Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Sabtu, 28 Juni 2014

MEMBERI YANG TERBAIK


Markus 14:3-9

        Markus 14:3-9 menceritakan tentang seorang perempuan yang belajar memberi yang terbaik bagi Yesus. Nampaknya kisah ini adalah kisah Maria [saudari Lazarus] yang belajar memberi yang terbaik bagi Yesus, Guru dan Tuhan-nya [Bandingkan Yohanes 12:1-8;Markus 26:6-13]. Maria telah memberi yang terbaik bagi Tuhan Yesus. Apakah kita sudah memberi yang terbaik bagi Tuhan kita, Yesus? Mau belajar memberi yang terbaik bagi Yesus? Mari kita renungkan kebenaran-kebenaran yang diajarkan maria bagi kita tentang memberi yang terbaik.
 
1. Memberi yang terbaik selagi ADA kesempatan [ayat 6-7].
     Maria menggunakan kesempatan yang terbaik, yang dimilikinya untuk belajar memberi yang terbaik bagi Yesus. Ya, Maria memiliki ‘kesempatan’ [ayat 3]. Tahukah Saudara, bahwa itu adalah kesempatan yang terbaik, yang tidak akan terulang? Sebab setelah peristiwa itu Yesus ditangkap dan kemudian disalibkan. Andai saja Maria melewatkan hari itu dan berpikir “besok aja lah, kan masih ada waktu”, maka Maria kan menyesal. Berilah yang terbaik selagi Saudara memiliki kesempatan karena kesempatan tidak akan terulang kembali. Maria bukan hanya memiliki kesempatan untuk memberi yang terbaik, tetapi dia memilki minyak narwastu yang murni, yang mahal untuk dipersembahkan. Bukankah ini “kesempatan”? Bila Maria tidak memiliki minyak, tentu saja dia tidak bisa memberi yang terbaik. Bila Saudara ada, diberkati, bukankah ini saat belajar memberi yang terbaik? Terakhir, Tuhan Yesus TIDAK selalu bersama-sama Maria. Inilah kesempatan untuk memberi yang terbaik. Jangan lewatkan kesempatan untuk memberi yang terbaik bagi Tuhan kita, Yesus karena kesempatan itu akan berlalu. 
 
2. Memberi yang terbaik, memberi yang paling baik yang kita miliki [ayat 6-7].
    Tuhan Yesus berfirman: “Maria telah melakukan ‘apa yang dapat ia lakukan.” Maksud Tuhan Yesus, Maria telah melakukan yang terbaik, melakukan apa yang dia dapat lakukan. Ini yang pemberian terbaik. Pemberian yang terbaik adalah pemberian yang paling baik yang dimilikinya. BUKAN “apa adanya”. Maria memeriksa apa yang paling mahal, paling baik yang pantas diberikan kepada Guru dan TUHAN-nya. Dan matanya tertuju pada minyak narwastu murni yang mahal harganya [ayat 3].  Pemberian yang terbaik BUKAN “seadanya”.  Maria memberi yang terbaik, bukan seadanya. Apakah kita memberi yang terbaik bagi Tuhan kita, Yesus? Jangan seperti Yudas Iskariot. Dia seorang murid, tetapi PELIT. Orang yang pelit dan kikir tidak mungkin dapat memberi yang terbaik. Biasanya karena kikir, justru orang-orang yang demikian, seperti Yudas Iskariot, adalah pencuri milik Tuhan [Yohanes 12:4-6]. Yang lebih memprihatinkan karena sifat kikir bertumbuh, pada akhirnya Yudas Iskariot bahkan mencari keuntungan dengan menjual Tuhan Yesus [Markus 13:10-11 band. Matius 26:14-16]. Jangan biarkan kekikiran bertahta di hati sehingga kita sulit memberi yang terbaik bagi Tuhan kita, Juruselamat kita.
 
3. Memberi yang terbaik, bukanlah kita, tapi Yesus lebih dahulu [ayat 8].
     Ucapan Tuhan Yesus mengindikasikan bahwa Maria tahu sebentar lagi Yesus akan menderita, mati dan dikuburkan [ayat 7,8 Bandingkan Lukas 10:38-39; 9:22,44]. Ya, Maria tentu saja telah mendengar ajaran tentang kematianNya. Dan meski samar-samar mungkin saja Maria tahu mengapa Yesus harus menderita, mati dan dikuburkan. Tuhan Yesus mati bagi diriNya. Itu sebabnya Maria belajar memberi yang terbaik bagi Tuhan Yesus. Maria tahu PEMBERIAN TERBAIK dari pihak Yesus, Tuhan-Nya, terlebih dahulu. Maria tahu Bukan hanya kasih dan perhatian Yesus [Yohanes 11:33-35]. Atau  bukan hanya dibangkitkannya Lazarus, kakaknya. Tetapi karena Yesus memberikan NYAWA-NYA. Bukankah kita lebih mengetahui hal ini daripada Maria? Bukankah Tuhan Yesus telah mati bagi kita? Dia bukan hanya memberkati, menyembuhkan dan memelihara, tetapi mati bagi kita supaya dengan kematianNya kita beroleh hidup kekal. Bila kita sadar bahwa Tuhan Yesus-lah yang lebih dahulu memberi kita pemberian yang terbaik, yaitu diriNya sendiri, apakah ada yang terlalu besar untuk dipersembahkan kepadaNya? Mari belajar memberi yang terbaik bagi Tuhan dan Juruselamat kita. Dengar suara nyanyian “B’rilah yang terbaik, b’rilah yang terbaik, Tuhan sudah memberikan yang terbaik, apa yang kau b’ri...”

Pdt. Lukas Widiyanto, M.Th.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN