuhan dan melayani dengan sungguh-sungguh dan setia.
III. Dalam Kesulitan, Petrus Berseru kepada Yesus
Ketika Petrus menjadi takut dan kemudian mulai tenggelam, Petrus berseru kepada Yesus (ayat 30). Dalam kesulitan dan kegagalan, mari kita berseru kepada Yesus dan memohon pertolonganNya. Dan Yesus pun segera mengulurkan tanganNya untuk menolong Petrus. Tuhan selalu siap untuk menolong kita, sebab itu berserulah kepadaNya.
Jika kita rindu mengalami mujizat Tuhan dalam hidup kita; dalam rumah tangga, usaha/pekerjaan, studi, masa depan, milikilah mimpi (kerinduan), serahkan mimpi kita kepada Tuhan, karena bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Melangkahlah! Sekalipun ada resiko yang kita hadapi. Berserulah kepada Dia dalam kesulitan kita. Tuhan selalu ada untuk menolong kita. Tuhan Yesus memberkati.
Pdt. Henokh Wilianto, MA
(Gembala GBI Maranatha-Surabaya)