Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Selasa, 04 Maret 2014

KIDUNG CINTA Pelajaran dari kitab Kidung Agung


Kidung Agung 8:6-7


    Kitab Kidung  Agung? Waduh, kitab itu kok vulgar ya? Iya, kayak agak ‘saru’ (bahasa Jawa).Benar begitu? Sebenarnya tidak demikian. Jika kitab Kidung Agung dibaca dan dipahami dengan benar, maka kita akan menemukan betapa kudusnya pengajaran kitab ini. Baiklah kita mulai untuk memahaminya.
    Kitab Kidung Agung ini ditulis oleh Salomo (1:1). Kitab ini bertemakan “nyanyian cinta kasih” karena isinya adalah ungkapan kasih sepasang mempelai, yaitu Salomo dengan mempelainya Sulam. Masih ada nyanyian putri-putri Sion juga tentang cinta. Apa sih yang diajarkan kitab Kidung Agung ini? Paling tidak ada 2 pengajaran penting di dalamnya.     
 
1. Cinta Kasih Suami Isteri Dalam TUHAN.
    Kitab Kidung Agung berisi nyanyian atau puji-pujian mempelai pria kepada mempelai wanitanya dan sebaliknya. Di dalam kitab ini, cinta kasih begitu indah dan diwujudkan dalam nyanyian dan tindakan kasih. Apakah ‘porno’ seorang suami memuji isterinya sendiri? Tidak bukan? nah, pertama, kitab ini mengajarkan bahwa cinta kasih dan kebahagiaan suami-isteri adalah anugerah TUHAN dan seharusnya terus diusahakan dan dijaga oleh yang menerimanya. Bagaimana menjaganya? Dengan menghadirkan kasih dan cinta dalam perkataan dan perbuatan antara suami dan isteri. Mari kita nyatakan cinta pada suami atau isteri. Kapan terakhir Saudara, sebagai suami atau isteri memuji isteri atau suaminya? Apakah dalam nikah Saudara  cinta diungkapkan dengan baik? Kedua, cinta kasih suami isteri harus dijaga karena anugerah TUHAN dan kudus dihadapanNya (band. Ibrani 13:4). Cinta itu seharusnya kuat, terlebih bagi orang Kristen karena TUHAN-lah sumber cinta kasih bukan yang lain! Cinta begitu kuat, tidak dapat digantikan apapun (Kid 8:6). Seharusnya anugerah TUHAN dalam pernikahan dijaga dalam KESETIAAN. Hanya ada satu suami dan satu isteri, yang lainnya dosa! Kitab Kidung Agung mengagungkan cinta kasih yang setia ini. Seharusnya pernikahan Kristen menaatinya untuk menjaga anugerah yang indah dalam pernikahan. Ketiga, kitab Kidung Agung mengajarkan bahwa seks adalah anugerah TUHAN dalam pernikahan yang kudus. Kitab ini menegaskan bahwa freeseks, sex before married dan perzinahan adalah dosa! Seks bukan dosa, melainkan anugerah TUHAN dalam pernikahan. Sudah seharusnya kita mensyukuri dan menjaga kekudusannya.        
 
2. Cinta Kasih Antara TUHAN dan jemaatNya.
      Nah, ini pengajaran selanjutnya: Cinta kasih TUHAN dengan jemaatNya. Orang Yahudi memahami kitab ini juga dengan cara alegoris selain harus dibaca secara hurufiah seperti penjelasan di atas. Bagi orang Yahudi, Salomo adalah gambaran Allah dan Sulam, mempelainya, adalah Israel. Umat Israel digambarkan sebagai mempelai atau isteri dari TUHAN adalah penggambaran yang lasim di Perjanjian Baru. Lihat saja kitab Hosea atau Yehezkiel 16 dan masih banyak ayat lagi.
   
    Bagi orang Kristen, kitab Kidung Agung adalah tipologi dari cinta kasih Kristus dengan GerejaNya. Rasul Paulus menekankan gambaran ini dalam 2 Korintus 11:1-3 dan Efesus 5:22-33. Gereja adalah mempelai perempuan TUHAN yang seharusnya setia kepada Kristus, tunduk dan taat serta menantikan saat yang indah, yaitu pertemuan dengan Kristus yang akan datang kembali kelak! Berikutnya, Paulus juga mengajarkan bahwa hubungan KRISTUS dengan GerejaNya sebagai TELADAN atau POLA hubungan suami dan isteri Kristen. Seperti Kristus mengasihi Gereja, demikianlah suami mengasihi isteri. Kasih Kristus seharusnya menjadi teladan untuk suami dan isteri dalam penundukannya kepada Kristus, saling menghormati dan saling mengasihi. Dan kitab Kidung Agung memberikan tipologi atau gambaran yang indah bagaimana TUHAN mengasihi GerejaNya.
    
    Nah, saatnya kita melakukan firman TUHAN. Saatnya kita, para suami menyatakan cinta dan kasih kepada isteri kita sendiri seperti Salomo kepada Sulam, seperti Kristus pada GerejaNya. Demikian pula Saudara yang adalah seorang isteri, mari kita mengasihi dengan perkataan dan perbuatan. Tunggu apa lagi? Selamat menyatakan cinta kasih TUHAN bagi pasangan yang Dia anugerahkan... 

Pdt. Lukas Widiyanto, M.Th.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN