Yesaya 49:14-21
Kasih Tuhan kita, Yesus Kristus adalah kasih yang kekal. Ini adalah kebenaran yang diungkapkan oleh Alkitab! Tuhan mengasihi kita dengan kasih-Nya yang kekal, kasih yang tidak dibatasi oleh waktu dan TIDAK BERUBAH. Itu sebabnya Dia tidak akan pernah melupakan kita. Hanya saja, banyak orang Kristen ragu dan MEMPERTANYAKAN kekekalan kasih Yesus seperti orang-orang Yehuda [Kitab Yesaya ini ditulis untuk kaum Yehuda (lihat Yesaya 1:1)], Dan di Yesaya 49:14-21 ini TUHAN mengungkapkan kasih kekalNya kepada orang-orang Yehuda, juga kepada kita. Bagaimana kasih TUHAN yang kekal itu?
1. Kasih TUHAN yang kekal, tidak ‘tergantung’ pada kondisi.
Kondisi yang dialami orang Yehuda sungguh memprihatinkan, karena Sion dihancurkan oleh kerajaan Babel termasuk Bait Allah (586 SM). Dan semua orang Yehuda ditangkap dan dibuang ke Babel. Di Babel mereka menjadi budak dalam penderitaan. Sementara yang sisa, tinggal di Yerusalem berada dalam kemiskinan dan sama menderitanya. Tidak mengherankan mereka pun menuduh Tuhan tidak lagi mengasihi dan melupakan mereka. “Sion berkata: “TUHAN telah meninggalkan aku dan TUHAN-ku telah melupakan aku” seru mereka (ayat 14). Benarkan TUHAN sudah melupakan mereka? Inilah sebabnya TUHAN berfirman melalui nabi Yesaya tentang kasihNya yang kekal! Bukankah kita juga sering melakukan apa yang dilakukan orang-orang Yehuda, mempertanyakan dan meragukan kasih TUHAN yang kekal? TUHAN tidak berubah , demikian pula kasihNya. Kondisi baik atau buruk TIDAK DAPAT mengubah kualitas kasih Tuhan kita, Yesus, kasih yang kekal. Bahkan bila, kita meragukan kasih TUHAN, kasihNya tetap sama tidak berubah! Kondisi apapun yang kita alami tidak merubah kasih TUHAN yang kekal. Ada kalanya TUHAN mengijinkan kita berada dalam kondisi yang sangat buruk, tetapi bukan berarti kasihNya berubah dan berkurang. Dia tetap mengasihi kita. Ingatlah kasihNya kekal. Jangan ragukan ini!
Kondisi yang dialami orang Yehuda sungguh memprihatinkan, karena Sion dihancurkan oleh kerajaan Babel termasuk Bait Allah (586 SM). Dan semua orang Yehuda ditangkap dan dibuang ke Babel. Di Babel mereka menjadi budak dalam penderitaan. Sementara yang sisa, tinggal di Yerusalem berada dalam kemiskinan dan sama menderitanya. Tidak mengherankan mereka pun menuduh Tuhan tidak lagi mengasihi dan melupakan mereka. “Sion berkata: “TUHAN telah meninggalkan aku dan TUHAN-ku telah melupakan aku” seru mereka (ayat 14). Benarkan TUHAN sudah melupakan mereka? Inilah sebabnya TUHAN berfirman melalui nabi Yesaya tentang kasihNya yang kekal! Bukankah kita juga sering melakukan apa yang dilakukan orang-orang Yehuda, mempertanyakan dan meragukan kasih TUHAN yang kekal? TUHAN tidak berubah , demikian pula kasihNya. Kondisi baik atau buruk TIDAK DAPAT mengubah kualitas kasih Tuhan kita, Yesus, kasih yang kekal. Bahkan bila, kita meragukan kasih TUHAN, kasihNya tetap sama tidak berubah! Kondisi apapun yang kita alami tidak merubah kasih TUHAN yang kekal. Ada kalanya TUHAN mengijinkan kita berada dalam kondisi yang sangat buruk, tetapi bukan berarti kasihNya berubah dan berkurang. Dia tetap mengasihi kita. Ingatlah kasihNya kekal. Jangan ragukan ini!
2. Kasih TUHAN yang kekal, tidak ‘tergantung’ pada ketidaksetiaan.
Mengapa Sion dan orang-orang Yehuda mengalami kehancuran? Sebenarnya mereka mengalami kondisi yang sulit karena mereka telah berbuat dosa dan menjadi tidak setia kepada Tuhan yang mengasihi dengan kasih yang kekal. Mereka terus hidup dalam dosa dan ketidaksetiaan (band. Yesaya 1:2-9). Apakah Tuhan berubah? TIDAK! Dia tetap mengasihi dengan kasih yang kekal (2 Timotius 2:12-13). Mau buktinya? Lihat sajaTuhan tetap mencari, berfirman dan mengingatkan berulang-ulang melalui nabi Yesaya dan nabi-nabi lain. Tuhan juga mengijinkan kehancuran mereka sebagai “sarana” ‘pemurnian’ supaya mereka kembali kepada-Nya. Bahkan Tuhan menyampaikan ungkapan kasih-Nya melalui Yesaya dalam ayat yang kita renungkan ini (Yesaya 49:14-21), agar mereka kembali kepada-Nya dan kuat. Saya harus menegaskan dahulu bahwa saya tidak bermaksud supaya Saudara tidak setia saja sebab TUHAN setia, sekalipun kita tidak setia. Justru karena Dia setia, maka seharusnya kita setia kepadaNya yang setia! Bila hari ini Saudara mengalami kegagalan, berdosa dan mungkinberubah menjadi tidak setia kepada Tuhan kita, Yesus, kembalilah kepadaNya sebab kasihNya tidak berbuah terhadap Saudara! Dia mencari Saudara! Dan jadilah lebih setia kepada Tuhan!
Mengapa Sion dan orang-orang Yehuda mengalami kehancuran? Sebenarnya mereka mengalami kondisi yang sulit karena mereka telah berbuat dosa dan menjadi tidak setia kepada Tuhan yang mengasihi dengan kasih yang kekal. Mereka terus hidup dalam dosa dan ketidaksetiaan (band. Yesaya 1:2-9). Apakah Tuhan berubah? TIDAK! Dia tetap mengasihi dengan kasih yang kekal (2 Timotius 2:12-13). Mau buktinya? Lihat sajaTuhan tetap mencari, berfirman dan mengingatkan berulang-ulang melalui nabi Yesaya dan nabi-nabi lain. Tuhan juga mengijinkan kehancuran mereka sebagai “sarana” ‘pemurnian’ supaya mereka kembali kepada-Nya. Bahkan Tuhan menyampaikan ungkapan kasih-Nya melalui Yesaya dalam ayat yang kita renungkan ini (Yesaya 49:14-21), agar mereka kembali kepada-Nya dan kuat. Saya harus menegaskan dahulu bahwa saya tidak bermaksud supaya Saudara tidak setia saja sebab TUHAN setia, sekalipun kita tidak setia. Justru karena Dia setia, maka seharusnya kita setia kepadaNya yang setia! Bila hari ini Saudara mengalami kegagalan, berdosa dan mungkinberubah menjadi tidak setia kepada Tuhan kita, Yesus, kembalilah kepadaNya sebab kasihNya tidak berbuah terhadap Saudara! Dia mencari Saudara! Dan jadilah lebih setia kepada Tuhan!
3. Kasih TUHAN yang kekal, menjamin kemenangan akhir (ayat 16-17,19).
Kasih Tuhan yang kekal memastikan Sion akan dibangun kembali dan dipulihkan (Yesaya 49: 17-26). Dan, benar, kasih yang kekal mengerjakan penggenapan nubuat ini. Pada tahun 539 SM TUHAN membawa umat Yehuda kembali ke Yerusalem. Tangan Tuhan sendiri yang melakukannya (2 Tawarikh 36:22-23 band. Ezra 1:1-4). Bukan hanya itu, Sion, temboknya dan Bait Allah benar-benar dibangun kembali! Kasih Allah yang kekal pasti menjamin kemenangan kita dalam Kristus. Bagaimana bisa? Pertama, kasih Tuhan yang kekal memastikan kita tidak akan pernah bergumul sendiri. Di Yerusalem maupun di pembuangan Babel, orang-orang Yehuda tidak pernah dilupakan apalagi ditinggalkan. Demikian juga kita bukan? Kedua, karena kasihNya yang kekal, TUHAN yang memberikan kemenangan. Kemenangan dan pemeliharaan yang sejati SUDAH dan SEDANG kita nikmati dalam Tuhan Yesus bukan. Dan terus akan kita nikmati SAMPAI pada kekekalan (Yesaya 49-66).
Kasih Tuhan yang kekal memastikan Sion akan dibangun kembali dan dipulihkan (Yesaya 49: 17-26). Dan, benar, kasih yang kekal mengerjakan penggenapan nubuat ini. Pada tahun 539 SM TUHAN membawa umat Yehuda kembali ke Yerusalem. Tangan Tuhan sendiri yang melakukannya (2 Tawarikh 36:22-23 band. Ezra 1:1-4). Bukan hanya itu, Sion, temboknya dan Bait Allah benar-benar dibangun kembali! Kasih Allah yang kekal pasti menjamin kemenangan kita dalam Kristus. Bagaimana bisa? Pertama, kasih Tuhan yang kekal memastikan kita tidak akan pernah bergumul sendiri. Di Yerusalem maupun di pembuangan Babel, orang-orang Yehuda tidak pernah dilupakan apalagi ditinggalkan. Demikian juga kita bukan? Kedua, karena kasihNya yang kekal, TUHAN yang memberikan kemenangan. Kemenangan dan pemeliharaan yang sejati SUDAH dan SEDANG kita nikmati dalam Tuhan Yesus bukan. Dan terus akan kita nikmati SAMPAI pada kekekalan (Yesaya 49-66).
Akhirnya, mari kita bersyukur dan mempercayai kasih TUHAN adalah kasih yang kekal, kasih yang tidak tergantung pada kondisi yang kita alami, ketidaksetiaan dan kasih yang menjamin kemenangan akhir orang-orang yang setia kepadaNya. Lalu, apa perlunya kita masih meragukan kasihNya?
Pdt. Lukas Widiyanto, M.Th.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar