Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Minggu, 29 Mei 2011

MEMANDANG TUHAN


MAZMUR 123:1-4

Mazmur 123 merupa-kan Nyanyian Ziarah / Nyanyian Zion / Nyanyian Pendakian. Dinyanyikan para peziarah saat perjalanan menuju Yerusalem. Merupakan ‘ratapan’ seseorang bagi bangsanya, supaya mengalami pertolongan Tuhan (pembebasan dan pemulihan). Pada ayat 3-4 sangat jelas bahwa pemazmur mengalami banyak (“cukup kenyang”) penghinaan / olok-olok dari orang-orang yang merasa aman (berkuasa atas mereka) ay. 3-4. Pemazmur mengaduh kepada Tuhan dan memohon belas kasihan serta pembelaan dari Tuhan.

I. PEMAZMUR MEMANDANG KEPADA TUHAN

Pemazmur mengarahkan pandangannya kepada Tuhan. Memandang dalam Kamus besar bahasa Indonesia berarti melihat dan memperhatikan. Artinya Pemazmur mengarahkan pandangannya dan perhatiannya kepada Allah.“Memandang Allah” merupakan pandangan yang tepat, mengapa? Karena yang dipandang adalah Allah yang bersemayam di Sorga. Tuhan yang benar, Tuhan diatas segala tuhan. Tidak ada yang dapat disejajarkan dengan Allah (Mazmur 89:10). Jadi sangat ironis kalau kita sebagai orang percaya masih menduakan Tuhan. Kita masih percaya kepada takhayul, berhala-berhala, masih ke dukun. Rasul Paulus menegur jemaat Galatia yang kembali kepada kehidupan lamanya sebelum mengenal Kristus. Mereka kembali kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin (Galatia 4:8-10). Siapa yang kita pandang dalam hidup kita? Siapa yang kita andalkan, harapkan dan percayai? Pandanglah kepada Tuhan, sebab Dia Tuhan yang benar

II. SIKAP PEMAZMUR DALAM MEMANDANG TUHAN

Pemazmur memiliki sikap yang benar dalam memandang Tuhan. Ia bersikap seperti seorang hamba yang memandang kepada tangan tuannya. Seorang hamba atau budak tidaklah mempunyai hak sama sekali. Hidupnya bergantung penuh pada tuannya. Seorang tuan dapat berbuat apa saja terhadap budaknya. Bersikap seperti seorang hamba dalam memandang Tuhan, berarti:

a. Bergantung penuh pada kemurahan/ anugerah Tuhan. Setiap jawaban doa dari Allah merupakan sebuah anugerah. Kita tidak punya hak untuk memaksa Allah untuk mengabulkan doa kita. Tapi yang pasti Allah tahu yang terbaik buat anak-anakNya

b. Memiliki kerendahan hati (Mzm 131, Luk. 1:38).Seorang hamba dituntut kerendahan hatinya, karena itu adalah posisi sebenarnya bagi seorang hamba.

c. Hanya Tuhan yang layak ditinggikan dan dihormati. Kita adalah seorang hamba dan kita mempunyai “atasan” yaitu Tuhan, Dia layak ditinggikan dan dihormati.

III. KEPUTUSAN PEMAZMUR DALAM MEMANDANG TUHAN

Pemazmur mengambil keputusan untuk terus memandang Tuhan (memohon belas kasihan Tuhan) sampai Tuhan mengasihinya. Pemazmur tidak mau menyerah ataupun putus asa. Mengapa Pemazmur tidak mau putus asa dalam memandang Tuhan? Saya yakin pemazmur mempunyai keyakinan yang kuat bahwa Allah pasti memberikan belas kasihan kepadanya. Kedahsyatan Tuhan, keajaiban Tuhan, kemahakuasaan Tuhan bagi umat Israel merupakan sebuah referensi tersendiri bagi pemazmur. Tuhan Yesus memberikan perumpamaan tentang seorang sahabat yang terus meminta pertolongan dari sahabatnya pada tengah malam. Sekalipun sahabat itu tidak mau memberikan namun pada akhirnya sahabat itu memberikannya juga karena orang tersebut tidak malu meminta (Lukas 11:5-8). Bukankah Allah juga yang memberikan kekuatan kepada umat-Nya ketika umatNya menanti-nantikan-Nya (Yes. 40:31). Jadi teruslah memandang Tuhan, tetaplah memohon pertolonganNya !

Akhirnya, marilah kita memandang hanya kepada Tuhan Yesus dalam menghadapi segala pergumulan kita, baik masalah rumah tangga, pekerjaan, maupun masa depan. Mari bersikap sebagai seorang hamba dan ambillah keputusan untuk terus memandang Tuhan. Karena satu kali Dia pasti memberikan belas kasihanNya kepada kita. Tuhan Yesus memberkati.

Pdm. Dwi Cahyono, S.Th

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN