Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Sabtu, 28 Juni 2014

Ketika Roh Kudus Dicurahkan


Kisah Para Rasul 2:1-11


    Roh Kudus sudah dicurahkan. Benar, inilah yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 2:1-11. Dan berkatnya tetap bagi kita di masa kini. Mari kita lihat apa yang terjadi saat Roh Kudus dicurahkan ?
 
1. Orang percaya dipenuhi Roh Kudus [ayat 4].
     Saat Roh Kudus dicurahkan, murid-murid dipenuhi oleh Roh Kudus. Semua, tanpa terkecuali dipenuhi Roh Kudus dan mereka berkata-kata dalam bahasa Roh. Ya, Pencurahan Roh Kudus yang pertama memungkinkan setiap setiap orang Kristen dipenuhi Roh Kudus. Karena Roh Kudus telah dicurahkan, maka setiap orang percaya dapat dipenuhi Roh Kudus. Pengalaman pencurahan Roh Kudus sebagai pemenuhan janji Allah dalam Perjanjian Lama dan sekaligus janji Tuhan Yesus saat pelayananNya telah digenapi. Dan terjadi sekali untuk selamanya, namun dampak atau bisa dikatakan sebagai “berkat” dari pencurahan Roh Kudus tersebut adalah berkat selamanya. Kita bukan saja dibaptis oleh Roh kudus, tetapi dapat terus menerus dipenuhi oleh Roh Kudus [KPR 8:14-17;10:44-46;19:1-7 band, Efesus 5:18]. Sebab itu Rasul Paulus mendorong setiap orang Kristen untuk terus menerus dipenuhi oleh Roh Kudus [Efesus 5:18 - sesuai tata bahasa Yunani]. Apakah Saudara penuh dengan Roh Kudus hari ini?
 
2. Orang percaya menikmati Pengalaman Rohani.
    Pada pencurahan Roh Kudus yang pertama, para murid menerima pengalaman rohani [ayat1-4,13]. Murid-murid berkata-kata dalam bahasa Roh. Dan sangat penting kita perhatikan bahwa saksi mata saat itu melihat fenomena yang ‘aneh’ sehingga mereka menyindir para murid sebagai “orang yang mabuk anggur di pagi hari” [ayat 13]. Ini menunjukkan kemungkinan adanya pengalaman rohani yang mereka lihat saat Roh Kudus dicurahkan. Sebenarnya, pengalaman rohani yang dialami murid-murid adalah akibat logis dari kehadiran Roh Kudus [4:31;10:44-46; 19:1-7]. Ya, di mana Roh Kudus hadir, di situ terjadi pengalaman rohani yang dalam. Pengalamanan rohani tidak selalu yang nampak ‘aneh’ atau spektakuler, namun dapat saja ‘jamahan’ Tuhan yang membuat kita begitu bersyukur, teguran Roh Kudus melalui firman Tuhan membuat hati kita tersentuh dan bertobat atau hati yang terangkat menyembah dalam pujian. Ingatlah bahwa pengalaman rohani setiap orang ketika Roh Kudus menjamahnya dapat berbeda-beda. Namun dimana Roh Kudus hadir di situ pasti ada pengalaman rohani yang indah.
 
3. Orang percaya memuji dan menyembah Tuhan.
    Saat para murid menerima pencurahan Roh Kudus dan dipenuhi, mereka memuliakan TUHAN [ayat 11]. Bukankah Tuhan Yesus mengajar bahwa Roh Kudus menuntun kita untuk memuliakan diriNya? [Yohanes 16: 13-14]. Rasul Paulus menegaskan bahwa saat kita dipenuhi Roh Kudus, maka kita akan memuji Tuhan Yesus, menaikkan nyanyian rohani, mazmur dan puji-pujian [Efesus 5:18-21]. Apakah kita penuh Roh Kudus? Ya, pencurahan Roh Kudus membuat hati kita bernyanyi. bagi Tuhan.
 
4. Orang percaya terdorong untuk memberitakan Injil.   
    Roh Kudus dicurahkan dan memenuhi murid-murid mereka menjadi  berani memberitakan Injil [ayat 12-40 band. Yohanes 20:19,26]. Ini yang terpenting, Roh Kudus diutus Tuhan supaya  kita menerima kuasa untuk menjadi saksi-Nya, memberitakan Injil [Lukas 24:48-49; KPR 1:8].  Bukan saja untuk menikmati pengalaman rohani, namun juga untuk memberitakan Injil.
    
    Di Turki, kita akan melihat ‘monumen’ gereja-gereja di Asia Kecil seperti yang ada di Alkitab, tetapi sayang, gereja-gereja tersebut sudah tidak ada. Monumen itu hanya untuk memperingati adanya gereja di sana. Nah, di hari Pentakosta ini apakah sekedar menjadi ‘monumen’ bagi kita? Pencurahan Roh Kudus memungkinkan kita untuk dipenuhi oleh Roh Kudus, memuliakan Tuhan Yesus dan menerima kuasaNya untuk memberitakan Injil. Tetapi apakah kita sedang mengalami Roh Kudus Allah? Apakah dipenuhi oleh Roh-Nya? Dan masih memberitakan Injil? Jangan biarkan Pentakosta hanya jadi monumen. Tuhan Yesus memberkati. 

Pdt. Lukas Widiyanto, M.Th.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN