Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Minggu, 15 Mei 2011

MENGERJAKAN VISI ALLAH


Lukas 5:1-11

Tuhan Yesus mengerjakan keselamatan secara sempurna dengan mengurbankan seluruh hidupNya untuk mengerjakan visi Bapa di Surga. Tuhan Yesus sudah berbuat banyak bagi kita, bagaimana dengan kita? Apa yang sudah kita buat untuk Tuhan. Hari ini kita melihat sosok Simon yang mau berbuat bagi Tuhan dengan mempersembahkan hidupnya bagi Tuhan. Siapa Simon? Bila dibandingkan dengan kita, Simon masih terlalu sedikit menikmati pengalaman dengan Tuhan. Sedangkan kita telah mengalami pengalaman kasih dan kemurahan Tuhan Yesus yang dibuktikan dengan mati di atas kayu salib. Mari kita melihat apa yang dibuat seorang Simon bagi Yesus!

I. Simon Meminjamkan Perahunya
Di tengah kegagalannya untuk mendapat ikan, Tuhan Yesus meminjam perahu Simon. Dan Simon bersedia meminjamkan perahunya untuk dipakai Yesus, sehingga orang banyak dapat mendengar berita Injil. Di tengah kegagalan hidup kita, mari kita belajar untuk melakukan sesuatu bagi Tuhan Yesus yang dapat memberkati banyak orang. Apa yang kita punya dalam hidup kita, kita persembahkan kepadaNya.

II. Simon Taat Kepada Perintah Yesus
Tentunya Simon seorang yang memiliki pengalaman sebagai seorang nelayan, dia tahu cara yang jitu untuk mendapat ikan, namun semalam-malaman ia tidak mendapatkan ikan. Tetapi ketika Yesus memerintahkan untuk menebarkan jala, padahal secara manusia tidak mungkin untuk mendapat ikan, namun Simon mentaatinya. Di sini kita melihat Simon yang tidak mengandalkan skill atau kemampuannya, tapi dia belajar untuk mempercayakan diri kepada perintah Tuhan walaupun perintah Tuhan melampaui akalnya (mustahil). Bagaimana ketaatan kita kepada Tuhan? Terlalu banyak dalih untuk kita tidak taat kepada Tuhan, kita lebih mengandalkan kemampuan kita. Ketika kita taat pada Tuhan, maka tidak ada yang mustahil.

III. Simon Memiliki Pengenalan Yang Bertumbuh
Melalui mujizat yang dialami bersama Yesus, Simon menyadari siapa dirinya, dia adalah orang yang berdosa. Ketika ia menyadari keberadaanya dihadapan Tuhan Yesus, maka ia tersungkur dan memberikan pengagungan kepada Allah, ia merasa tidak layak berhadapan dengan Tuhan. Setiap kali kita mendapat pengalaman dengan Tuhan, misal ketika kita menerima pertolongan Tuhan dalam masalah kita, seharusnya menumbuhkan pengenalan kita kepada Tuhan dan hanya Dia yang layak kita agungkan.

IV. Simon Menjadikan Visi Allah Sebagai Tujuan Hidupnya
Simon tidak lagi mengurusi perahunya, pekerjaannya sebagai penjala ikan, tapi dia mengikut Yesus untuk menjala manusia, yaitu memberitakan Injil untuk menyelamatkan jiwa-jiwa. Visi Tuhan Yesus yang disampaikan kepada Simon, disambut dengan positif oleh Simon. Bagaimana sambutan kita terhadap visi Tuhan Yesus?

Sebagai kesimpulan dari pembahasan di atas, marilah kita:
a. Menyadari bahwa hidup kita bukan karena kemampuan kita, tetapi karena perkataan Tuhan Yesus melalui firmanNya.
b. Tidak menjadi sombong dengan berkat-berkat Tuhan yang kita terima. Biarlah setiap berkat yang kita terima membuat kita semakin tunduk kepada Tuhan sebagai pemberi berkat dan mau berbagi dengan sesama kita, sehingga memuliakan namaTuhan.
c. Tidak takut akan “perubahan” ketika kita mulai komitmen untuk setia. Seringkali ketika kita mulai setia, kita semakin diperhadapkan dengan banyak masalah (tantangan dan pergumulan), tapi jangan kita takut, karena ketika kita berani untuk berjalan dalam kebenaran Tuhan, maka kita akan menikmati pertolongan Tuhan.
d. Menggerakkan hidup ini hanya untuk melaksanakan Visi Allah. Visi Allah harus menjadi tujuan hidup kita. Artinya kita mau mempersembahkan hidup kita untuk melaksakan visi Allah, bukan untuk kenyamanan kita yang kadang mambuat kita gagal. Ingat, ketika kita mengerjakan visi Allah dalam hidup kita, memberitakan Injil keselamatan, maka Tuhan akan menyertai kita sampai selama-lamanya (Matius 28:18-20). Tuhan Yesus memberkati.

Pdt. Abednego Ezron, MA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN