Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Senin, 05 Agustus 2013

BERSAMA MENGHADAPI PERGUMULAN


2 RAJA-RAJA 4:1-7

    Pergumulan datang dengan tiba-tiba, tanpa di duga.Tentunya keluarga nabi itu tidak pernah menduga suami, ayah dan kepala keluarga mereka meninggal dunia. Bukan hanya tiba-tiba, pergumulan seringkali menghimpit jiwa dan kondisi menjadi serba sulit. Ketika penagih hutang mulai menagih dan mengancam akan merampas anak-anak isteri nabi, mereka dalam himpitan yang berat. Pada akhirnya pergumulan merampas damai sejahtera. Bayangkan, pastilah mereka kehilangan damai sejahtera. Demikian, seringkali pergumulan datang tiba-tiba, menghimpit jiwa dan merampas sukacita serta damai sejahtera kita bukan? Jika pergumulan menghadang kita, keluarga kita, apa yang harus kita lakukan? Mari belajar dari keluarga nabi yang telah lebih dahulu menghadapi pergumulan ini.
 
1. Bangun Kebersamaan!
    Kisah dalam 2 Raja-raja 4:1-7 ini adalah bukanlah kisah pergumulan seorang isteri, tetapi kisah pergumulan keluarga! Bukan isteri saja yang mengalami pergumulan, tetapi anak-anaknya yang akan segera dirampas dan dijadikan budak (ayat 1). Bahkan kisah ini menekankan anak-anak aktif membantu ibu mereka menghadapi pergumulan (kata “anak-anak” muncul 4 kali dalam ayat 4-6). Kebersamaan adalah anugerah Tuhan bagi kita untuk menghadapi setiap pergumulan. Kita tidak dapat sendiri menghadapi pergumulan hidup ini! Milikilah beban terhadap pergumulan yang dihadapi oleh suami, isteri atau anak-anak. Itu bukan pergumulan pribadi, tetapi pergumulan bersama. Jemaat sebagai keluarga Allah, seharusnya memiliki beban dan kerinduan membangun kebersamaan. Bukankah tali tiga lembar sulit diputuskan? Mari kita bangun kebersamaan dalam keluarga dan jemaat, sebagai keluarga Allah!
 
2. Bersama Berseru Kepada TUHAN.
    Isteri nabi dan anak-anaknya segera bertemu hamba Tuhan, nabi Elisa dan mengadukan pergumulannya. Berseru kepada Tuhan adalah langkah yang tepat menghadapi pergumulan. Lebih lagi apabila bersama dengan keluarga. Tuhan Yesus mengajarkan kebersamaan dalam doa. Bila dua orang sepakat berdoa dan meminta, maka Bapa akan mengabulkannya (Matius 18:19-20). betapa indahnya jika suami, isteri dan anak-anaknya berseru bersama kepada Tuhan Yesus. Pasti janji Tuhan akan digenapiNya! Satu hal lagi yang penting di sini yaitu bahwa TUHAN YESUS adalah tempat yang tepat untuk berseru, tidak ada yang lain!
 
3. Bersama Taat Kepada Firman TUHAN.
    Isteri nabi bersama anak-anaknya taat kepada firman Tuhan, kepada apa yang dikatakan nabi Elisa dan terjadilah mujizat!Ketaatan adalah wujud dari percaya kepada Tuhan dan kepada apa yang difirmankanNya. Alkitab dengan tegas mengatakan bahwa ketaatan selalu  menjadi  kunci dari mujizat Tuhan. marilah kita belajar hidup taat kepada Tuhan kita.
 
4. Bersama Berusaha Dengan Anugerah TUHAN.
   Mereka adalah keluarga yang berusaha! Isteri nabi dan anak-anaknya bekerja bersama dengan anugerah Tuhan (ay 4-6).  Ketika Istri nabi dan anak-anaknya bersama-sama bekerja, maka  mereka melihat mujizat Tuhan yang luar biasa. Jangan pernah merasa mampu sendiri. Saat  masalah atau pergumulan datang kita membutuhkan penolong. Share - kanlah pergumulan itu kepada orang terdekat kita,  dan mintalah dukungan dari padanya. Terutama anggota keluarga kita (suami, istri, anak-anak) serta belajar melibatkan anggota keluarga kita  dalam setiap pergumulan.    

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN