Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Minggu, 30 September 2012

Ingatlah kepada PENCIPTAMU !

PENGKHOTBAH 12:1

    Firman TUHAN mengingatkan kita supaya kita ingat kepada Pencipta kita, Tuhan Yesus Kristus! Memang, peringatan ini ditujukan untuk para pemuda atau “orang muda”, tetapi bukan berarti bukan untuk yang tua. “Muda” menunjukkan mereka yang usianya memang masih muda (kira-kira usia 12-40 tahun) seperti yang dapat kita perkirakan. Tetapi usia “muda” juga kita kenakan untuk membandingkan orang yang lebih tua atau lebih muda dari kita, meskipun perbandingan itu antara yang tua dan yang lebih tua bukan? Secara sederhana, usia “muda” menunjuk pada kepemilikan potensi atau kemampuan untuk mengingat TUHAN, Sang Pencipta. Jadi, ayat ini untuk kita semua: Ingatlah kepada Pencipta-mu!
    Apakah kita ingat kepada Pencipta? “Ingat kepada Pencipta” adalah sikap eling (bahasa Jawa-red), mengingat TUHAN dalam kehidupan ini. “Ingat akan Pencipta” ternyata, kalau kita rajin beribadah, berdoa, melayani TUHAN, memberitakan Injil dan paling penting, hidup takut akan Dia! Tanpa hal-hal ini sulit untuk kita katakan kita ingat TUHAN.
    
    Betapa banyak orang sibuk dan melupakan Penciptanya. Tetapi Pengkhotbah ini mengingatkan kita supaya kita ingat Pencipta kita! Siapa pengkhotbah ini? Dia adalah Salomo, seorang raja yang sukses, kaya raya dan pernah hidup dalam penuh kenikmatan. Tetapi ditengah limpahnya ‘apa yang menyibukkan banyak orang’ sampai tidak ingat Penciptanya ini, Salomo justru mengingatkan adanya TUHAN, Pecipta. Jangan hanya mengejar kesuksesan, kekayaan dan kesenangan, tetapi mari ingat akan Pencipta kita, TUHAN YESUS KRISTUS! Nah, mengapa kita harus ingat Pencipta kita, TUHAN YESUS?
1. Karena Kita Akan Menjadi Tua dan Mati (ayat 1-7).
     Pengkhotbah memberikan alasan pertamanya, bahwa akan datang hari-hari “yang malang mendekat” dan “tahun-tahun dimana dikatakan tidak ada kesenangan bagiku di dalamnya”! Setiap kita kan memasuki masa tua. Tidak ada yang akan muda seterusnya. Talmud, menafsirkan ayat 2-7 sebagai gambaran masa tua yang datang. Mata akan menjadi rabun, gigi-gigi mulai terlepas, tulang-tulang sulit digerakkan dan seterusnya. Bukankah hal ini benar? Kita akan menjadi tua, dan yang ada adalah “tidak ada kesenangan di dalamnya”. Bukan hanya itu, suatu saat akan tiba waktunya bagi kita dimana “debu kembali menjadi tanah, dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakan” (ayat 6-7). Ya, kita akan kembali kepada Pencipta kita. Itu sebabnya selagi masih muda, selagi masih kuat, selagi masih ada kesempatan, mari kita ingat kepada TUHAN kita, Pencipta kita! Mari kita setia beribadah, setia melayani TUHAN YESUS, setia memberitakan Injil dan hidup dalam kebenaran TUHAN. Sehingga jika masa tua menghampiri kita tidak akan menyesal. Kita didapatiNya telah hidup dengan mengingat TUHAN. 
2. Karena Waktu Hidup Kita Berlalu Dengan Cepat (11:9-10)
    Pengkhotbah dengan tepat menggambarkan bahwa hidup muda itu seperti fajar! (Baca secara berurutan 11:9-12:1). Fajar itu hanya sebentar (ayat 10). Tidak lebih dari satu jam! Memang hidup itu sangat singkat, jangan pernah disia-siakan. Hari berganti hari dengan sangat cepat. Tiba-tiba saja kita mendapati diri kita sudah tua dan jika kita tidak ingat kepada TUHAN, Sang Pencipta, kita hanya akan menyesalinya. Sebab itu, jangan tunda lagi, sekarang saatnya kita ingat kepada Pencipta kita! Ini saatnya kita setia beribadah, setia melayani, setia hidup dalam kebenaran dan bersungguh-sungguh kepada TUHAN kita, YESUS. Ingat, waktu yang kita miliki cepat berlalunya.
3. Karena Setiap Perbuatan Kita Akan Dipertanggung jawabkan Kepada ALLAH (12:13-14).
    Ini adalah alasan terakhir, yang dikemukakan Pengkhotbah: Setiap perbuatan kita akan dibawa ke pengadilan Allah (ayat 14).  Jika kita melupakan TUHAN, maka kita akan menanggung akibatnya, jika kita ingat akan TUHAN, kita memperoleh upahnya. Ajaran ini sesuai dengan Perjanjian Baru. Rasul Paulus menyatakan bahwa kelak akan ada pertanggung jawaban (1 Korintus 15:32). Jika hidup ini tidak dipertanggung jawabkan kelak, maka lebih baik hidup senang tanpa takut akan TUHAN saja!  Bukan itu saja, ia juga mengingatkan semua orang Kristen bahwa kita juga akan menghadap pengadilan Allah untuk mempertanggung jawabkan perbuatan kita yang baik atau yang jahat (2 Korintus 5:10). Pengadilan Allah ini untuk orang Kristen, untuk menerima pahala atas setiap perbuatan yang baik dan memuliakan TUHAN! Jangan pernah berpikir bahwa hidup kita bebas dari mempertanggung jawabkan apa yang kita perbuat di dunia ini! Mari kita setia beribadah, melayani dan hidup takut akan TUHAN, kelak kita akan mendengar hasil akhir pengadilan Allah: “Hai hamba-KU yang baik dan setia, masuklah ke dalam kebahagiaan Tuan-mu selama-lamanya”.
    
    Ingatlah bahwa kita akan menjadi tua dan mati, dan itu terjadi cepat yang pada akhirnya apa yang kita perbuat harus kita pertangung jawabkan kelak dihadapan Allah. Jika demikian, mari kita ingat kepada Pencipta kita mulai sekarang dan setiap hari. Tuhan Yesus memberkati.   

Pdt. Lukas Widiyanto, S.Th.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN