Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Minggu, 05 Agustus 2012

KARIB DENGAN YESUS

MAZMUR 73:1-28

    Pemazmur mengambil keputusan untuk dekat dengan TUHAN. “Tetapi aku tetap di dekat-Mu, Engkau memegang tangan kananku” ungkap pemazmur ini! (ayat 23). Perhatikan kata “tetapi” menunjukkan tekanan keberbedaan sikap pemazmur dengan yang lain, atau dengan kondisi yang dihadapinya. Bahkan sekali lagi dengan kalimat yang lebih tegas pemazmur berkata: “Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah aku menaruh tempat perlindunganku pada TUHAN ALLAH’ (ayat 28). Apakah Saudara berkeputusan untuk dekat dengan Tuhan kita, Yesus Kristus seperti pemazmur? Sebenarnya, kondisi dan keadaan pemazmur tidak mendukungnya untuk mengambil keputusan dekat dengan TUHAN. Pertama, pemazmur mengalami pergumulan yang sangat berat (ayat 14). Pemazmur mengalami pergumulan hidup yang berat hingga menggambarkan dirinya sebagai orang yang ‘kena tulah setiap hari’! Tetapi pemazmur tetap mau dekat dengan TUHAN. Jangan pergumulan hidup membuat Saudara menjauh dari Tuhan Yesus. Justru seharusnya membuat kita semakin mendekat kepada Tuhan Yesus. Kedua, pemazmur sedang digoda atau ‘tergoda’ untuk iri (cemburu) terhadap orang-orang fasik yang sukses dan makmur hidupnya (ayat 1-12). Konteks Mazmur 73 ini, adalah pergumulan pribadi pemazmur yang melihat kesuksesan dan kemakmuran orang fasik. Mengapa justru orang benar yang dekat Tuhan mengalami berbagai penderitaan? Tetapi pemazmur mengambil keputusan untuk tetap dekat TUHAN! Godaan kecemburuan, seringkali ‘menarik’ hati kita untuk menjauh dari Tuhan. Ketiga, godaan untuk berputus asa dengan kondisi yang penuh pergumulan padahal sudah hidup benar dan dekat Tuhan (ayat 13-15). Bayangkan kalau kita sudah dekat Tuhan dan setia kepadaNya tetapi kok tetap saja dalam pergumulan, tidakkah kita akan tergoda untuk berputus asa? Tidakkah kita berpikir bahwa dekat Tuhan itu sia-sia? Tetapi pemazmur mengambil keputusan untuk tetap mendekat kepada TUHAN! Bagaimana dengan kita? Mari kita ambil keputusan, apapun yang terjadi, kita mau karib dengan Tuhan kita, Yesus Kristus.
 
BERKAT KARIB DENGAN YESUS 
    Apa yang dituliskan pemazmur adalah pengalamannya. Dia sudah mengambil keputusan yang tepat, dekat dengan Tuhan Yesus! Dan benar, pemazmur melihat kebaikan dan berkat yang ajaib dari kehidupan yang dekat dengan TUHAN (ayat 21-24). Apa berkat dekat dengan TUHAN?
1. TUHAN akan memegang tangan orang yang karib denganNya (ayat 23).
      Istilah “memegang” dalam bahasa Ibrani ‘akhats, yang secara harfiah berarti mengambil dan memegang tangan seseorang atau secara sederhana itu berarti menopang dengan kekuatan.TUHAN akan menopang, memberi kekuatan orang-orang yang dekat dengan Dia! TUHAN mengambil dan memegang tangan kita menunjukkan bahwa kita tidak memiliki kemampuan apa-apa; tanpa TUHAN, kita akan tergelincir dan terjatuh! (bandingkan ayat 2). Dalam pergumulan hidup yang berat dan berbagai godaan  dosa, kita tidak akan mampu tanpa topangan dan kekuatan Tuhan Yesus. Mari kita dekat dengan Dia dan menerima kekuatanNya.  
2. TUHAN akan memberikan tuntunan bagi orang yang dekat denganNya (ayat 24).
    Orang yang dekat dengan Tuhan Yesus menerima tuntunanNya. Lihat saja, pemazmur, dia telah digoda dengan pergumulan yang berat dan digoda untuk cemburu kepada keberhasilan orang fasik, namun pemazmur dituntun TUHAN untuk melihat ke ‘depan’, melihat bahwa akhir hidup orang fasik adalah penderitaan dan kebinasaan! (ayat 17-20). Bukankah ketika kita dekat TUHAN, maka firmanNya menuntun hidup kita? (Mazmur 119:105). Dan Roh Kudus Allah juga memberikan tuntunan ketika dekat dengan Dia (Mazmur 1397-12). Jadi, tunggu apa lagi, mari kita ambil keputusan untuk mendekat pada TUHAN YESUS dan terimalah tuntunanNya yang ajaib dan sempurna! 
3. TUHAN akan mengangkat orang yang dekat denganNya ke dalam kemuliaan! (ayat 24).
    Ini janji TUHAN bagi yang dekat denganNya, namun bukan sekedar janji sebab pemazmur sudah mengalami betapa luar biasanya TUHAN mengangkat hidupnya dalam kemuliaan. Kata ‘kemuliaan’ dari bahasa Ibrani kabod ketika digunakan untuk menunjuk pada berkat dari Allah, maka kata itu menunjukkan 2 hal. Pertama, menunjuk kehormatan dan kejayaan sebagai berkat yang di terima pada masa kini (Mazmur 49:17 atau Amsal 3:16). Ini berarti tidak dapat dipungkiri bahwa orang yang dekat dengan TUHAN akan diberkati. dengan kehormatan dan kejayaan. Namun jika hanya berkat ini, apa bedanya dengan orang fasik yang juga ‘diijinkan’ untuk menikmatinya dan membuat bingung pemazmur? Janji TUHAN bagi orang yang dekat dengan Dia jauh melebihi hal ini. Pastilah “kemuliaan” (kabod) bagi pemazmur adalah melihat ke masa yang akan datang, kemuliaan yang kekal selamanya! Inilah makna kabod yang berikutnya. Pemazmur dengan jelas membandingkan kemuliaan kekal dengan ‘kemuliaan’ orang fasik yang sementara (Mazmur 73:16-20). Bahkan kehidupan yang penuh kemuliaan adalah hidup yang kekal, tidak binasa seperti yang dialami orang yang meninggalkan TUHAN (ayat 28). Bukankah kita akan segera diingatkan kepada Henokh, yang hidup ribuan tahun sebelum pemazmur, seorang yang hidup karib dengan TUHAN dan dia di angkat dalam kemuliaan? (Kejadian 21-24). Jadi, mari kita ambil keputusan untuk karib dengan YESUS, Tuhan kita dan nantikan saatNya mengangkat kita dalam kemuliaan!
    
    Akhirnya, mari kita karib dengan YESUS Tuhan kita dan nikmati kekuatan, tuntunan serta tanganNya yang mengangkat kita dalam kemuliaan. Tunggu apa lagi?

 Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN