Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Minggu, 02 Maret 2014

KASIH KRISTUS dalam Keluarga


Efesus 5:22-6:4


    Siapa yang tidak rindu memiliki keluarga yang berbahagia? Keluarga yang bahagia merupakan usaha oleh anugerah Tuhan Yesus. Maksud Saya, keluarga bahagia tidak serta merta terjadi. Keluarga bahagia BUKAN ‘otomatis’ terbentuk karena sudah diberkati di gereja, tetapi HARUS diusahakan. Benar, bahwa TUHAN-lah sumber kebahagiaan dan hanya Dia-lah yang dapat menjadikan keluarga kita berbahagia. Tetapi, disisi lain, TUHAN mengharuskan kita, setiap anggota keluarga dengan kekuatan dan anugerahNya, mengusahakan keluarga yang berbahagia. Dan Rasul Paulus memberitahukan rahasia keluarga yang INDAH dan berbahagia, yaitu jika keluarga menjadikan kasih Kristus nyata dalam keluarga. Bila kasih Kristus menjadi dasar penikahan dan keluarga niscaya sukacita, kebahagiaan dan keindahan dapat dinikmati bersama. Kasih Kristus harus diwujudkan dalam keluarga, bukan hanya dibicarakan dan dikhotbahkan! Bagaimana kita wujudkan kasih Kristus dalam keluarga kita?
 
1. Kasih Kristus harus nyata dalam PENUNDUKAN DIRI. 
    Setiap anggota keluarga harus memiliki roh penundukan diri. Inilah kasih Kristus yang harus kita teladani dan wujudkan dalam keluarga: penundukan diri. Paulus menegaskan bahwa seorang istri TUNDUK kepada suaminya (Efesus 5:22). Anak-anak juga harus TUNDUK  kepada orang tua, sebagai wakil Allah (Efesus 6:1-3). Bukan hanya isteri dan anak-anak, tetapi suami juga harus TUNDUK kepada KRISTUS (1 Korintus 11:3 band Efesus 5:22-33). Allah-lah yang memberikan hierarki keluarga. Kasih bukan hanya berbicara tentang memberi dan memberi, tetapi juga penundukan diri. Apakah penundukkan diri itu? Pertama, penundukan diri adalah merendahkan diri dengan memberi kesempatan kepada yang berhak memimpin dalam keluarga. Rendahkan diri, jangan isteri merasa harus menguasai rumah tangga atau anak-anak ‘berani’ memerintah karena merasa pendidikan atau gajinya lebih tinggi dari orang tua! Kedua, penundukan diri adalah kepatuhan kasih kepada yang ditunjuk Allah untuk memimpin keluarga. Tentu saja kepatuhan ini harus disertai hikmat TUHAN dan mengingat perannya sebagai isteri dan anak-anak, sebagai ‘penolong’. Ketiga, penundukan diri pada kepemimpinan yang Allah tentukan menempatkan diri kita pada penundukan diri pada Allah kita. Nah, bayangkan kalau isteri tunduk kepada suami; anak-anak tunduk pada orang tua dan suami tunduk pada Kristus. Indah bukan? Itulah perwujudan kasih Kristus!   
 
2. Kasih Kristus harus nyata dalam MENGHORMATI satu dengan yang lain. 
    Kasih Kristus harus diwujudkan dengan saling menghormati. Setiap anggota keluarga harus saling menghormati. Suami dan istri saling MENGHORMATI (ayat 33). Demikian juga orang tua dan anak-anak saling  MENGHORMATI (6:1-4). Tentu saja ini akan menjadikan keluarga bahagia. “Menghormati” bukan sekedar masalah ‘ucapan ’ tetapi sikap. Pertama, menghormati di mulai dari hati dan anggota yang dapat “MENERIMA” anggota keluarga. Kedua, menghormati akan selalu nampak dalam perkataan yang penuh kasih dan perbuatan yang penuh hormat terhadap anggota keluarga kita. Jangan kata-kata yang pedas, kasar dan kotor kita gunakan untuk keluarga kita. Gunakan kata-kata yang penuh kasih Kristus. demikian juga sikap dan perbuatan. Ketiga, menghormati adalah sikap menunjuk pada KESETIAAN kepada keluarga. Bagaimana disebut “menghormati” isteri, suami dan anak-anak jikalau seseorang itu selingkuh, berlaku tidak setia? Bila anggota keluarga mewujudkan kasih Kristus dengan saling menghormati, sudah pasti ketentraman dan kebahagiaan dirasakan bersama.  
 
3. Kasih Kristus harus nyata dalam PERBUATAN BAIK. 
    Kasih Kristus bukan untuk diucapkan saja, tetapi harus nyata dalam perbuatan kasih dalam keluarga. Perbuatan kasih yang “seperti Kristus telah kerjakan untuk gerejaNya” (ayat 25-33 band. 1 Yohanes 3:16-18). Bagaimana kasih Kristus terhadap gerejaNYa? Pertama, berani berkurban. Bayangkan jika suami, isteri dan anak-anak saling ‘rindu berkurban’, tidak egois dan saling memberi! Kedua,  merawat dan mengasuh (Efesus 5:26,29). Bukan hanya ‘omong’ saja, tetapi tindakan Kasih; memelihara cinta kasih suami-isteri, orang tua dengan anak-anak.
   
    Pastikan di bulan kasih ini, kasih Kristus kita wujudkan dalam keluarga. Dan nikmati semua anugerah TUHAN YESUS dalam keluarga kita. Selamat mengasihi! 

 Pdt. Lukas Widiyanto, M.Th.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN