Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Minggu, 19 Juni 2011

SERUPA DENGAN KRISTUS


ROMA 8:26-30

Adalah tujuan Allah dari semula untuk menjadikan setiap kita orang percaya menjadi serupa dengan Kristus (ay. 29). Menjadi serupa dengan Kristus bukan berarti kita menjadi mirip Kristus atau menjadi imitasi, duplikasi dari Kristus. Menjadi serupa Kristus, Allah mengawali dengan kreasi, yaitu :

a. Dilahirkan dari Roh Allah
Di dalam kristus, setiap orang percaya dilahirkan dari Roh. Kepada Nikodemus, Tuhan Yesus mengatakan bahwa untuk dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah, maka seseorang harus dilahirkankan dari Roh (Yoh. 3:3).

b. Diciptakan baru dalam Kristus
Ketika kita percaya Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka kita menjadi ciptaan baru.

Proses Menjadi Serupa Dengan Kristus
Proses menjadi serupa dengan Kristus nyata dalam pertumbuhan rohani. Kita tidak akan pernah mampu menjalani proses menjadi serupa Kristus tanpa pertolongan Roh Kudus. Roh Kudus-lah yang memampukan kita untuk diubahkan menjadi serupa dengan Kristus dalam setiap aspek hidup kita:

1. Pribadi. Kepribadian kita dibentuk menjadi serupa dengan Kristus.
2. Pengajaran. Kita mengikuti pengajaran Kristus, yaitu Alkitab.
3. Peneladanan. Kristus menjadi teladan dalam hidup kita.
4. Pelayanan. Kita melayani seperti Kristus melayani.

Demikian pula dalam hal berdoa (ay. 28), kita dibimbing oleh Roh Kudus untuk berdoa dengan cara yang benar. Artinya doa yang sesuai dengan kehendak Allah, bukan kehendak daging kita. Sebab itu kita bersyukur pada hari Pentakosta, Roh Kudus dicurahkan, sehingga dengan pertolongan Roh Kudus kita mampu menjadi serupa dengan Kristus. Permasalahannya apakah kita dipenuhi oleh Roh Kudus? Ingat, penuh Roh Kudus adalah perintah Tuhan (Ef. 5:18). Rindukan Roh Kudus memenuhi kita, maka ia akan memenuhi Saudara dan saya. Sehingga setiap kita menjadi serupa dengan Kristus. Tuhan Yesus Memberkati.

Pdt. Dr. Timotius Haryono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN