Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Minggu, 24 Juni 2012

Bersyukurlah atas Kebaikan dan Kasih Setia TUHAN

Mazmur 118:1-29

    Mazmur 118 adalah mazmur Ucapan Syukur, dimana Pemazmur bersyukur atas kebaikan dan kasih setia TUHAN yang diterimanya. Nampaknya, mazmur ini merupakan nyanyian yang dinyanyikan dalam ibadah umat Israel, mengingat adanya ajakan untuk bersyukur dan merupakan refrein dari mazmur ini (ayat 1-4; 28-29). Ya, kita diajak untuk bersyukur atas kebaikan dan kasih setia TUHAN kita, Yesus Kristus!  Apakah Saudara dapat beryukur atas kebaikan dan kasih setia Tuhan hari ini? Jika tidak, mungkin karena Saudara tidak memahami kebaikan dan kasih setia TUHAN dalam hidup ini seperti apa yang dipahami oleh Pemazmur. Nah, mari kita renungkan bagaimana kebaikan dan kasih setia TUHAN dalam mazmur 118 ini.
 
1. Kebaikan dan Kasih Setia TUHAN BUKAN Berarti Hidup Tanpa Pergumulan.
    Kita seringkali berpikir bahwa dimana ada kebaikan dan kasih setia TUHAN, maka disitu tidak akan ada pergumulan! Sayangnya, ini padangan yang salah! Perhatikan, Pemazmur justru menghadapi banyak pergumulan, tetapi dia tetap bersyukur dan mengajak kita untuk bersyukur. Apa yang dihadapi oleh Pemazmur? Pemazmur mengalami kesesakan (ayat 5), menghadapi banyak orang yang memusuhinya (ayat 10-12) dan mengalami penolakan yang hebat hingga dia terjatuh!(ayat 13 band. 22-23). Disinilah Pemazmur melihat kebaikan dan kasih setia TUHAN. Pemazmur benar-benar memahami bahwa adanya kebaikan dan kasih setia TUHAN dalam hidupnya, bukan berarti hidup tanpa masalah, namun justru di tengah pergumulanlah, kebaikan dan kasih setia Tuhan semakin nyata! Bukankah ditengah kegelapan, sinar akan semakin terang? Berapa banyak orang Kristen yang bersungut, marah dan menyalahkan TUHAN YESUS, ketika mengalami pergumulan hidup? Padahal di dalam pergumulan hidup justru kebaikan dan kasih setia TUHAN nyata! Biarlah kita seperti bunga teratai, dapat berbunga indah sekalipun ‘ditempatkan’ di rawa-rawa yang kotor, suatu tempat yang penuh dengan “PERGUMULAN”. Mari kita tetap bersyukur sekalipun ada di tengah pergumulan, TUHAN sudah ada di sana untuk menyatakan kebaikan dan kasih setiaNya!
 
2. Kebaikan dan Kasih Setia TUHAN itu Nyata Dalam Pertolongan-Nya yang SELALU TEPAT.
    Kebaikan dan kasih setia TUHAN selalu berhubungan dengan pertolonganNya. Pemazmur bersyukur karena telah menikmati kebaikan dan kasih setia TUHAN dalam hidupnya. Dan pertolongan TUHAN itu selalu tepat! Pertama, selalu tepat, sesuai dengan kebutuhannya. Saat Pemazmur menghadapi peperangan, TUHAN memberikan kemenangan (ayat 6, 10-12), saat ditolak, Dia menopang dan  menyambutnya (ayat 13), saat ‘salah jalan’, TUHAN mendisiplin dan menuntun kembali pada jalanNya (ayat 18). TUHAN selalu menolong kita dengan pertolongan yang tepat dengan apa yang kita butuhkan! Dia tidak pernah salah! Kedua, pertolongan TUHAN adalah pertolongan yang tepat waktu! Perhatikan apa yang disampaikan Pemazmur dimana dia menghadapi pergumulan, TUHAN tidak membiarkan dia kalah, terjatuh dan tidak bangun kembali atau tersesat! Tuhan kita, Yesus menolong pada waktu yang tepat! Inilah kebaikan dan kasih setia TUHAN: PertolonganNya yang tepat bagi kita!
 
3. Kebaikan dan Kasih Setia TUHAN itu adalah Campur Tangan Tuhan Setiap Hari.
    Kebaikan dan kasih Setia TUHAN nyata dalam campur tangan Tuhan dalam hidup kita SETIAP HARI. Pemazmur menyatakan bahwa TUHAN-lah yang menjadikan hari bagi kita (ayat 24-25). Pertama, ini berarti setia hari dalam hidup kita adalah pemberian (baca: dibuat) TUHAN bagi kita. Tidakkah kita bersyukur? Kalau kita ada hari ini, itu karena TUHAN yang memberikan hari ini untuk kita. Inilah kebaikan dan kasih setia TUHAN!  Kedua, TUHAN “menjadikan hari ini” bagi kita berarti setiap hari TUHAN turut campur tangan; mengatur dan berkarya bagi kita! Tidak ada satu haripun, Dia tidak hadir dan mengatur hidup kita. Wow, luar biasa bukan? Bukankah kita harus bersyukur senantiasa?

 Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN