YESAYA 55:8-11
Saudara yang dikasihi Tuhan pada hari ini melaui pembacaan kita, ada hasil perenungan yang perlu diletakkan sebagai pijakan perjalanan hidup ke depan, yakni RANCANGAN ALLAH. Kebenaran dan kekuatan rancangan Allah memiliki nilai mutlak untuk terwujudnya suatu peristiwa atau realitas kehidupan, yang itu berarti tidak dapat disejajarkan dengan nilai sebuah pengalaman. Sebab pengalaman hanyalah merupakan ‘ruang’ peristiwa dari kehidupan yang telah dirancangkan Allah. Oleh karena itu pada hari ini kita akan mempelajari beberapa bagian tentang rancangan Allah dalam kehidupan kita.
I. Mengenal Rancangan Allah
Kita harus menyadari bahwa perspektif kita bukanlah perspektif Allah. Perspektif kita berdasarkan pada apa yang kita lihat secara alami. Kita tidak mengerti sebagaimana Allah mengerti, ‘itulah sebabnya kita harus bertindak dengan iman. Hidup karena percaya, bukan karena melihat (2 Korintus 5:7). Allah menghendaki keselamatan dunia ini melalui iman di dalam Anak-Nya yang tunggal yaitu Yesus Kristus (Yohanes 3:16 band. Yeremia 29:11). Untuk mengenal rancangan Allah kita harus benar-benar memusatkan perhatian pada Firman Allah (Yohanes 1:1, 14). Firman Allah itulah yang harus menjadi dasar dan arah totalitas kehidupan kita, yang kemudian kita teruskan kepada orang laindi sekitar kita (Yohanes 15:16; 1 Petrus 2:9). Apabila hidup kita ada dalam rancangan Allah, kita akan menjadi berkat bagi orang lain di sekitarnya.
II. Bergerak dalam Rancangan Allah.
Apa arti dan aktualisasi bergerak dalam rancangan Allah. Pertama, mengakui bahwa Allah melakukan yang terbaik atau sesuai dengan kehendak-Nya; tidak selamanya Ia memberikan yang menyenangkan bagi kita misalnya, saat kita sakit, kita diberi obat yang pahit tetapi memiliki tujuan untuk kesembuhan kita. Jadi, terbaik bagi Allah, tidak sama dengan terbaik bagi kita. Berusahalah mengerjakan perkara yang Ia kehendaki, bukan yang kita senangi semata (Matius 26:39).
Kedua, menyadari posisi kita yaitu sebagai seorang hamba, artinya kita harus taat kepada perintah Tuhan. Seperti Yesaya yang mau diutus untuk masuk dalam rancangan Allah walau kelihatannya susah (Yesaya 6:8). Yesaya mau melakukannya karena ia yakin bahwa Allah akan melakukan yang terbaik baginya. Kita seharusnya demikian juga seperti Yesaya, bukan menolak ketika kita diutus untuk masuk dalam rancanganNya. Ketiga, menyadari atau mengakui bahwa sebagai hamba Allah, kita akan hidup dalam pemeliharaan-Nya. Dia akan mencukupkan seturut pemeliharaan-Nya (Filipi 4:19). Keempat, memiliki kepekaan secara rohani (Yesaya 55:6,7). Kelima, rela melupakan yang dibelakang dan sungguh-sungguh berlari mencapai tujuan-Nya (Filipi 3:13,14).
III. Jaminan dalam Rancangan Allah.
Ada jaminan atau kepasitan dalam rancangan Allah (Yesaya 55:11). Allah tidak pernah gagal dalam setiap tindakan yang dirancangkan-Nya. Allah dan firman-Nya tetap sama, bagaimanapun keadaan, status dan reaksi kita. Allah senantiasa bertindak sesuai dengan sifat dan kebenaran-Nya. Sifat setia-Nya menjadi jaminan tergenapinya setiap janji-janji firman-Nya. sementara ‘kekuatan’ pengalaman tidak ‘selalu’ mampu menjadi penjamin kehidupan masa kini, apalagi kehidupan yang akan datang (Lukas 5:1-11). Hanya firman-Nya yang benar dan setia, itu sebabnya hidup hanya dengan mempercayai setiap firman-Nya, dalam segala situasi kondisi kehidupan (Lukas 1:37).
Hanya dengan menggerakkan kehidupan di dalam rancangan Allah, kehidupan ini menjadi berarti. Berarti karena melangkah pasti untuk menikmati janji. Janji damai sejahtera untuk hidup masa kini dan keselamatan kekal untuk hidup yang akan datang (Yohanes 14:3, 27, 28). Tuhan Yesus memberkati.
I. Mengenal Rancangan Allah
Kita harus menyadari bahwa perspektif kita bukanlah perspektif Allah. Perspektif kita berdasarkan pada apa yang kita lihat secara alami. Kita tidak mengerti sebagaimana Allah mengerti, ‘itulah sebabnya kita harus bertindak dengan iman. Hidup karena percaya, bukan karena melihat (2 Korintus 5:7). Allah menghendaki keselamatan dunia ini melalui iman di dalam Anak-Nya yang tunggal yaitu Yesus Kristus (Yohanes 3:16 band. Yeremia 29:11). Untuk mengenal rancangan Allah kita harus benar-benar memusatkan perhatian pada Firman Allah (Yohanes 1:1, 14). Firman Allah itulah yang harus menjadi dasar dan arah totalitas kehidupan kita, yang kemudian kita teruskan kepada orang laindi sekitar kita (Yohanes 15:16; 1 Petrus 2:9). Apabila hidup kita ada dalam rancangan Allah, kita akan menjadi berkat bagi orang lain di sekitarnya.
II. Bergerak dalam Rancangan Allah.
Apa arti dan aktualisasi bergerak dalam rancangan Allah. Pertama, mengakui bahwa Allah melakukan yang terbaik atau sesuai dengan kehendak-Nya; tidak selamanya Ia memberikan yang menyenangkan bagi kita misalnya, saat kita sakit, kita diberi obat yang pahit tetapi memiliki tujuan untuk kesembuhan kita. Jadi, terbaik bagi Allah, tidak sama dengan terbaik bagi kita. Berusahalah mengerjakan perkara yang Ia kehendaki, bukan yang kita senangi semata (Matius 26:39).
Kedua, menyadari posisi kita yaitu sebagai seorang hamba, artinya kita harus taat kepada perintah Tuhan. Seperti Yesaya yang mau diutus untuk masuk dalam rancangan Allah walau kelihatannya susah (Yesaya 6:8). Yesaya mau melakukannya karena ia yakin bahwa Allah akan melakukan yang terbaik baginya. Kita seharusnya demikian juga seperti Yesaya, bukan menolak ketika kita diutus untuk masuk dalam rancanganNya. Ketiga, menyadari atau mengakui bahwa sebagai hamba Allah, kita akan hidup dalam pemeliharaan-Nya. Dia akan mencukupkan seturut pemeliharaan-Nya (Filipi 4:19). Keempat, memiliki kepekaan secara rohani (Yesaya 55:6,7). Kelima, rela melupakan yang dibelakang dan sungguh-sungguh berlari mencapai tujuan-Nya (Filipi 3:13,14).
III. Jaminan dalam Rancangan Allah.
Ada jaminan atau kepasitan dalam rancangan Allah (Yesaya 55:11). Allah tidak pernah gagal dalam setiap tindakan yang dirancangkan-Nya. Allah dan firman-Nya tetap sama, bagaimanapun keadaan, status dan reaksi kita. Allah senantiasa bertindak sesuai dengan sifat dan kebenaran-Nya. Sifat setia-Nya menjadi jaminan tergenapinya setiap janji-janji firman-Nya. sementara ‘kekuatan’ pengalaman tidak ‘selalu’ mampu menjadi penjamin kehidupan masa kini, apalagi kehidupan yang akan datang (Lukas 5:1-11). Hanya firman-Nya yang benar dan setia, itu sebabnya hidup hanya dengan mempercayai setiap firman-Nya, dalam segala situasi kondisi kehidupan (Lukas 1:37).
Hanya dengan menggerakkan kehidupan di dalam rancangan Allah, kehidupan ini menjadi berarti. Berarti karena melangkah pasti untuk menikmati janji. Janji damai sejahtera untuk hidup masa kini dan keselamatan kekal untuk hidup yang akan datang (Yohanes 14:3, 27, 28). Tuhan Yesus memberkati.
Pdt. Adrian L. Manikome, Bitung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar