Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Sabtu, 28 Juni 2014

BERBELAS-KASIHANLAH


Matius 14:13-20

        Tuhan Yesus tergerak hatiNya oleh belas kasihan ketika melihat orang-orang yang mengikutiNya. Apakah yang dimaksud dengan belas kasihan? Kata “belas kasihan” adalah perasaan iba melihat orang lain menderita atau perasaan mengasihi karena iba [KBBI,125]. Tentu saja, bagi kita, hanya karena dorongan kasih Kristus, kita dimampukan untuk berbelaskasihan. SEcara tegas Alkitab menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan Yesus bukan hanya TELADAN dari berbelas kasihan, tetapi Dia-lah SUMBER dari BELAS KASIHAN.   Nah, sebagai murid-murid Tuhan Yesus, kita seharusnya juga memilki belas kasihanNya. Bukankah kita anak-anakNya? Sudah seharusnya kita juga berbelas kasihan seperti Yesus, Tuhan kita. Berbelas kasihan kepada mereka yang menderita dan yang terhilang.
Alasan Mengapa Kita Harus BERBELAS KASIHAN
    
    Nats yang kita baca memberikan dua alasan penting mengapa kita harus berbelas kasihan.
1. Karena Tuhan Yang mengajar kita untuk berbelas kasihan [ayat 13-16].
   Ketika Tuhan Yesus berfirman: “Kamu harus memberi mereka makan” [ayat 16], Dia sedang mengajar para murid-Nya untuk bertumbuh dalam belas kasihan. Dia tahu bahwa murid-muridNya tidak memiliki banyak makanan. Apalagi untuk 5000 orang belum termasuk perempuan dan anak-anak [ayat 21]. Tetapi Yesus tetap menyuruh mereka memberi makan. Yesus ingin berkata”Ayo belajarlah berbelas kasihan. Ya, belas kasihan adalah ajaran Tuhan kita. Saat berkhotbah di Bukit, Yesus mengajarkan tentang sedekah bahkan belas kasihan ditujukan bagi orang yang memusuhi kita [Matius 6:1-4;5:44]. Dia menyatakan bahwa yang dikehendaki Bapa adalah belas kasihan [9:13]. Jadi, Bila kita adalah murid-murid Tuhan Yesus sudah seharusnya mendengar dan melakukan ajaran Sang Guru kita, Tuhan Yesus; berbelas kasihanlah. Mari kita taat kepada ajaranNya.
2. Karena Tuhan Yesus MENELADANKAN belas kasihan bagi kita [ayat 14].
   Tuhan Yesus bukan cuma mengajar, Dia memberi TELADAN yang sempurna dalam berbelas kasihan. Setiap kali melihat penderitaan, timbul belas kasihan [ayat 14]. Mari kita teladani, ketika kita diijinkan TUHAN melihat penderitaan orang lain, TUHAN ingin kita berbelas kasihan dan memberikan doa dan bantuan. Berikutnya, belas kasihan Tuhan Yesus, yang diteladankan kepada kita adalah belas kasihan yang tidak terbatas. Bayangkan Tuhan Yesus sedang berduka dan ingin menyendiri karena Yohanes Pembaptis dibunuh dengan kejam oleh raja Herodes [band. 14:1-13], Namun  kesedihanNya tidak menghalangi belas kasihNya kepada orang banyak. Dia tetap melayani dan menunjukkan belas kasihNya. Bagaimana dengan kita? Terakhir, teladan belas kasihanNya adalah belas kasihan “hingga mati di kayu salib”. Ya, bayangkan jika belas kasihanNya hanya menyembuhkan dan memberi makan yang kelaparan, tentu kita tidak akan terselamatkan. Belas kasihan Tuhan Yesus sempurna bahkan tidak melihat siapa kita. Justru pada waktu kita tidak layak dikasihani, Dia mengasihani kita hingga mati di kayu salib [Roma 5:8-10]. Nah, mari kita mengikuti teladan Tuhan kita, berbelas kasihan.
 
Berkat Dari BERBELAS KASIHAN.    
    Belas kasihan mendatangkan berkat yang indah bagi mereka yang berbelas kasihan kepada orang lain. Apa berkatnya? Pertama, belas kasihan yang kita lakukan akan menumbuhkan karakter belas kasihan, sehingga kita terus bertumbuh menjadi serupa dengan KRISTUS [ayat 16-17]. Hanya dengan menanam karakter belas kasihan, maka karakter itu akan terus bertumbuh. Tanamlah, berbelas kasihanlah. Kedua, berbelas kasihan membuat kita ‘turut dilayani’ Tuhan. Lihat saja, para murid yang berbelas kasihan turut pula menikmati mujizat Tuhan Yesus [ayat 20]. Saat kita berbelas kasihan, kita pun beroleh belas kasihan Tuhan. Ketiga, belas kasihan menyebabkan kita menikmati mujizat dan limpahnya berkat. Ya, setiap kali belas kasihan ditaburkan, kita akan melihat mujizat Tuhan Yesus dinyatakan. Dan bukan hanya orang lain yang menikmati, tetapi orang-orang yang menyatakan belas kasihan. Terakhir, belas kasihan menjadikan kita ‘mujizat’ Tuhan bagi orang lain. Bayangkan, ketika seseorang benar-benar membutuhkan pertolongan Tuhan dan kita datang dengan belas kasihan Tuhan menolong orang tersebut. Bukankah orang itu akan bersyukur kepada Tuhan? Bukankah dia mendapat suatu mujizat? Dan mujizat itu adalah Saudara. Yang terpenting, nama Tuhan Yesus dimuliakan melalui hidup kita, belas kasih kita kepada banyak orang.

Pdt. Lukas Widiyanto, M.Th.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN