Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Senin, 15 Oktober 2012

“SALIB” BAGI YESUS

YOHANES 12:20-32

     Ketika kita mendengar kata “salib”, apa yang muncul dalam benak kita? Mungkin kita akan menjawab , “Kristen”, “penderitaan” atau “pelayanan”. Semuanya benar, tetapi itu karena kita telah menjadi Kristen. Sebenarnya istilah “salib” pertama-tama akan membuat ngeri seseorang. Salib adalah suatu hukuman bagi penjahat yang sangat mengerikan disertai serangkaian penyiksaannya pada masa itu. Namun kemudian istilah “salib” kemudian menjadi istilah kias dalam Alkitab, khususnya Perjanjian Baru untuk menyatakan penderitaan karena nama Tuhan Yesus, ‘beban’ dan pelayanan (misalnya Matius 16:24). Tetapi bagaimana dengan Tuhan Yesus, apakah makna salib bagiNya? Bagi orang yang kemudian hari benar-benar disalib?  
 
1. Salib Adalah TUGAS Dari BapaNya (ayat 27).
     Saat memberitakan kematianNya, SALIB, Tuhan Yesus dengan jelas menyatakan bahwa salib adalah tujuan kedatanganNya, misalnya (ayat 27). Artinya, bagi Tuhan Yesus salib adalah tugas dari BapaNya! (band. Yohanes 10:18). Itu sebabnya Dia tidak mundur untuk memikul salibNya. ini bukan berarti salib itu ringan! Tuhan Yesus ketakutan dan gentar saat menghadapi salib (Matius 26:36-37 band. Markus 14:32-33; Lukas 22:44). Bukan penderitaan hebat yang dihadapi, tetapi murka Allah atas dosa yang membuatNya gentar! Tuhan Yesus bukan saja gentar, Dia memohon supaya ‘salib’ itu dilalukan (Lukas 22:41-42). Meski demikian, doa Tuhan Yesus bukan untuk  mangkir dari tugas BapaNya, sebab Dia lanjutkan doanya  “biarlah kehendakMu yang jadi!” Sesuai dengan ungkapanNya di Yohanes 12:27 “Apakah yang harus Aku katakan? Bapa selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak!”
     Ya, bagi Tuhan Yesus salib adalah tugas dan panggilan dari BapaNya. Tahukah Saudara bahwa Tuhan juga memanggil kita untuk memikul salib Kristus? Rasul paulus mengingatkan kita bahwa kita dianugerahi Tuhan bukan hanya untuk selamat, tetapi juga untuk menderita bagi Tuhan Yesus (Filipi 1:27-29). Demikian Petrus menegaskan bahwa kita dipanggil untuk mengikuti jejak Tuhan Yesus dalam penderitaanNya karena kebenaran, karena Tuhan kita, Yesus! (1 Petrus 2:19-21). Bukan itu saja, Tuhan Yesus sendiri memanggil kita untuk memikul salib (Matius 16:24-25 band. Yohanes 12:24-26). Betapa banyak orang Kristen yang takut menderita, takut miskin, takut sakit, pendeknya takut menderita! Jika itu penderitaan [diijinkan] oleh Tuhan Yesus, karena nama Tuhan Yesus dan bagi Dia, maka itu adalah panggilan Bapa dan Tuhan kita Yesus Kristus. Jangan mengeluh, jangan putus asa dan tetaplah teguh dalam Kristus. Salib adalah lencana kita, orang Kristen sejati, pengikut Kristus sejati!
2. Salib adalah KEMENANGAN! (ayat 32).
     Bagi Tuhan Yesus salib bukan saja panggilan, tetapi kepastian KEMENANGAN! Tuhan Yesus berkata bahwa bila Dia ditinggikan, maka orang banyak akan datang kepadaNya! Istilah “ditinggikan” di ayat ini menunjuk pada penyalibanNya (band. 3:14). Salib bukan kekalahan, salib bukan menunjukkan seseorang itu pecundang, tetapi seorang pemenang! Katika Dia disalibkan maka Dia menang, menyelesaikan tugas dari BapaNya! (Yoh 19:30). Ketika Tuhan Yesus disalibkan penguasa dunia ini, iblis, dilemparkan keluar (ayat 31). Kuasa setan dihancurkan saat Kristus disalibkan (Ibrani 2:14; Kolose 2:13-14). Dan kita diselamatkan! Ketika Tuhan Yesus disalibkan rencana Allah Bapa digenapi, dimenangkan!
     Bagaimana dengan kita? Bukankah seringkali kita memandang penderitaan, kemiskinan, sakit dan berbagai pergumulan adalah kekalahan? Jika itu semua karena nama Tuhan Yesus, kerena melakukan kebenaran, itu bukan kekalahan itu kemenangan! Kemenangan bersama Kristus! Bayangkan jika kita menderita secara daging, dengan taat kepada firman Tuhan, hidup kudus dan dalam kebenaranNya, bukankah daging kita dikalahkan? Bukankah ditengah ‘penderitaan’ itu kita pemenang? Mungkin kita tidak sekaya orang lain yang mencuri, menipu dan korup atau bahkan mengalami pergumulan, tetapi kita berkemenangan atas dosa dan perbuatan daging! berikutnya, karena melalui penderitaan bagi Tuhan Yesus, kita sedang menggenapi rencana Bapa yang ‘jauh lebih besar’ dari apa yang kita perkirakan, Dia sedang membentuk kita serupa dengan AnakNya! Jadi, bila Saudara sedang dalam memikul salib, itu kemenangan bersama Tuhan Yesus!
3. Salib adalah KEMULIAAN ( ayat 23, 28).
     Tuhan Yesus memandang salib adalah kemuliaan! Penyaliban adalah pemuliaan diriNya (ayat 23). Salib adalah kemuliaan sekalipun nampak di mata manusia sebagai kehinaan. Tuhan Yesus benar-benar dihina dan direndahkan di atas kayu salib. Disalib diantara para penjahat, ditelanjangi, diolok-olok dan disiksa. Jika demikian bagaimana salib dapat dikatakan kemuliaan? Pertama, penyaliban Tuhan Yesus adalah kemenanganNya bukan? (lihat pada bagian kedua). Kemuliaan karena salib adalah kemenangan Tuhan Yesus! Kedua, karena dibalik salib ada mahkota! Tuhan Yesus memikul salib dan Dia ditinggikan! Semua orang datang kepadaNya, menyembah Dia, Sang Pemenang, Yang Mahamulia! Persis seperti yang dikatakan Paulus bahwa karena ketaatanNya, Dia ditinggikan, menerima kehormatan dan kemuliaan dari BapaNya (Filipi 2:5-11). Lelah memikul salib, menderita kerena Kristus dan kebenaranNya? Berat menanggung derita? Jangan lagi. lihat dengan mata iman bahwa dibalik salib, menanti mahkota kemuliaan dari Bapa kita.
    
    Nah, akhirnya apakah kita memaknai salib seperti Tuhan Yesus ‘memandang’ salibNya? Ingatlah salib adalah panggilan Bapa bagi kita, salib adalah kemenangan bersama Kristus dan pada waktunya kelak salib akan digantikan mahkota kemuliaan! Itu sebabnya mari kita tetap teguh memikul salibNya dan terus menyanyikan dengan iman:
    
           SalibNya, salibNya
           itu kemuliaan,   
           Hingga di seb’rang sana
          dapat perhentian

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN