Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Jumat, 05 Februari 2010

TUHAN ADALAH GEMBALAKU (2)

MAZMUR 23:1-6

Daud, oleh Roh Kudus, menyadari bahwa dengan Tuhan sebagai Gembala hiodupnya, maka hidup menjadi tidak akan kekurangan! Pastikan Tuhan Yesus menjadi Gembala hidup Saudara meniti hari-hari di tahun 2010. Menjadikan Tuhan Yesus Gembala hidup kita, memastikan kehidupan kita tidak akan pernah kekurangan. Jadikan Tuhan Yesus sebagai Gembala, maka hidup kita tidak akan kekurangan segala sesuatu. Artinya Tuhan cukup bagi kita, mengapa harus demikian?

1. Keberadaan TUHAN YESUS Sebagai Gembala Menjamin Hidup Kita Tidak Akan Kekurangan.

Ingat bahwa yang menjadi Gembala kita adalah Tuhan sendiri, Tuhan kita Yesus Kristus! Minggu lalu kita sudah merenungkan bersama-sama. Karakter TUHAN sebagai Gembala dijelasakan oleh Daud dengan indah. Pertama, Tuhan adalah Gembala yang penuh kasih (ayat 2-3). Kedua, Dia adalah Gembala yang perkasa, penuh kuasa (ayat 4-5) dan Tuhan adalah Gembala yang setia. Jika Gembala jiwa kita adalah Allah yang penuh kasih, perkasa dan setia, masihkah kita takut melangkah di hari esok? Sebab itu, pastikan Tuhan Yesus menjadi Gembala Saudara!


2. Adanya Tantangan Dalam Perjalanan Hidup Kita (ayat 4-5).

Tidak dapat disangkali bahwa selalu ada tantangan disepanjang perjalan hidup kita. Melalui Mazmur 23, Daud dengan jujur menceritakan tantangan dalam perjalanan hidupnya. Secara tersirat kawanan domba mudah terseret sungai air yang deras dan mudah tersesat (ayat 2-3). Lembah kekelaman selalu menjadi tempat yang mengerikan untuk dilewati kawanan domba (ayat 4). Kawanan domab yang lemah memerlukan pembelaan gembala saat menghadapi para lawan mereka (ayat 5). Memang, menjadikan Tuhan Yesus sebagai Gembala hidup kita, bukan berarti hidup tanpa tantangan. Tetapi justru kesadaran bahwa ada tantangan sudah seharusnya membuat kita semakin bersandar pada Gembala kita, Tuhan Yesus! Bukankah kita juga menghadapui berbagai tantangan dalam hidup ini? Dosa mengintai dan membujuk agar kita tersesat dan binasa. sementara keinginan daging kita yang menggodai kita untuk berbuat dosa dan tersesat dari jalan Tuhan. Tantangan yang lain adanya banyak penyesat dengan ajarannya yang membinasakan. Terakhir, adalah pergumulan hidup. Siapa yang tidak pernah mengalami pergumulan hidup? Justru semua ini menyadarkan kita betapa pentingnya berjalan bersama-sama dengan Gembala kita, Tuhan Yesus. Mari kita jadikan Tuhan Yesus sebagai Gembala hidup kita.


Menjadikan TUHAN sebagai Gembala?

Sampailah kita pada perenungan bagaimana menjadikan Tuhan Yesus sebagai Gembala hidup kita.

1. Terima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan

Juruselamat Saudara!

Daud mengakui Tuhan adalah Gembala-nya (ayat 1). Penting penerimaan dan pengakuan. Saat Saudara menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi Saudara, maka Dia menjadi Gembala jiwa Saudara (Roma 10:9-10). Jika sudah menerima Kristus Tuhan, maka mari kita PERCAYA terus dan bersandar kepada Tuhan Yesus. Inilah artinya menjadikan Tuhan sebagai Gembala kita. Bersandarlah pada Tuhan Yesus yang Mahasegalanya! Dia penuh kasih, mahakuasa dan setia!

2. Taati TUHAN YESUS, Gembala Kita (ayat 2-3).

Menjadikan Tuhan Yesus sebagai Gembala berarti taat sepenuhnya kepada Dia! Gembala, pertama-tama memiliki arti pemimpin yang menuntut ketaatan kita. Jika domba-domba tidak mau dibaringkan di pdang berumput hijau, bagaimana mereka terpelihara? Jika mereka berontak saat di bawa ke air yang tenang, mana mungkin bisa disegarkan? Jika tidak taat saat dituntun ke jalan yang benar, apakah mereka melangkah di jalan yang benar? Ya, menjadikan Tuhan Yesus sebagai Gembala kita bukan hanya beribadah, menyanyi dan berdoa, namun TAAT kepadaNya. Taat kepada firmanNya. Mari tahun ini kita semakin taat kepada Tuhan Yesus!


3. Bangunlah Relasi Yang Karib Dengan TUHAN YESUS!

Perhatikan bagaimana nyanyian Mazmur 23:1-6 ini ditulis. Daud memulai dengan menuliskan hubunganNya dengan Tuhan dengan gaya “aku” dan “Ia” pada ayat 2-3. “Ia” mengerjakan untuk “aku”. Namun ayat 4-6, Daud menggunakan gaya yang lebih ‘karib’ yaitu “aku” dengan “Engkau”. Tuhan disebut bukan dengan “ia” yang terkesan ‘jauh’, namun “Engkau” yang ‘dekat’! Bukankah domba-domba mengenal suara Gembalanya? (Yohanes 10:2-4). Mari di tahun ini kita semakin dekat dengan Tuhan Yesus, Sang Gembala kita.

Akhirnya, marilah kita jadikan Tuhan Yesus sebagai Gembala hidup kita. Gembala keluaraga kita, Gembala dalam usaha dan seluruh saspek kehidupan kita. Bersandar, taat dan bangun relasi yang dekat dengan Tuihan Yesus. Dan nikmatilah hidup yang tidak akan berkekurangan! Tuhan Yesus memberkati!


Pdt. Lukas Widiyanto S.Th.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN